Penerima Bansos Corona Tahap I dan II Kota Bandung Sempat Bermasalah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pemberian bantuan sosial (Bansos) atau Jaringan Pengaman Sosial (JPS) pandemik corona di Kota Bandung pada tahap I dan II ternyata sempat bermasalah.
Kepala Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan (Dinsosnangkis) Kota Bandung, Tono Rusdiantono menyebutkan, masalah ini terletak pada Data Terpadu kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dilakukan oleh RT/RW tidak tepat sasaran.
1. Ada nama bayi masuk dalam DTKS
Ia menuturkan, data penerima JPS berdasarkan DTKS sempat rancu karena ada salah satu kelurahan memasukkan nama warga tidak sesuai aturan. Bahkan, ada petugas yang memasukan nama anak yang masih belum cukup umur.
"Ada data penerima yang tidak sesuai kriteria. Bahkan ada temuan aparat kewilayahan yang memasukkan bayi untuk mendapat bansos," ujar Tono di Balai kota Bandung pada Selasa (20/10).
2. Satu keluarga juga ada yang dapat bansos
Dari kekacauan data ini, Tono menjelaskan, petugas Dinsosnakis langsung turun ke jalan dan mengecek langsung. Dari hasil penelusuran ternyata benar bahwa ada anak balita di masukan dalam DTKS. Selama penelusuran, kemudian ada juga ditemukan beberapa kasus baru.
"Ada anak ibu, adiknya dapet (bansos). Enam anggota keluarga dapet. Jangan ada permainanlah yah harusnya, minta kejujurannya," ungkapnya.
3. Dinsosnakis tidak berikan sanksi pada pihak yang mengacaukan data DTKS
Tono menuturkan, masalah itu saat ini sudah selesai dan pada pihak-pihak yang terlibat memanipulasi data ini tidak diberikan sanksi khusus. Menurutnya, petugas bisa saja saat itu sedang sibuk dan langsung memasukkan data ini.
"Kita memang tidak memberikan sanksi, kita upayakan mediasi dulu lalu verifikasi ulang. Jika ada temuan yang tidak sesuai ya kita cut (potong/batalkan)," katanya.
4. Bansos tahap III akan segera direalisasikan dalam waktu dekat
Seperti diketahui, saat ini JPS tahap III akan direalisasikan dalam dekat. Adapun jumlah yang sudah dihitung saat ini ada sekitar empat ribu lebih. Angka ini belum final dan masih terdiri dari data warga miskin Kota Bandung sebelum pandemik dan data warga yang kini terdampak selama pandemik.
"Data ini gabungan tidak hanya warga miskin Kota Bandung tapi ada yang terdampak juga. Ini kan pandemik jadi tidak cuma pengusaha saja terdampak, masyarakat juga terdampak. Ini juga nanti akan di data masuk DTKS," kata dia.
Baca Juga: Ada Tiga Bangunan Liar, Pembangunan Rumah Deret Tamansari Terhambat!
Baca Juga: Langgar Protokol Kesehatan, Satpol PP Bandung Kumpulkan Rp50 Juta