Belajar Daring Jadi Penyebab Vaksinasi Booster Remaja di Jabar Rendah

Vaksinasi booster remaja akan ditingkatkan bulan ini

Bandung, IDN Times - Divisi Percepatan Vaksinasi COVID-19 Jawa Barat (Jabar) mengungkap penyebab rendahnya vaksinasi booster pada golongan remaja. Kegiatan belajar daring dinilai menjadi salah satu faktor rendahnya pemberian vaksin ke tiga itu.

Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi COVID-19 Jabar, Dedi Supandi mengatakan bahwa persoalan mendasar bukan masalah remaja tidak ingin di-vaksin. Dalam pemberian tahap awal, vaksin booster lebih dikedepankan untuk lansia dan layanan publik (nakes).

Kemudian, saat remaja sudah diperbolehkan divaksin booster oleh pemerintah, mereka tengah melakukan pembelajaran daring.

"Jadi pada saat kita mau lakukan booster kepada remaja dan itu rata-rata pelajar, mereka kegiatannya banyak melakukan daring," ujar Dedi, Sabtu (6/8/2022).

1. Vaksinasi booster akan digenjot kembali

Belajar Daring Jadi Penyebab Vaksinasi Booster Remaja di Jabar Rendahilustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Untuk kembali mempercepat vaksinasi pada remaja, Dedi mengatakan, metode vaksin dosis pertama dan kedua akan kembali diterapkan ke siswa-siswi SMA/SMK dan SLB.

"Setelah melakukan akselerasi BIAN (Bulan Imunisasi Anak) kita akan lakukan kepada remaja (pemberian booster). Jadi harus kita kejar adalah vaksin booster buat remaja," kata dia.

2. Vaksinasi booster remaja harus ditingkatkan

Belajar Daring Jadi Penyebab Vaksinasi Booster Remaja di Jabar RendahIlustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Sebelumnya, berdasarkan data 14 Januari 2022 hingga 25 Juli 2022, Dedi Supandi mengatakan, jumlah vaksin booster untuk remaja baru 207.758 atau 4,27 persen dari total target sasaran sebanyak 4.867.047 orang.

"Untuk dosis pertama golongan remaja sendiri sudah mencapai jumlah 4.603.093 atau 94,58 persen. Sedangkan dosis kedua 4.120.352 atau 84,66 persen. Dosis ketiga harus lebih ditingkatkan," ujar Dedi di Gedung Sate, Selasa (26/7/2022).

Menurutnya, vaksinasi booster untuk remaja harus terus ditingkatkan mengingat aturan untuk mobilitas sudah mewajibkan menunjukkan bukti vaksin ketiga itu. Meski pun ada syarat pengganti, dengan menunjukkan hasil vaksin kedua dan negatif tes PCR

"Perjalanan dari mulai perjalanan penerbangan, kereta api, mereka wajib vaksin booster. Bahkan termasuk juga latihan renang, dan sebagainya, semua kita wajibkan sudah vaksin booster," ungkapnya.

3. Vaksinasi lansia di Jabar sudah mencapai target

Belajar Daring Jadi Penyebab Vaksinasi Booster Remaja di Jabar RendahIlustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Selain itu, capaian vaksinasi Jabar untuk golongan lainnya sudah hampir mencapai target. Dedi bilang, untuk golongan lansia dan tenga kesehatan sendiri jumlah vaksin dosis pertama dan kedua sudah hampir 100 persen.

"Sasaran vaksin COVID-19 lansia: 3.408.940 orang, sedangkan dosis pertama ada 3.435.404 atau 100,78 persen, dosis kedua ada 2.854.038 atau 83,72 persen, dan dosis ketiga ada 1.479.842 atau 43,41 persen," kata dia.

Baca Juga: Vaksinasi Anti-PMK Tahap I di 22 Daerah Jabar Sudah Rampung

Baca Juga: Pemprov Jabar Dapat Tambahan 119 Ribu Vaksinasi Anti-PMK

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya