Pemerintah Khawatir TPA Kolaps Jika Warga Tak Taat Buang Sampah

TPA bisa kolaps dalam dua sampai tiga tahun ke depan

Bandung, IDN Times - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dalam dua hingga tiga tahun mendatang berpotensi kolaps. Hal ini terjadi jika kesadaran masyarakat masih rendah dan tidak bisa menyelesaikan sampah di lingkungan rumah sendiri.

Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rofi Alhanif mengatakan, masyarakat terkadang memiliki mindset yang salah soal pengelolaan sampah.

"Banyak yang menilai pengelolaan sampah di TPA seolah-olH TPA yang harus kita perbesar, atau teknologinya diperbagus. Padahal, seharusnya 50 persen sampah bisa diselesaikan di rumah atau di RW," ujar Rofi saat ditemui di Bandung, Minggu (31/1/2021).

1. Sampah harus selesai di lingkungan warga

Pemerintah Khawatir TPA Kolaps Jika Warga Tak Taat Buang SampahANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Ia menjelaskan, jika sampah terus dibuang ke TPA dengan tidak dipilah oleh masyarakat, maka berpotensi overload. Kemudian, TPA akan kewalahan menampung sampah dari masyarakat.

"Secara hitungan kasar, dua atau tiga tahun ke depan, kalau tidak ada terobosan, TPA kita akan collapse. Biaya pengelolaan sampah di TPA itu sangat mahal, juga ada biaya kesehatannya yang perlu dipikirkan," ungkapnya.

2. Jangan buang sampah tanpa dipilah

Pemerintah Khawatir TPA Kolaps Jika Warga Tak Taat Buang Sampahsampah di TPA Cipeucang Tangsel (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Rofi menambahkan, selain menjadi persoalan di darat, saat ini sektor pariwisata juga tercemar karena sampah plastik dan sampah-sampai lainnya yang mengotori laut. Menurutnya, hal ini harus segera diselesaikan dan masyarakat paham tentang dampak dari konsumsi sampah.

"Sampah harus diselesaikan di sumbernya. Jadi harus memilah dan mengelola," ucapnya.

3. Kemenko Maves apresiasi langkah Pemkot Bandung

Pemerintah Khawatir TPA Kolaps Jika Warga Tak Taat Buang Sampah(ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Setelah melihat sistem penanganan sampah perumahan di Kota Bandung, Rofi memberi apresiasi. Sejauh ia melihat, sebagian besar masyarakat Bandung telah sadar akan pentingnya memilah sampah. Ada pula beberapa RT dan RW yang sudah telah memiliki sistem tersendiri dalam mengelola sampah.

"Di Arcamanik ini kita lihat pengelolaannya ada, dan ini bisa menghasilkan ekonomi. Ini adalah sebuah pembelajaran yang harus kita bawa ke masyarakat luas, agar mencontohnya," kata dia.

Baca Juga: DLHK: Banyak Batu Dibandingkan Sampah dari Demo Omnibus Law di Bandung

Baca Juga: Kabar Duka, Kang Pipit Pemeran Preman Pensiun Tutup Usia

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya