Pemprov Jabar Klaim Terus Buat Inovasi untuk Solusi Pengelolaan Sampah

Warga diminta mengurangi sampah plastik di rumah

Bandung, IDN Times - Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2020, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) terus mencari jalan keluar untuk menyadarkan masyarakat agar dapat mengelola dengan benar dan mengurangi konsumsi sampah plastik.

Ridwan Kamil alias Emil, Gubernur Jabar mengatakan, dalam memperingati HPS 2022 perlu ada perubahan paradigma pengelolaan sampah yang mengakar dan terpadu dari hulu ke hilir.

"Hal itu agar dapat memberikan manfaat ekonomi, sumber daya dan lingkungan yang lebih sehat," ujar Emil dalam sambutan yang dibacakan Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Jabar Taufiq BS, di Bandung, Selasa (8/3/2022).

1. Komposisi sampah di Jabar masih banyak dari rumahan

Pemprov Jabar Klaim Terus Buat Inovasi untuk Solusi Pengelolaan Sampah ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Emil menjelaskan, pertambahan jumlah penduduk, perubahan konsumsi masyarakat hingga pandemi COVID-19 membuat sampah di Jabar makin bertambah. Hal ini menurutnya harus diselesaikan dengan baik.

"Tahun 2020 jumlah penduduk Jabar mencapai 49,9 juta jiwa dengan timbulan sampah yang mencapai 24,790 juta ton per hari, dengan komposisi sampah sisa makanan, plastik dan kertas karton," ungkapnya.

Berdasarkan pantauannya, sumber utama sampah plastik berasal dari kemasan (packaging) makanan dan minuman, kemasan consumer goods, kantong belanja, serta pembungkus barang lainnya. Adapun jumlah itu tergolong besar.

"Dari total timbulan sampah plastik, yang telah didaur ulang diperkirakan baru 10-15 persen saja. Sisanya, sebanyak 60-70 persen ditimbun di TPA, dan 15-30 persen belum terkelola dan terbuang ke lingkungan," katanya.

2. Sampah Bandung Raya sering kali langsung dikirim ke TPS Sarimukti

Pemprov Jabar Klaim Terus Buat Inovasi untuk Solusi Pengelolaan SampahPeringatan HPSN 2022 Jabar (Istimewa)

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, Prima Mayaningtyas mengatakan, sampah di Jabar masih menjadi persoalan pelik mengingat tingginya produksi sampah. Saat ini, produksi sampah juga masih mencapai puluhan ton.

"Dalam satu hari ada 24 ribu ton sampah di Jabar yang harus kita selesaikan. Sementara (target) pengurangan yang 30 persen diantaranya 2025 kenyataannya sekarang baru 5 sampai 10 persen harus kita kurangi," kata Prima.

Menurut Prima, dari TPS Sarimukti saja sampah Bandung Raya mencapai 2.000 ton/hari. Adapun sampah masih banyak ditemukan dari konsumsi keluarga.

"Jadi kita tidak hanya memperingati HPS, tapi kita berharap kepedulian masyarakat untuk membantu menyelesaikan urusan sampah ini. Kita yang produksi sampah kita juga yang menyelesaikan," katanya.

3. Ada beberapa bank sampah yang belum optimal

Pemprov Jabar Klaim Terus Buat Inovasi untuk Solusi Pengelolaan SampahPeringatan HPSN 2022 Jabar (Istimewa)

Kemudian, Prima menambahkan, salah satu kepedulian masyarakat mengolah sampah dihadirkan dengan menggandeng bank sampah yang jumlahnya di Jabar terus bertambah. Saat ini, bank sampah di Jabar mencapai jumlah 1.616 unit.

Keberadaan bank sampah, kata dia, bisa menghadirkan siklus ekonomi untuk masyarakat. Namun warga di level RT harus berkoordinasi secara terpadu agar semuanya dapat beroperasi secara maksimal.

"Dari 1.616 belum semua aktif ya, ada up and down, ada yang sekarang timbul dan hilang. Kami kolaborasi dengan platform digital, Octopus, MySmash, Greeny, Pointtrash, itu paling besar dan kita gunakan digital itu," katanya.

4. Bank sampah baru bisa mengelola 10-15 persen sampah

Pemprov Jabar Klaim Terus Buat Inovasi untuk Solusi Pengelolaan SampahPeringatan HPSN 2022 Jabar (Istimewa)

Adanya bank sampah yang sudah terhimpun dalam Asosiasi Bank Sampah Indonesia itu bisa mengelola hingga 30 persen sampah. Untuk saat ini, Prima bilang, bank sampah baru sanggup mengelola 10-15 persen sampah. 

"Kami sediakan bank sampah itu kalau bisa RT ada koordinasi dengan bank sampah setempat. Kita sudah sebar dan coba koordinasi dan apalagi sekarang ada aplikasi. Hanya saja tinggal siapa yang mau koordinasi," kata dia.

Baca Juga: IWD 2022: Isu Gender dan Krisis Iklim Sama Krusialnya di Mata Ninis

Baca Juga: Penutupan HPS ke 38, Pemerintah Siap Kawal Optimalisasi Lahan Rawa 

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya