Sebut Galuh Brutal, Guru Besar Sejarah UNPAD: Ridwan Saidi Kurang Baca

Nina teliti Kerajaan Galuh selama 35 tahun dan belum selesai

Bandung, IDN Times - Pernyataan Ridwan Saidi soal tidak ada Kerajaan Sunda Galuh dan Galuh berarti Brutal menuai banyak kritikan. Guru Besar Sejarah dari Universitas Padjajaran, Profesor Nina Herlina Lubis pun akan bicara terkait persoalan tersebut.

Menurut Lina, penilaian Ridwan Saidi terkait Kerajaan Galuh dengan diartikan "Brutal" itu akibat kurang banyak baca buku.

"Ridwan Saidi mungkin hanya baca kamus bahasa Armenia, bahwa kata galuh artinya brutal, dia juga mengatakan Kerajaan Galuh tidak ada. Saya katakan mungkin bapak Ridwan hanya membaca sumber yang terbatas," ujar Nina saat dihubungi IDN Times, Selasa (18/2).

1. Ridwan Saidi sampaikan sejarah dengan metode keliru

Sebut Galuh Brutal, Guru Besar Sejarah UNPAD: Ridwan Saidi Kurang Baca(Guru Besar Sejarah dari Universitas Padjajaran, Profesor Nina Herlina Lubis) IDN Times/Doc Pribadi

Nina mengatakan, Ilmu Sejarah adalah ilmu terbuka, siapapun boleh membuat penelitian dan menulis sejarah termasuk Ridwan Saidi. Namun, sangat disayangkan ketika menyampaikan kepada publik tentang sejarah tidak mengikuti kaidah Ilmu Sejarah.

"Ilmu Sejarah itu, kita harus menempuh metode sejarah, dan itu terdiri dari empat tahap, salah satunya ada namanya hiristik dan beberapa lainnya, itu harus ditempuh," ungkapnya.

2. Ridwan Saidi melukai peneliti Kerajaan Sunda

Sebut Galuh Brutal, Guru Besar Sejarah UNPAD: Ridwan Saidi Kurang BacaIDN Times/Galih Persiana

Nina menuturkan, pernyataan Ridwan Saidi tentang kerajaan galuh sangat melukai peneliti, Ia mengatakan, selama 35 tahun meneliti Kerajaan Galuh dan beberapa kerajaan lain di tatar sunda, merasa sangat miris mendengar pernyataan Ridwan Saidi.

"Saya teliti itu dari tahun 1984 tentang Kerajaan Galuh dan kerajaan sunda itu sampai 2019 itu belum selesai. Bayangkan. Bapak Ridwan boleh saja gunakan kebebasan itu, tapi harus tanggung akibatnya bila masyarakat Galuh marah," tuturnya.

Baca Juga: Polisi Terus Memburu Anggota-anggota Kekaisaran Sunda Empire

3. Ridwan Saidi hanya peminat sejarah

Sebut Galuh Brutal, Guru Besar Sejarah UNPAD: Ridwan Saidi Kurang BacaIDN Times/Galih Persiana

Nina meminta Ridwan Saidi bisa lebih objektif dalam menjelaskan Kerajaan Galuh dan arti kata galuh kepada publik. Menurutnya, Ridwan Saidi bukan sosok sejarawan melainkan hanya peminat sejarah semata.

"Pak Ridwan lebih baik baca semua hasil penelitian orang lain, coba bersikap objektif. Beliau bukan sejarawan hanya peminat sejarah," ucapnya.

"Kalau merasa melukai masyarakat galuh, tidak terhormat jika tidak minta maaf," tambahnya.

Baca Juga: Bikin Gaduh, Majelis Adat Samakan Ridwan Saidi dengan Sunda Empire

4. Tidak ada Kerajaan Galuh di Ciamis, Galuh berarti Brutal

Sebut Galuh Brutal, Guru Besar Sejarah UNPAD: Ridwan Saidi Kurang Bacahttps://reportasee.com

Sebagaimana diketahui, Kontroversi pernyataan Ridwan Saidi bermula dari video dari akun YouTube Macan Idealis, yang diunggah pada Rabu (12/2). Dalam video tersebut, Ridwan Saidi mengatakan bahwa tidak ada Kerajaan Galuh di Kabupaten Ciamis. Menurutnya indikator kerajaan pada suatu daerah di masa lampau bisa dilihat dari infrastruktur ekonomi, seperti sisa-sisa pelabuhan niaga.

Di video yang sama, Ridwan juga bercerita bahwa banyak orang yang percaya bahwa Kerajaan Sunda Galuh berpusat di Ciamis. Kata dia, arti dari Galuh adalah brutal. Ia pun menyanggah adanya peristiwa sejarah di mana Ratu Diah Pitaloka hendak dinikahi Hayam Wuruk-yang memicu Perang Bubat.

Baca Juga: Kekuasaan Sunda Empire Hancur, Begini Komentar Majelis Adat Sunda

5. Ridwan Saidi diminta datang ke Ciamis dan meluruskan pernyataannya

Sebut Galuh Brutal, Guru Besar Sejarah UNPAD: Ridwan Saidi Kurang BacaIDN Times/Azzis Zulkhairil

Dihimpun dari berbagai sumber, pernyataan Ridwan Saidi mendapat respons negatif dari berbagai tokoh di Jawa Barat. Misalnya Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis, Yat Rospia Brata, yang menyebut semua pernyataan Ridwan Saidi tentang Kerajan Galuh tidak benar. Bahkan ia pun meminta penjelasan Ridwan soal sumber pendapatnya terkait Kerajaan Galuh.

Selain itu, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya juga berkomentar, kata Galuh yang berarti brutal sebagaimana yang disebutkan Ridwan Saidi itu tidak benar. Pasalnya warga Ciamis justru bangga dengan Galuh. Ia pun meminta Ridwan Saidi segera mengklarifikasi pernyataannya tersebut.

Terakhir, orang nomor satu di Jabar, Ridwan Kamil turut angkat bicara. Menurut dia, pernyataan Ridwan Saidi soal tidak ada Kerajaan Galuh di Ciamis itu tak sesuai fakta. Ia juga meminta Ridwan Saidi mengklarifikasi atau membuktikan statement-nya kepada masyarakat Ciamis.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya