Rencana Kenaikan Harga BBM Belum Pengaruhi Harga Barang Pokok di Jabar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) belum memengaruhi harga sembilan bahan pokok atau kebutuhan pokok masyarakat alias kepokmas di Jabar. Harga bahan pangan dasar ini dipastikan masih dalam kondisi stabil.
Kepala Disperindag Jabar, Iendra Sofyan mengatakan, berdasarkan pantauan terakhir stabilitas harga pangan masih normal. Artinya, belum ada dampak yang signifikan dari kenaikan harga BBM.
"Saat ini belum ada kebaikan. Jadi terakhir itu hanya telur Rp31 ribu dan ini sudah koordinasi dengan Dinas Ketahan Pangan, dan Insyaallah bulan depan turun lagi," ujar Iendra, Sabtu (27/8/2022).
1. Disperindag Jabar tengah koordinasi dengan lembaga terkait
Mengenai kenaikan pasti harga BBM, Iendra menjelaskan, persoalan ini masih dalam koordinasi. Disperindag Jabar sendiri belum mendapatkan keputusan resmi mengenai kenaikan harga BBM ini.
"Saya koordinasi dengan Pertamina dan Dinas ESDM, dan nanti kita lihat mana saja yang naik. Ada juga koordinasi dengan teman Dinas Perhubungan, bagaimana terjadi dengan logistik angkot dan segala macem," ungkapnya.
2. Presiden akan umumkan kenaikan harga BBM Senin mendatang
Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan Jokowi akan mengumumkan kenaikan harga Pertalite dan Solar subsidi pekan depan.
"Nanti mungkin minggu depan presiden akan mengumumkan mengenai apa bagaimana mengenai kenaikan harga ini," kata Luhut dalam Kuliah Umum Universitas Hasanuddin, Jumat (19/8/2022).
3. Subsidi BBM buat APBN ngos-ngosan
Luhut menjelaskan, Jokowi sudah menunjukkan indikasi untuk menaikkan harga BBM. Sebab, harga BBM tidak mungkin terus-terusan ditahan karena membebani APBN.
"Jadi Presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan terus demikian, karena kita harga BBM termurah di kawasan ini. Kita jauh lebih murah dari yang lain dan dan itu beban terlalu besar kepada APBN kita," tuturnya.
Baca Juga: Tolak Kenaikan Harga BBM, Buruh Gelar Demo Massal Awal September
Baca Juga: APBN Ngos-ngosan untuk Tambah Subsidi BBM Rp195 Triliun