Cupang dan Tanaman Hias Jadi Penyelamat Ekonomi Warga Bandung Raya 

Kondisi pandemik corona tetap bisa membuat warga beruntung

Bandung, IDN Times - Pandemik virus corona (COVID-19) yang terjadi hingga saat ini terbukti melumpuhkan sejumlah sektor kehidupan, termasuk sektor ekonomi. Karyawan perusahaan yang menjadi tulang punggung keluarga pun kini banyak yang dirumahkan dan mendapat surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaannya.

Kondisi ini hampir banyak dirasakan oleh masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Namun, beberapa bulan ke belakang, fenomena-fenomena unik hadir di tengah pandemik corona.

Fenomena unik itu yakni di mulai dari banyaknya masyarakat di Indonesia yang kembali memopulerkan ikan cupang dan demam tanaman pot hias. Jika diistilahkan, cupang dan tanaman hias bak penyelamat ekonomi warga di seluruh Indonesia tanpa terkecuali di wilayah Jawa Barat, termasuk Kota Bandung.

1. Tanaman hias, modal kecil untung besar

Cupang dan Tanaman Hias Jadi Penyelamat Ekonomi Warga Bandung Raya (@ber.akarr) Istimewa

Salah seorang warga Kota Bandung yang kini banyak mendapatkan untung dari berbisnis tanaman hias itu yakni Nisa Nurjanah. Perempuan yang berprofesi sebagai karyawan di salah satu galeri seni di Kota Bandung ini mengaku banyak mendapatkan untung dari usaha tanaman hias.

Hanya bermodalkan suka dengan tanaman hias, ia memulai menanam beberapa potong tanaman pot yang kemudian dirawat di rumah pribadinya. Kondisi pandemik pun akhirnya membuat Nisa banyak memiliki waktu berdiam diri di rumah. Sehingga, hal ini membuatnya terus merawat tanaman-tanamannya dan kemudian berkembang hingga akhirnya berjualan.

"Karena pandemik, tanaman banyak, akhirnya tamanan itu di-posting (di media sosial). Sempat bikin YouTube dulu, terus banyak tertarik," ujar Nisa saat dihubungi IDN Times, Jumat (20/11/2020).

2. Tanaman jenis Monstera Variegata paling banyak dicari

Cupang dan Tanaman Hias Jadi Penyelamat Ekonomi Warga Bandung Raya (@ber.akarr) Istimewa

Dengan animo masyarakat yang banyak memesan tanaman-tanamannya itu, Nisa akhinya langsung membuat akun instagram @ber.akarr sebagai wadahnya berjualan. Tidak hanya itu, ia pun membuka toko offline di Jalan Bukit Pakar Timur VI, nomor 131, Dago Atas, Kota Bandung.

Jenis tanaman yang ia jual kebanyakan jenis monstera variegata. Harga satu tanaman itu ia jual dengan harga Rp150 ribu. Menurutnya, harga tersebut merupakan harga yang sudah naik dari sebelumnya yang hanya Rp50 ribu.

"Satu tanaman kisaran Rp50 ribu, kayak janda bolong. Sampai ke tanaman dengan harga sultan, bisa tiga jutaan ke atas, dan itu biasanya tanaman koleksi," ungkapnya.

"Kalau sudah terjun dalam dunia ini makin tidak masuk akal (harganya)."

3. Penjualan sampai mancanegara

Cupang dan Tanaman Hias Jadi Penyelamat Ekonomi Warga Bandung Raya (@littlestarflorist) Istimewa

Selain Nisa, Rinda Amalia, warga Kabupaten Bandung Barat yang memiliki bisnis serupa mengaku banyak mendapatkan untung dari bisnis ini. Wanita berumur 30 tahun ini mengaku sudah memulai bisnis tanaman sejak 2011 lalu. Namun, saat itu ia hanya menyediakan bunga hias dan tanaman untuk dekorasi.

Seiring berjalannya waktu, dengan bisnis tanaman pot yang belakangan semakin hits, Ia akhirnya memantapkan diri untuk ikut serta membudidayakan beberapa tanaman hias dan menjualnya melalui akun Instagram @littlestarflorist. Ia pun berjualan secara offline di Jalan Terusan Sersan Bajuri, Desa Cihideung, Kabupaten Bandung Barat.

"Kami ada sekitar 100 lebih jenis tanaman pot. Ada tanaman bidara, krisan, katusba dan silver dust. Kami sudah ekspor ke mancanegara, seperti Asia di antaranya ke Filipina, Eropa dan Amerika juga pernah," ujar Rinda.

4. Millenial bisa memulai bisnis ini dengan mudah

Cupang dan Tanaman Hias Jadi Penyelamat Ekonomi Warga Bandung Raya (@littlestarflorist) Istimewa

Saat ini yang tanaman hias jenis monstera merupakan yang paling banyak dicari oleh pembeli. Tak hanya itu, philodendron dan alocasia juga menjadi primadona. Tiga jenis tanaman itu dikatakannya banyak diburu oleh pecinta tanaman hias di dalam negeri dan di luar negeri.

Harga satu tanaman hias yang ia jual pun bermacam-macam, mulai dari Rp35 ribu hingga jutaan rupiah. Soal keuntungan yang didapat dari bisnis ini, dirasakannya sangat profitable, apalagi saat ini banyak masyarakat yang mencarinya.

"Pesan untuk millenial yang baru mau mulai, intinya harus mau belajar jangan teralalu khawatir akan teknis seperti apa. Masalah pasti ada, intinya mau belajar saja dan mendalami apa yang kita kerjakan nanti. Pahami kemampuan diri juga penting," tuturnya.

5. Dalam satu hari bisnis ikam cupang bisa sampai 10 juta

Cupang dan Tanaman Hias Jadi Penyelamat Ekonomi Warga Bandung Raya Ilustrasi Ikan Cupang (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Selain tanaman hias, ada pula fenomena ikan hias cupang yang kini mulai banyak dipelihara masyarakat Indonesia. Itu juga berdampak besar pada perekonomian warga Kota Bandung di tengah pandemik COVID-19, salah satu-satunya bagi Muhammad Iqbal.

Pria yang berprofesi sebagai freelance fotografer di salah satu kantor swasta ini, terpaksa banting setir untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Menjual ikan cupang dirasakannya merupakan jalan yang tepat untuk kondisi saat ini.

"Baru mulai tiga bulanan. beberapa teman lain yang sudah mulai pendapatannya per-hari bisa kurang lebih Rp10 juta, ini partai besar dan tergantung jenis cupangnya," ujar Iqbal.

Ia pun kini membuka toko sendiri di kediamannya Jalan Cisaranten Kulon, RT04/RW02, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung. Saat ini yang masih ia ternak adalah ikan cupang jenis avatar dan blue rim.

"Saya berharap ini bisa menolong dalam kondisi pandemik," kata dia.

Baca Juga: Harganya Fantastis, Ini 7 Jenis Ikan Cupang Paling Mahal di Indonesia

Baca Juga: 5 Jenis Tanaman Sayur dan Buah yang Estetik Jadi Tanaman Hias di Rumah

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya