Mengenal Ronny Lukito, Petinggi Eiger yang Disorot karena Kritikannya

Ronny Lukito meminta maaf atas insiden surat kritiknya

Bandung, IDN Times - Warganet khususnya yang berselancar di media sosial Twitter saat ini tengah dihebohkan oleh beredarnya surat keberatan yang dikirim oleh manajemen PT. Eigerindo Multi Produk Industri (MPI). Lewat surat tersebut, Eiger mengajukan keberatan atas konten review produk mereka oleh seseorang dengan nama akun Twitter @duniadian.

Peristiwa itu bermula ketika @duniadian membagikan gambar lewat akun Twitter-nya tentang surat keberatan yang dikirim oleh Eiger. Dalam surat tersebut, Eiger menyebut bahwa video review produk yang dilakukan @duniadian lewat akun YouTube-nya telah merugikan mereka. 

Setelah peristiwa tersebut jadi sorotan, CEO PT Eigerindo Multi Produk Industri, Ronny Lukito meminta maaf. Ia mengakui jika kritikan Eiger kurang tepat dan cenderung tidak membebaskan pembeli dalam menilai produk Eiger Adventure.

Syahdan, siapa sebenarnya Ronny Lukito?

1. Ronny hanya lulusan STM

Mengenal Ronny Lukito, Petinggi Eiger yang Disorot karena Kritikannya

Ronny Lukito merupakan seorang pria kelahiran 15 Januari 1962, yang berdarah campuran Sumatera, Buton, dan Jakarta. Menurut berbagai sumber, kesuksesannya memimpin Eiger tidak didapat oleh selembar ijazah kampus dalam atau luar negeri. Ya, sejauh ini Ronny hanya bermodalkan ijazah Sekolah Teknik Menengah (STM) yang lulus pada 1979.

Sebenarnya, sebelum menduduki jabatan di perusahaan yang memproduksi perlengkapan outdoor, anak bungsu dari enam bersaudara ini ingin mencoba bangku kuliah. Sayangnya, keterbatasan ekonomi membuat ia mengurungkan keinginannya dan memutuskan untuk mencari pekerjaan.

Baca Juga: Dikecam Warganet karena Kritik Youtuber, Eiger Indonesia Minta Maaf

2. Pernah menjual tas dengan merek Butterfly

Mengenal Ronny Lukito, Petinggi Eiger yang Disorot karena Kritikannya

Alih-alih mencari lowongan pekerjaan, Ronny justru disarankan kerabat dekatnya untuk meneruskan usaha orangtuanya. Saat itu, orangtua Ronny telah membuka usaha toko tas. Ia yang merupakan anak laki-laki satu-satunya diberikan tanggung jawab untuk melanjutkan usaha orangtuanya dengan mengelola toko itu.

Di sana, Ronny mulanya menjual tas merk butterfly yang diproduksi langsung oleh ayahnya. Kemudian Ronny mempelajari seluk-beluk proses produksi tas, mulai dari menyusun desain hingga menjahit. 

Singkat cerita, suatu hari Ronny sadar bahwa ia sudah memahami betul semua proses produksi tas. Ketika itu, ia baru memutuskan untuk membuka toko tas sendiri dengan modal kurang dari Rp1 juta.

Dengan modal seadanya, Ronny membeli dua buah mesin jahit, peralatan jahit, dan beberapa bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi tas.

3. Pernah membuat produk bermerek Exxon

Mengenal Ronny Lukito, Petinggi Eiger yang Disorot karena Kritikannya

Ronny tidak sendiri dalam membangun usahanya. Ia ditemani oleh satu orang pegawai bernama Mang Uwon.

Dari toko ini Ronny kemudian memiliki keinginan untuk memasukkan produknya ke Matahari Department Store. Sayangnya produk tasnya ditolak dengan berbagai alasan, bahkan hingga 13 kali. Keberuntungan baru ia dapatkan dalam percobaan ke-14, setelah menamai tasnya Exxon.

Ronny yang terkesan gigih ini tidak hanya berpuas diri karena produknya sudah diterima oleh Matahari. Ia kemudian langsung terjun ke lapangan dan mencari partner bisnis yang bersedia menjadi pengecer tas produknya.

Ia masuk dari satu daerah ke daerah lainnya yang ada di Indonesia. Ia juga membangun jaringan bisnis untuk menjual produk tas pertamanya itu.

Baca Juga: Ikut Lawan Corona, Eiger Produksi APD Gratis untuk Tenaga Medis

4. Eiger kini merupakan merek besar yang memiliki toko di seluruh Indonesia

Mengenal Ronny Lukito, Petinggi Eiger yang Disorot karena Kritikannyaseeklogo

Usaha yang ia kerjakan akhirnya berbuah manis. Singkat cerita, pada tahun 1986 Ronny telah memiliki modal cukup untuk menambah ruang produksi. Ia kemudian merekrut petugas pemasaran profesional, hingga berhasil memasukkan produknya ke berbagai gerai mulai dari Matahari, Ramayana, Gramedia, Gunung Agung, dan department store lain. Tidak lagi dengan nama Exxon, dari sini produk Export menjadi unggulannya.

Dengan kekuatan produksi dan marketing yang mumpuni, pada 1993, Ronny Lukito pertama kali memproduksi tas bermerk Eiger--sebuah nama gunung di Swiss. Ronny sengaja membuat produk ini untuk menjawab kebutuhan pasar kegiatan outdoor.

Eiger saat itu belum memiliki toko besar seperti saat ini. Toko pertama hanya sebatas rumah kontrakan yang difungsikan sebagai kantor. Pada tahun 1998 Eiger baru memproduksi barangnya sendiri, dengan bantuan dua tukang jahit. Saat ini, Eiger telah memiliki sebuah pabrik berukuran besar yang terletak di Soreang, Bandung.

Hingga saat ini Eiger memiliki lebih dari 100 toko di seluruh Indonesia. Toko-toko besarnya kebanyakan berada di Kota Bandung di antaranya ialah Eiger Adventure Store Jalan Sumatra, Jalan Cihampelas, dan yang terletak di Bandung Indah Plaza (BIP).

Baca Juga: Dikecam Warganet karena Kritik Youtuber, Eiger Indonesia Minta Maaf

Baca Juga: Heboh Eiger Keberatan, Arai Malah Bikin Surat Keringanan

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya