Pemprov Jabar Bakal Usut Pencemaran Obat-obatan di DAS Citarum Hulu

Koordinasi dengan Satgas Citarum turut dilakukan

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengusut pencemaran sungai DAS Citarum Hulu oleh obat paracetamol hingga amoxilin. Temuan itu sendiri berdasarkan hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin mengatakan, hasil riset BRIN ini sudah ditindaklanjuti bersama beberapa instansi terkait yang turut menangani persoalan sungai Citarum.

"Kami masih teliti lagi bersama Satgas Citarum Harum, BBWS, dan DLH untuk dicek lagi di dari mana, sebelah mana," kata Bey, Sabtu (13/7/2024).

1. Pemprov Jabar akan mengkaji hasil temuan BRIN ini

Pemprov Jabar Bakal Usut Pencemaran Obat-obatan di DAS Citarum HuluPj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin. (Bangkit Rizki/IDN Times)

Bey memastikan segera melakukan kajian terhadap hasil penelitian dari BRIN ini. Dia tidak mempersoalkan peneliti dari instansi manapun untuk melakukan penelitian terhadap Sungai Citarum baik dari DAS hulu atau hilirnya.

"Ya kami terbuka untuk itu ya. Jangan sampai terjadi lagi seperti itu (pencemaran). Tapi kami masih cek dulu ya, memastikan dulu memastikan betul dari mana dan sebagainya," katanya.

2. Pemprov Jabar akan menindak pencemar Sungai Citarum

Pemprov Jabar Bakal Usut Pencemaran Obat-obatan di DAS Citarum HuluDok. Humas Pemprov Jabar

Meski begitu, Bey akan tetap memberikan sanksi tegas terhadap oknum perusahaan atau perseorangan yang melakukan pencemaran di wilayah Sungai Citarum. Adapun sebelumnya sudah ada beberapa perusahaan yang turut diberikan sanksi karena mencemari Sungai Citarum.

"(Jika ditemukan pihak yang mencemari) pasti akan kami tindak," kata dia.

3. BRIN temukan adanya pencemaran obat-obatan di DAS Citarum Hilir

Pemprov Jabar Bakal Usut Pencemaran Obat-obatan di DAS Citarum HuluPenjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin berkomitmen akan memaksimalkan pelaksanaan Program Citarum Harum (dok. Pemprov Jabar)

Sebelumnya BRIN menyebut Sungai Citarum terkontaminasi bahan aktif obat atau APIs. Penelitian dilakukan dengan konsentrasi bahan aktif obat yang diminum warga di daerah DAS Citarum Hulu, frekuensi obat, jumlah yang dikonsumsi, dan berapa lama masa sakit warga dalam setahun.

Hasilnya, didapat jika penggunaan antibiotik di DAS Citarum Hulu ternyata relatif besar, dengan penggunaan paracetamol di posisi tertinggi dengan jumlah 460 ton per tahun dan amoxilin 335 ton per tahun.

Peneliti BRIN juga mengestimasi seberapa banyak dari rata-rata penggunaan itu, dengan ekstrapolasi terhadap jumlah penduduk di suatu DAS.

"Hasilnya untuk bahan kimia aktif dapat dilihat bahwa ternyata paracetamol dan amoxilin menjadi APIs dengan penggunaan paling besar di DAS Citarum Hulu," ujar Peneliti Kelompok Riset Ekotoksikologi Perairan Darat, Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN Rosetyati Retno Utami.

Rosetyati menjelaskan sumber-sumber kontaminasi bahan aktif obat yang mungkin masuk ke dalam Sungai Citarum bisa teridentifikasi dari banyak hal. Di antaranya mulai dari kegiatan peternakan yang dinilai banyak menggunakan obat-obatan dan hormon untuk meningkatkan hasil peternakan, penggunaan obat rumah tangga dan industri, serta sistem pengelolaan limbah obat di rumah sakit yang mungkin terdapat kebocoran, sehingga mengakibatkan masuknya obat ke ekosistem akuatik.

Menurutnya, penanganan masyarakat setempat atas penggunaan bahan aktif obat dinilai masih kurang, sehingga menimbulkan risiko pada pencemaran ekosistem akuatik.

Selain itu, penggunaan konsentrasi APIs yang tinggi, khususnya untuk paracetamol dan amoxilin, sangat mungkin akan menimbulkan dampak terhadap badan air, khususnya di Sungai Citarum jika dibuang sembarangan.

Baca Juga: Identitas Ibu-Anak yang Mengambang di Sungai Citarum Terungkap

Baca Juga: Ditemukan Berpelukan, Mayat Ibu di Sungai Citarum Sedang Hamil

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya