Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Harga Telur Ayam di Jabar Naik Jadi Rp32 Ribu Per Kilogram

ilustrasi ternak ayam petelur (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Bandung, IDN Times - Pasaran harga telur di Jawa Barat (Jabar) mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Di Kota Bandung, misalnya, pasaran harga telur dari Rp28 ribu per kilogram, kini tembus menjadi Rp32 ribu per kilogram.

Kepala bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jabar, Eem Sujaenah mengatakan, dari hasil pemantaun di lima pasar yang ada di Kota Bandung, harga telur telah berada di angka rata-rata Rp32.600 per kilogramnya.

"Jadi harga di Pasar Kosambi itu di Rp33 ribu, Andir Rp32 ribu, Pasar Sederhana Rp32 ribu, Pasar Kiaracondong itu Rp33 ribu, dan Pasar Baru Rp32 ribu. Sehingga kita merata-ratakan mulai dari hari Kamis hingga Jumat (25/5/2023) kemarin, itu di angka Rp32.600 per kilogram," ujar Eem saat dikonfirmasi, Sabtu (27/5/2023).

1. Harga telur ditentukan dari peternak bukan HET

Ilustrasi telur ayam (pexels.com/Pixabay)

Eem menjelaskan, harga telur ayam sendiri acuan harganya berbeda dengan komoditas kebutuhan bahan pokok lainnya. Harga telur tidak menggunakan Harga Eceran Tertinggi (HET). Penentuan kenaikan harga ditentukan oleh peternak itu sendiri.

"Untuk telur itu bukan HET, jadi untuk telur itu harga acuan dari peternak dan kalau untuk harganya itu di Rp28 ribu sampai Rp29 ribu per kilogramnya," ucapnya.

2. Beberapa faktor lain juga ikut pengaruhi kenaikan harga

Harga telur ayam masih bertahan di Rp30 ribu per kilogram (kg) pada H-1 Lebaran 2023. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Eem mengatakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi adanya kenaikan harga telur di Kota Bandung. Salah satunya, soal pakan ayam yang juga mengalami kenaikan. Hal ini kemudian membuat dampak kenaikan harga telur di pasar-pasar yang ada di Kota Bandung.

"Terus juga adanya bantuan pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk pemberian telur ayam kepada keluarga yang teresiko stunting dan masing-masing keluarga itu diberikan sebanyak sepuluh telur. Maka sehingga ini menyebabkan permainan telur itu meningkat," katanya.

3. Minimnya stok telur juga buat harga pasar meningkat

Telur ayam yang dijual di pasar tradisional. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Permainan harga pasar juga diakuinya turut menjadi faktor meningkatnya harga di pasaran yang ada Jabar. Tingginya permintaan pasar membuat stok berkurang dan secara otomatis membuat harga telur meningkat.

"Jadi bukan hanya dari Bapanas tetapi masyarakat juga, sehingga keterisian di pasar itu kurang dan otomatis mengalami kenaikan harga," ucapnya.

Disperindag Jabar sendiri akan membuat langkah strategis untuk melakukan pengawasan di pasaran agar tidak terus terjadi peningkatan yang tinggi. Pemprov Jabar juga akan segera melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota.

"Kami juga akan melakukan koordinasi dengan pusat juga dengan provinsi lain dan kabupaten kota di Jabar ini. Jadi ini dilakukan supaya kita bisa menekan harga," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
Azzis Zulkhairil
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us