PVMBG: 26 Bencana Gempa Bumi Terjadi di Indonesia Selama 2021

Gempa Bumi di 2021 tertinggi selama 20 tahun terakhir!

Bandung, IDN Times - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi mencatat ada sebabyak 26 kejadian bencana gempa bumi terjadi selama 2021. Dari jumlah itu, beberapa di antaranya merusak dan mengakibatkan korban jiwa.

Supartoyo, Koordinator Mitigasi Gempa Bumi Dan Tsunami, PVMBG Badan Geologi mengatakan, kejadian gempa bumi pada tahun 2021 merupakan tertinggi dalam kurun 20 tahun terakhir.

"Kejadian gempa bumi merusak tahun 2021 diawali dengan gempa bumi di Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah tanggal 4 Januari 2021 dan diakhiri oleh kejadian gempa bumi Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku pada tanggal 30 Desember 2021," ujar Supartoyo, melalui keterangan resminya, Senin (3/1/2022).

1. Gempa bumi Mamuju paling banyak akibatkan korban jiwa

PVMBG: 26 Bencana Gempa Bumi Terjadi di Indonesia Selama 2021Lokasi pengungsian korban gempa di Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat dipenuhi lumpur, Sabtu (16/1/2021) IDN Times/Kristina Natalia

Kejadian gempa bumi merusak itu, dikatakan Supartoyo, mengakibatkan jumlah korban jiwa 119 orang meninggal dan 6.803 orang luka-luka. Adapun gempa bumi yang mengguncang di beberapa daerah di Indonesia memiliki kekuatan berbeda-beda.

"Selama 2021 kejadian gempa bumi yang mengakibatkan dampak besar adalah gempa bumi Mamuju, 15 Januari 2021 dengan magnitudo (M 6,2) pada kedalaman 10 kilometer," ucapnya.

Dari kejadian gempa bumi Mamuju, Supartoyo bilang, ada 105 meninggal, 6.489 orang luka-luka, dan kantor Gubernur Sulawesi Barat mengalami rusak berat. Selain itu, terjadi gerakan tanah cukup masif yang menutup jalur trans Sulawesi di daerah Tappalang, retakan tanah dan likuefaksi.

2. Ada kejadian bencana gempa bumi swarm

PVMBG: 26 Bencana Gempa Bumi Terjadi di Indonesia Selama 2021ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan

Kemudian, Supartoyo mengatakan, selama 2021 terdapat satu kejadian gempa bumi yang merusak dan memicu terjadinya tsunami, yaitu kejadian gempa bumi Teluk Taluti, Kabupaten Maluku Tengah tanggal 16 Juni 2021.

Peristiwa tsunami itu dijelaskannya, dipicu oleh gerakan tanah akibat guncangan gempa bumi dengan magnitudo (M 6,1) pada kedalaman 10 kilometer, "Tsunami teramati di Pelabuhan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah dengan tinggi rendaman (flow depth) sekitar 1 meter," katanya.

Sedangkan, untuk peristiwa lainnya, Supartoyo bilang, ada bencana gempa bumi swarm (swarm earthquake) pada tanggal 23 Oktober hingga awal bulan November 2021 yang mengakibatkan kerusakan bangunan di daerah Ambarawa, Kabupaten Semarang.

"Menurut BMKG kejadian gempa bumi swarm ini diakibatkan oleh sesar aktif berarah utara-selatan. Sesar aktif ini sebelumnya belum teridentifikasi," ujarnya.

3. Beberapa gempa bumi terjadi karena sesar aktif

PVMBG: 26 Bencana Gempa Bumi Terjadi di Indonesia Selama 2021ANTARA FOTO/Ella de Fretes

Supartoyo menambahkan, kejadian gempa bumi merusak 2021 sebagian besar bersumber dari sesar aktif, dan beberapa yang bersumber dari zona penunjaman. Menurutnya, ada hal menarik dari kejadian gempa bumi merusak 2021, yaitu terdapat beberapa kejadian gempa bumi yang sumbernya belum terdidentifikasi sebelumnya.

Gempa bumi itu disebutkannya, ada gempa bumi Tehoru Maluku Tengah tanggal 16 Juni 2021, gempa bumi Mamasa tanggal 22 Juli 2021, gempa bumi Tojo-Una-Una (tanggal 26 Juli 2021 dan 28 Agustus 2021), gempa bumi Brebes tanggal 28 September 2021.

Kemudian, ada juga gempa bumi Bangli-Karangasem tanggal 16 Oktober 2021, gempa bumi Ambarawa tanggal 23 Oktober hingga awal bulan November 2021, gempa bumi Seram Utara tanggal 4 November 2021, dan gempa bumi Kepulauan Selayar tanggal 14 Desember 2021.

4. Penyelidikan gempa bumi harus terus dilakukan

PVMBG: 26 Bencana Gempa Bumi Terjadi di Indonesia Selama 2021Sebuah rumah rusak terdampak akibat gempa bumi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Minggu (17/1/2021). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Kegiatan penyelidikan gempa bumi, kata Supartoyo harus terus dilakukan. Sebab, dengan penyelidikan akan diketahui karakteristik sumber-sumber gempa bumi yang belum teridentifikasi.

Kemudian, karakteristik dan sumber diidentifikasi kembali sebagai masukan untuk melakukan pemutakhiran peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa Bumi.

"Peta KRB Gempa Bumi berguna untuk mendukung kegiatan mitigasi, dan masukan pada revisi penataan ruang. Hanya dengan upaya mitigasi, risiko dari kejadian gempa bumi yang mungkin akan berulang dapat diminimalisir," kata dia.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Waspada

Baca Juga: PVMBG: Banjir Bandang di Cisarua Ancaman Permanen yang akan Terulang

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya