Kasus DBD Kota Bandung Meningkat, Enam Orang Anak Meninggal

Kasus DBD Kota Bandung mencapai 615 orang

Bandung, IDN Times - Kasus penyakit demam berdarah dengeu (DBD) di Kota Bandung mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung periode Januari-Maret 2024, kasus terdata mencapai 615 orang, di mana enam diantaranya meninggal dunia.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ira Dewi Jani mengatakan, jika dibandingkan tahun kemarin dengan periode yang sama, kasus DBD di Kota Bandung mengalami peningkatan cukup signifikan.

"Di Bandung kasusnya naik, kalau tahun ini dari Januari 615 kasus lebih tinggi dibanding Januari kemarin 321 kasus. Memang, kasusnya meninggi walau di Februari tercatat menurun 251 kasus tapi memang belum semua laporan dari fasilitas kesehatan terkumpul," ujar Ira saat dikonfirmasi, Kamis (14/3/2024).

1. Enam orang meninggal mayoritas kelompok usia anak

Kasus DBD Kota Bandung Meningkat, Enam Orang Anak MeninggalPixabay

Ira menjelaskan, angka kasus DBD memang masih mengalami naik turun, hal itu dikarenakan masih ada laporan kasus DBD yang belum masuk Dinkes Kota Bandung. Adapun untuk enam orang yang meninggal dunia, mayoritas masih berusia anak-anak.

"Tercatat, ada enam yang meninggal walau dilihat fatality rate di bawah satu persen tapi buat saya banyak. Tahun kemarin delapan, tahun sekarang baru Maret udah enam," katanya.

2. Tingginya kasus ada dampak dari El Nino

Kasus DBD Kota Bandung Meningkat, Enam Orang Anak MeninggalDok. Istimewa/IDN Times

Dengan kondisi itu, Ira mengajak masyarakat untuk waspada terhadap penyebaran DBD meski kasus di bulan Februari menurun. Dia menduga bahwa kenaikan kasus DBD dipengaruhi kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di hampir seluruh wilayah Kota Bandung.

"Musim kemarau panjang, gara-gara El Nino nyamuk bertelur nempel di sela dinding atau penampungan," kata dia.

3. Dinkes Kota Bandung minta masyarakat rajin bersihkan lingkungan rumah

Kasus DBD Kota Bandung Meningkat, Enam Orang Anak Meninggalpixabay

Ira menambahkan, apabila musim kemarau tiba, sumber air atau tempat penyimpanan air mengalami penurunan permukaan. Menurutnya, saat itu merupakan momentum nyamuk Aedes Agepty bertelur dan menempelkannya di dinding permukaan tempat penyimpanan air.

"Saat kemarau, gak terisi air itu bisa bertahan lama (telur) bisa setahun, begitu musim hujan permukaan air naik si telur ketemu air menetas jadi Aedes Agepty dan nyamuk dewasa itu berpotensi menyalurkan virus dengeu," kata dia.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin menginstruksikan semua fasilitas kesehatan siaga untuk menangani kasus demam berdarah (DBD). Hal itu dikarenakan kasus kematian akibat penyakit itu sudah mencapai 41 orang dalam Januari-Februari 2024.

"Sampai hari ini ada 5.653 kasus dengan 41 kasus meninggal dunia, kami juga minta kepada seluruh rumah sakit agar siaga untuk antisipasi," ucap Bey di Kota Bandung, Sabtu (2/3/2024).

Atas tingginya kasus itu, Bey telah melakukan langkah pencegahan dengan meminta Dinas Kesehatan Jabar dan Puskesmas untuk terjun langsung melakukan edukasi kepada masyarakat agar terhindar dari DBD.

"Untuk langkah preventifnya Dinkes dan Puskesmas saya minta terus lakukan edukasi ke masyarakat. Layanan kesehatannya juga agar bersiap-siaga," katanya.

Baca Juga: Daftar Pemenang Miss Indonesia Sejak 2005, Didominasi Jabar

Baca Juga: Jabar Provinsi Terbesar Utang Pinjol, Masyarakatnya Kurang Edukasi?

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya