Pemprov Jabar: Panen Raya Padi Berlangsung April 2024

Penen berlangsung di 200 ribu hektare lahan pertanian

Bandung, IDN Times - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Jawa Barat memastikan masa panen raya akan berlangsung pada bulan April-Juni 2024. Kondisi ini mengalami keterlambatan karena terdampak El Nino dalam beberapa bulan kemarin.

Kepala DTPH Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayat mengatakan, masa tanam padi di Jawa Barat mengalami keterlambatan, sehingga masa panen juga mundur menjadi bulan April.

"Bulan panen itu bulan April, Mei ini panen raya sebesar hampir diatas 200 ribu hektare diperkirakan rata-rata Gabah Kering Giling (GKG) 5,7 ton di seluruh wilayah Jawa Barat," ujar Dadan, Rabu (13/3/2024).

1. Pemprov Jawa Barat akui Januari-Februari beras minus

Pemprov Jabar: Panen Raya Padi Berlangsung April 2024ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/Spt

Dadan mengakui, Jawa Barat sempat mengalami penurunan hasil panen padi karena terdampak El Nino yang membuat masa panen yang seharusnya bisa terjadi pada bulan Maret kini mundur ke April. Akhirnya, Pemerintah Provinsi meminta bantuan Bulog.

"Januari dan Februari memang minus akhirnya minta bantuan Bulog untuk kecukupan beras pangan secara akumulasi sampai April aman saja," ucapnya.

2. Stok beras terselamatkan karena ada bantuan Bulog

Pemprov Jabar: Panen Raya Padi Berlangsung April 2024Freepik

Dengan sudah adanya bantuan dari Bulog, Dadan memastikan kebutuhan beras masih dapat terpenuhi hingga waktunya para petani menemui panen. Artinya, masyarakat jangan khawatir kekurangan beras, karena stok hingga bulan April masih tersedia.

"Surplus bulan Maret apalagi April. Ada bantuan dari Bulog waktu para petani terdampak El Nino, jadi aman hingga panenan raya," katanya.

3. Panen bisa terancam puso akibat banjir di Cirebon

Pemprov Jabar: Panen Raya Padi Berlangsung April 2024Istimewa/ Pj Bupati Majalengka saat ikut panen raya

Meski begitu, panen raya ini juga terancam adanya peristiwa bencana alam banjir bandang yang terjadi di wilayah Cirebon. Dadan mengatakan, banjir ini bisa saja berdampak pada wilayah pertanian masyarakat, dan menciptakan puso.

"Banjir dan kekeringan itu merupakan fenomena iklim, dan pastinya akan berpengaruh pada pertanian masyarakat. Dampaknya bisa mengakibatkan puso (padi tidak mengeluarkan hasil)," kata dia.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga kini tengah melakukan pendataan potensi lahan perkebunan yang tidak dimanfaatkan untuk kemudian dijadikan lahan pertanian di kabupaten dan kota. Selain itu, Dadan menambahkan, ada juga program hilirisasi lahan sawah tanah hujan.

"Lahan sawah tanah hujan itu kalau bisa dimanfaatkan tanam padi, angka panennya kita punya potensi 300 ribu hektare itu bisa untuk dua kali tanam," kata dia. 

Baca Juga: Jokowi Beri BLT 1.360 Petani Jateng: Sawah Puso saat Banjir Tahun 2023

Baca Juga: Ratusan Hektare Jagung Terancam Puso, Warga Bima Salat Minta Hujan

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya