Rumah Gorong-gorong di Bandung Jadi Bukti Masalah Kemiskinan Diabaikan

Berdasarkan data BPS, kemiskinan di Bandung terus bertambah

Bandung, IDN Times - Persoalan kemiskinan di Kota Bandung masih belum terselesaikan. Fenomena rumah dalam gorong-gorong menjadi bukti bahwa masih banyak warga miskin yang belum mendapatkan perhatian pemerintah.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, jumlah penduduk miskin di Kota Bandung pada bulan Maret 2020 mencapai 100,02 ribu orang. Angka ini bertambah sebanyak 15,35 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2019 yang berjumlah 84,67 ribu orang.

Garis Kemiskinan Kota Bandung pada Maret 2020 berpendapatan Rp500.452 per kapita per bulan, sedangkan pada Maret 2019 Rp474.448. Selama Periode Maret 2019 hingga Maret 2020 terjadi kenaikanan sebesar Rp26.004.

1. Fenomena ini hal yang biasa untuk kota besar

Rumah Gorong-gorong di Bandung Jadi Bukti Masalah Kemiskinan DiabaikanInstagram Kadis PU Bandung

Pengamat sosial yang juga Ketua Pusat Studi Politik dan Demokrasi FISIP Unpad, Ari Ganjar Herdiansah mengatakan, fenomena itu pada dasarnya sudah terjadi dari dahulu. Hanya saja, saat ini kemudian menjadi viral dan menarik perhatian masyarakat.

Ia kemudian beranggapan bahwa orang yang tinggal dalam gorong-gorong di Kota Bandung bukan berarti warga asli Kota Bandung. Menurutnya, bisa saja yang tinggal ternyata warga luar kota.

"Itu sudah biasa sebetulnya. Selama wilayah di sekitar atau luar Bandung masih banyak yang miskin, maka akan selalu tertarik untuk datang ke Kota Bandung," ujar Ari saat dihubungi, Rabu (25/8/2201).

2. Fenomena ini akan terus ada selama kemiskinan masih belum diselesaikan

Rumah Gorong-gorong di Bandung Jadi Bukti Masalah Kemiskinan DiabaikanInstagram Kadis PU Bandung

Warga miskin yang tinggal dalam gorong-gorong seperti itu biasanya merupakan masyarakat dengan pendapatan yang jauh dari standar. Adapun peristiwa ini dinilai akan tetap ada selama persoalan kemiskinan masih belum terselesaikan.

"Masalahnya, selama masih ada kemiskinan di Kota Bandung maupun daerah sekitar, itu fenomena semacam itu pasti selalu ada. Jadi meskipun sudah ditangani, pembinaan, operasi yustisi, dan lainnya pasti akan ada lagi," katanya.

3. Kota Bandung harus bisa menekan indeks kemiskinan warganya

Rumah Gorong-gorong di Bandung Jadi Bukti Masalah Kemiskinan DiabaikanInstagram Kadis PU Bandung

Solusi untuk meminimalisir masalah ini yaitu bisa dengan menggunakan beberapa pendekatan. Ari bilang, secara pendekatan makro pemerintah kota harus menurunkan indeks kesenjangan sosial.

"Indeks kesenjangan itu faktor kontribusi yang paling besar sehingga muncul masalah-masalah yang semacam ini," katanya.

Selain itu, pemerintah kota juga melakukan penanganan terbatas, melalui pemeriksaan, dan pemantauan di sudut kota yang biasanya dijadikan tempat tinggal tuna wisma dan lainnya.

"Ini perlu dilihat dan dipantau bagaimana mereka tinggal, apakah hidupnya layak, apakah suka menimbulkan masalah. Di samping itu, kehadiran mereka itu diikuti oleh masalah-masalah sosial," kata dia.

4. Pemkot Bandung tidak serius tangani kemiskinan

Rumah Gorong-gorong di Bandung Jadi Bukti Masalah Kemiskinan Diabaikan

Selain Ari, sosiolog Unpad lainnya, Budi Rajab mengatakan, warga yang tinggal di gorong-gorong merupakan warga miskin yang tidak memiliki rumah. Pemerintah Kota Bandung dalam hal ini belum bisa menangani kemiskinan.

"Kemiskinan belum tertangani dengan maksimal oleh pemerintah Kota Bandung. Kemiskinan di Indonesia masih banyak meskipun di zaman Joko Widodo menurun tetapi masih di ada perkotaan dan di pedesaan," katanya.

Ia menyarankan Pemkot Bandung harus serius memberikan bantuan, dan tidak bisa membiarkan persoalan ini begitu saja. Menurutnya, Pemkot Bandung harus menyediakan tempat tinggal layak atau pemukiman untuk orang miskin.

"Mau melalui rusun atau apapun itu tapi yang penting ada tempat berteduh untuk mereka. Ada tempat mereka," kata dia.

5. Fenomena rumah gorong-gorong diungkap oleh Kadis PU Kota Bandung

Rumah Gorong-gorong di Bandung Jadi Bukti Masalah Kemiskinan DiabaikanPexels.com/ronailson

Seperti diketahui, pada Selasa (24/8/2021), Dinas Pekerjaan Umum menemukan adanya drainase atau saluran air di Jalan Djununan, Pasteur, Kota Bandung yang dijadikan tempat menginap sejumlah orang tidak dikenal.

Hal itu diketahu setelah Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Didi Ruswadni mengunggah video dalam akun Instagram pribadi miliknya, @didi_ruswandi.

Dalam unggahannya itu Didi memasukan dua video di mana salah satu videonya memperlihatkan adanya alat yang dijadikan tempat tidur dan tempat menjemur pakaian di dalam drainase.

"Ini drainase di jalan Djoendjoenan dipakai buat rebahan. Drainase jalanan yah. Ini memperlihatkan bagaimana tidak menyangkut air (tersumbat)," ujar Didi.

6. Wali Kota Bandung minta camat dan Dinsos tangani persoalan ini

Rumah Gorong-gorong di Bandung Jadi Bukti Masalah Kemiskinan DiabaikanWali Kota Oded M. Danial (IDN Times/Istimewa)

Sedangkan, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengatakan, peristiwa itu tengah ditindaklanjuti, dan telah menugaskan aparat kewilayanan di Kecamatan Cicendo untuk mengecek status kependudukan warga yang diduga tinggal digorong-gorong tersebut.

Jika warga tersebut beridentitas Kota Bandung maka akan diupayakan untuk bisa tinggal di tempat yang layak. Namun jika ternyata warga luar kota, maka Pemkot Bandung akan membantunya untuk kembali ke kampung halamannya.

"Mang Oded juga telah meminta Dinas Sosial untuk menanganinya," kata dia.

Baca Juga: Gorong-gorong dan Gali Tanah ke Dalam Toko Jadi Akses Pencuri Beraksi

Baca Juga: Lima Hari Hilang, Jasad Pelajar Balikpapan Ketemu di Gorong-gorong 

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya