Dishub Bandung: Masih Banyak Oknum Jukir Liar di Kota Bandung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung mengklaim, salah satu faktor kemacetan yang terjadi di Kota Bandung dan dikeluhkan warga itu diakibatkan banyaknya lokasi parkir liar. Bahkan, parkir liar ini dimanfaatkan oknum juru parkir (jukir) yang menyulap trotoar.
Kabid Pengendalian dan Ketertiban Transportasi Dishub Kota Bandung, Asep Kuswara mengatakan, Dishub Kota Bandung terus menertibkan lokasi parkir liar dengan jurus Cabut Pentil (Cantil).
"Minggu lalu sebanyak 50 kendaraan kami cabut pentilnya di kawasan Jalan Tamansari, dari 50 tersebut ada kendaraan roda empat dan roda dua," ujar Asep ketika ditemui di Pendopo Kota Bandung, Senin (4/11)
1. Parkir sembarangan harus terima di cantil
Asep mengungkapkan, operasi cantil tidak melulu berbuah manis, pasalnya tidak jarang pemarkir liar justru tidak terima pentil kendaraannya dicabut oleh petugas dishub.
"Pengguna kendaraan di Bandung sering kali tidak menerima perlakuan petugas yang mencabut pentilnya," ungkapnya.
2. Ada oknum Jukir yang merugikan pengendara
Asep menambahkan, pelanggaran parkir tidak hanya terjadi dari inisiatif pengendaranya saja. Sering kali ada juga oknum jukir yang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memeras para pengendara dengan menaikan nominal harga parkir yang di luar tarif. Hal tersebut pernah diketahuinya di sekitar Alun-Alun atau sekitar Jalan Asia Afrika.
"Jadi dalam hal ini tolong lah parkir tuh yang benar. Tadi pagi ada jukir minta uang parkir Rp35 ribu. uangnya tidak tau dikemanain. Merugikan negara dan orang lain," jelasnya.
3. Warga Bandung harus mulai sadar memakirkan kendaraan
Asep pun mengharapkan, seluruh warga Kota Bandung bisa sadar secara otomatis ketika hendak memakirkan kendaraannya di sebuah tempat. Kemudian masyarakat juga diminta untuk bisa melihat mana jukir resmi dan jukir liar.
"Makanya harus punya kesadaran dalam hal parkir. Jangan sampai nurut kepada jukir liar, harus tau mana jukir liar dan jukir resmi," katanya.