Pengamat: Normal Baru Jabar Baiknya Tidak Diberlakukan untuk SD dan TK

Siswa SD dan TK beda dengan SMA dan SMP

Bandung, IDN Times - Dewan Pendidikan Kota Bandung dan Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Kota Bandung menilai new normal atau normal baru belum tepat dilakukan di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Taman Kanak-kanak (TK).

Sekertaris Dewan Pendidikan Kota Bandung, Irianto mengatakan, normal baru untuk tingkat SD dan TK berbeda dengan SMA dan SMP. Menurutnya, tingkat SD dan TK siswa lebih susah diatur.

"Siswa SMA/SMK dan SMP itu menjelang dewasa gampang di kasih tau dan mengerti. Bagaimana anak TK kan mereka belajar dengan bermain," ujar Irianto saat dihubungi, Kamis (28/5).

1. Guru juga belum tentu mampu mengatur siswa SD dan TK

Pengamat: Normal Baru Jabar Baiknya Tidak Diberlakukan untuk SD dan TKwww.dwiaditya.web.id

Irianto menjelaskan, murid TK dan SD tidak mudah untuk diberitahu tentang pencegahan COVID-19. Selain itu, guru juga tidak mudah untuk memberikan edukasi pencegahan COVID-19 selama normal baru.

"Satu kelas 36 siswa, guru juga butuh istirahat. Jadi itu perlu diperhatikan bukan cuma sarana prasarana saja juga manusianya," ungkapnya.

2. "Jangan ada klaster baru tingkat SD dan TK"

Pengamat: Normal Baru Jabar Baiknya Tidak Diberlakukan untuk SD dan TKIlustrasi Belajar dari Rumah (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Orang tua bisa saja memahami dan memberikan edukasi pada muridnya terkait normal baru. Namun, menurutnya, dalam keadaan pandemik COVID-19 beberapa orang tua siswa juga pasti memikirkan keadaan ekonomi.

"Dalam keadaan seperti ini, orang tua tidak bisa dikatakan mampu semuanya. Beberapa orang tua juga pasti memikirkan ekonomi," jelasnya.

Adapun jika ekonomi orang tua siswa stabil maka seluruh orang tua pasti akan memberikan perlengkapan lebih terkait pencegahan COVID-19. Kekhawatiran klaster baru pada tingkat sekolah pun pasti tidak terjadi.

"Kalau ekonomi stabil orang tua pasti berikan alat kesehatan atau pencegahan COVID-19 yang jelas. Tidak semua orang tua mampu saat keadaan seperti ini," kata dia.

3. Sebelum diberlakukan normal baru bagi SD dan TK, sebaiknya dilakukan uji coba dahulu

Pengamat: Normal Baru Jabar Baiknya Tidak Diberlakukan untuk SD dan TKIlustrasi Belajar dari Rumah (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Dihubungi terpisah, ketua Fortusis Kota Bandung, Dwi Subawanto mengatakan, normal baru untuk tingkat TK dan SD ada baiknya tidak diberlakukan terlebih dahulu. Menurutnya, hal tersebut harus melalui persiapan dan uji coba yang matang. 

"Harusnya ada uji coba dahulu di sekolah, misal diberlakukan di tempat yang padat penduduk dan tidak padat penduduk. Siswa SD dan TK itu banyak," ujar Dwi.

Ia mengungkapkan, uji coba tersebut bisa dibilang menjadi transisi. Ia mengatakan, dengan masa transisi tersebut penularan COVID-19 pada siswa SD dan TK juga bisa diminimalisir.

"Namanya bocah remaja itu masih rindu apalagi lama tidak ketemu dan ini pasti bersentuhan kalau ketemu. Sementara penyebaran corona melalui kontka fisik, mangkanya berbahaya," katanya.

4. Fortusis tidak setuju normal baru diberlakukan di SD dan TK

Pengamat: Normal Baru Jabar Baiknya Tidak Diberlakukan untuk SD dan TKilustrasi belajar online (IDN Times/Mela Hapsari)

Ia menekankan, Fortusis tegas meminta agar pemerintah tidak memberlakukan terlebih dahulu skema norma baru untuk SD dan TK. Menurutnya, bisa saja diterapkan asal dengan ketentuan aturan yang jelas dan tidak memberatkan.

"Kami tidak setuju dan saya belum tau skenario seperti apa. Segera sosialisasi dan aturannya yang jelas," kata dia.

Baca Juga: Pemkot Bandung akan Terapkan Sanksi Sosial Bagi Pelanggar PSBB

Baca Juga: Ini Alasan Pemkot Memperpanjang PSBB Kota Bandung hingga 29 Mei

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya