Dinsos Jabar Minta Warga Tak Timbun Bantuan untuk Gempa Cianjur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Dinas Sosial (Dinsos) Jawa Barat (Jabar) meminta masyarakat tidak menimbun bantuan untuk korban gempa Cianjur. Warga harus mendapatkan bantuan yang merata dan tidak ada yang tidak tersentuh.
Kepala Dinsos Jabar, Dodo Suhendar mengatakan, imbauan itu disampaikan setelah ada warga yang menginformasikan belum mendapat bantuan dan adanya penimbunan.
"Karena bantuan ini melimpah, ada juga istri RW yang menimbun bantuan, ini dinamika," ujar Dodo dalam diskusi “Jabar Gaspol Tanggap Bencana, Cianjur Pulih", di Hotel Citarum, Bandung, Selasa (6//12/2022).
1. Penimbunan membuat penyaluran bantuan tidak merata
Dinsos Jabar meminta bantuan yang berlimpah tidak dimanfaatkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk menimbun. Hal ini dilakukan agar bantuan bisa merata dan tidak terkendala dalam penyaluran pada korban terdampak.
"Jangan ada yang menimbun, ini akan membuat informasi soal bantuan tidak merata muncul. Kemarin sempat muncul juga fenomena warga mencegat bantuan," ungkapnya.
2. Ada pengungsi yang menolak bantuan
Selain itu, dalam penanganan kebencanaan, Dinsos Jabar juga menemukan masyarakat terdampak menolak tenda pengungsian. Ia lebih memilih mendirikan tenda mandiri di sawah atau kebun.
"Ada beberapa pengungsi yang menolak diberi bantuan," ucapnya.
Hal tersebut, kata Dodo, merupakan sebagian dinamika yang ditemui petugas di lapangan.
3. Ada juga warga mampu yang pura-pura agar dapat bantuan
Di sisi lain, ditemukan juga warga mampu namun ikut mengungsi agar dapat bantuan. Tak hanya itu, ada pula 450 pengungsi dari daerah terdampak, memilih eksodus ke daerah tidak terdampak seperti dari Cugenang ke Jamali.
"Ketika mereka eksodus kita bantu mereka, tapi warga di sana ada yang ikut mendirikan tenda dan jadi pengungsi, yang mampu pura-pura miskin untuk mendapat bantuan," katanya.
4. Dinsos Jabar punya aplikasi Pisodapur
Untuk urusan logistik, Dodo menjelaskan, saat ini sudah ada 14 dapur umum di 14 kecamatan yang terdampak gempa magnitudo 5,6 itu. Satu dapur umum bisa memasok 70.000 nasi bungkus per hari untuk pengungsi.
Dodo menambahkan, manajemen logistik kebencanaan harus dikelola dengan baik dan tertata, karena logistik masuk dari banyak pintu, dengan pintu keluar yang tak kalah banyak. "Untung ada platform digital Pisodapur atau Pusat Informasi dan Koordinasi Gempa Cianjur yang dibat DIskominfo," katanya.
Pisodapur, menurutnya, dibuat guna memenuhi berbagai kebutuhan logistik warga secara masif dan terukur. Data terakhir mencatat saat ini ada 114.683 warga mengungsi, sementara 42.033 rumah tercatat mengalami kerusakan.
Baca Juga: Serahkan Bantuan, Dirut Pertamina Sambangi Posko Korban Gempa Cianjur
Baca Juga: MUI Minta Bencana Gempa Cianjur Tidak Dikaitkan dengan Azab