Jadi Jaksa Agung, ST Burhanuddin Bawa Nilai Budaya Sunda

ST Burhanuddin merupakan Jaksa Agung pertama berdarah Sunda

Bandung, IDN Times - Sanitiar Burhanuddin atau ST Burhanuddin, bangga menjadi orang pertama berdarah Sunda yang menduduki jajaran Jaksa Agung. Selain itu, ia juga tidak terlibat partai apa pun dalam kabinet Indonesia Maju Presiden Joko 'Jokowi' Widodo.

Kebanggaan tersebut disampaikan ST Baharuddin saat kunjungan pertamanya di Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Minggu (17/11).

Dalam momentum tersebut, Pria kelahiran Cirebon 1954 ini menyampaikan jika Jawa Barat baginya bukan hanya menjadi tempat kelahiran. Lebih daripada itu, nilai-nilai ke-Sunda-an yang menemaninya sejak kecil memberi banyak pengaruh positif padanya.

"Alhamdulillah saya sekarang dikenal dan jadi Jaksa Agung dan saya Jaksa Agung pertama orang Sunda," ujar Burhanuddin di sela sambutnya.

1. Sempat diberikan semangat oleh Ridwan Kamil

Jadi Jaksa Agung, ST Burhanuddin Bawa Nilai Budaya SundaIDN Times/Humas Pemprov Jabar

Burhanuddin di hadapan tamu undangan juga bercerita, bahwa ia sempat bertemu dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil alias Emil dalam sebuah acara di bilangan Sentul, Bogor. Dari momentum tersebut, ia mengaku membicarakan banyak hal terkait Jawa Barat dengan Emil.

"Saya kenal bapak Gubernur (Emil) di Sentul. Nanti kita bicarakan untuk Jawa Barat ke depannya," ungkapnya.

2. Sempat diberikan dorongan dari tokoh Pasundan

Jadi Jaksa Agung, ST Burhanuddin Bawa Nilai Budaya Sundahttps://situsbudaya.id

Selain sempat bertemu dengan Emil, Burhanuddin juga mengaku banyak berdiskusi dengan Ketua Umum Paguyuban Pasundan yang juga merupakan tokoh Jawa Barat, Didi Turmudzi. Dalam beberapa kesempatan pertemuan dengan Didi, Burhanuddin kerap kali diberikan semangat, agar ada orang Sunda berkiprah ke tingkat nasional.

"Pak Didi bicara dengan saya. Hayu, kudu ada orang Sunda yang turut berkiprah di tataran nasional dan anggota kabinet," kata dia.

Dorongan semangat tersebut, kata Burhanuddin, menjadi daya cambuk agar bisa berkiprah hingga tingkat nasional. Diakuinya, dorongan tersebut juga yang membuatnya ada dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju.

3. Tidak hanya berdarah sunda Burhanuddin juga memilik darah Sumatera

Jadi Jaksa Agung, ST Burhanuddin Bawa Nilai Budaya Sundahttps://referensi.data.kemdikbud.go.id/kebudayaan/index.php/chome/profilobjekkebudayaan/A2FEB2C4-5516-4A5E-B6ED-5623EC282A90

Burhanuddin menjelaskan, ia tidak hanya memiliki darah Sunda, melainkan juga Sumatera. Darat tersebut turun dari sang ibu yang memang berasal dari Palembang. Dengan percampuran suku dalam keluarganya, ia mengaku selalu menghindari sentimen sukuisme.

"Saya bukan orang sukuisme. Ibu saya keturunan Palembang, saya hanya ingin orang kampung saya, darah dari ayah saya, saya ingin orang kampung maju dan berkiprah di kejaksaan," tuturnya.

4. Selalu memegang tiga nilai leluhur sunda

Jadi Jaksa Agung, ST Burhanuddin Bawa Nilai Budaya Sundahttps://referensi.data.kemdikbud.go.id

Usai dilantik menjadi Jaksa Agung, Burhanuddin berkomitmen untuk tetap membawa tiga nilai leluhur Sunda, di antaranya Pangukuh Agamana, Luhung Elmuna, dan Jembar Budayana. Tiga nilai tersebut merupakan prinsip yang diyakini di, harus terus dibawanya.

"Pengukuh Agamana berarti teguh dan konsekuen dalam hidup beragama yang dianutnya, sementara Luhung Elmuna berarti ilmu yang diperoleh harus bermanfaat. Jembar budayana artinya harus berwawasan luas dan dimanfaatkan dalam mengatasi permasalahan kehidupan," jelasnya.

5. Warga Jawa Barat tidak bisa dipecah belah

Jadi Jaksa Agung, ST Burhanuddin Bawa Nilai Budaya Sundagoogle

Warga Jawa Barat menurutnya selalu terbuka dan memiliki toleransi dengan pihak mana pun. Dengan anggapan itu, ia cukup percaya bahwa masyarakat Jawa Barat akan selalu mampu menjalani kehidupan sosial dengan baik. 

"Saya berjanji, seperti harapan saudara-saudara saya, agar tidak gampang terpecah belah, saya akan melaksanakan tugas saya sebagai Jaksa Agung seadil-adilnya," kata dia.

"Saya selalu akan ada di pihak masyarakat. Saya memberikan kenyamanan dan rasa adil untuk masyarakat," tambahnya.

6. Menutup sambutan dengan pidato Bung Karno

Jadi Jaksa Agung, ST Burhanuddin Bawa Nilai Budaya Sunda(Foto hasil repro dari buku Istri-Istri Soekarno) IDN Times/Irfan Fathurohman

Burhanudin kemudian menutup sambutannya dengan membacakan sebuah kutipan pidato dari Presiden Pertama Indonesia, Soekarno (Bung Karno). Kurang lebih isi pidatonya sebagai berikut:

"Kita mendirikan negara Indonesia yang semua harus mendukungnya, semua buat semua. Bukan Kristen untuk Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Hadikusumo buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia, semua buat semua," tutupnya.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya