4 Fakta di Lapangan Penyebab Bus Maut Sumedang Terperosok ke Jurang

Penyebab peristiwa ini mengarah pada rem blong

Sumedang, IDN Times - Penyebab peristiwa tergulingnya bus maut Sri Padma di tanjakan Cae, Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Rabu (10/3/2021) masih belum terungkap.

Peristiwa yang menimbulkan korban meninggal dunia hingga 29 orang ini diduga terjadi karena banyak faktor. Berikut beberapa fakta di lapangan yang ditemukan IDN Times:

1. Bus melanggar aturan melalui jalur Wado-Malangbong

4 Fakta di Lapangan Penyebab Bus Maut Sumedang Terperosok ke JurangKecelakaan bus di Wado, Sumedang (IDN Times/Azzis Z.)

Berdasarkan pengamatan IDN Times di lapangan pada Kamis (11/3/2021), tanjakan Cae merupakan tanjakan yang tergolong curam. Sedangkan saat itu bus menurun dari arah Tasikmalaya. Kondisi itu akan menyulitkan pengemudi mana pun, karena ROW (Right of Way) atau lebar badan jalan ukurannya hanya 5 sampai 6 meter.

Jalur Wado-Malangbong memang dipastikan hanya cukup dilalui oleh mobil pribadi. Artinya bus sudah menyalahi aturan lalu lintas dengan memaksan diri melewati jalur ini. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar, Hery Antasari.

"Ini harusnya hanya bus kecil saja di sini. Kemungkinan bus menerobos dan melanggar," ujar Hery saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (11/3/2021).

2. Tanjakan Cae sangat minim penerangan dan peringatan lalu lintas

4 Fakta di Lapangan Penyebab Bus Maut Sumedang Terperosok ke JurangKecelakaan bus di Wado, Sumedang (IDN Times/Azzis Z.)

Tanjakan Cae memang tak memiliki penerangan jalan umum (PJU) yang cukup. Bahkan, rambu-rambu bahaya tidak terlihat terpasang di sekitar jalan. Adapun jurang di sekitar tanjakan tergolong dalam dibandingkan jalanan lainnya di sekitar Wado-Malangbong.

Dishub Jabar mengamini bahwa rambu dan PJU sangat minin dan gelap, sehingga membuat kendaraan yang melintas hanya dapat mengandalkan lampu kendaraan dan bangunan sekitar.

"Wilayah ini (tanjakan Cae) sangat kurang dan minim (PJU), sehingga ketika malam hari terlihat gelap. Kita akan ada pemasangan rambu, kemudian kita pasang portal juga, peringatan sejak jauh-jauh dari titik ini kita akan laksanakan," tutur Hery.

Kejadian maut tanjakan Cae ini bukan kali pertama terjadi. Hery bilang, sebelumnya juga ada bus terguling dengan total korban ada sebanyak 12 orang meninggal dunia.

3. Bus sempat oleng sebelum menurun melewati tanjakan

4 Fakta di Lapangan Penyebab Bus Maut Sumedang Terperosok ke JurangPetugas mengevakuasi korban kecelakaan bus PO Sri Padma Kencana di Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021). Hingga Rabu (10/3) malam (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Pengakuan saksi mata sedikit banyak membuka teka-teki soal terperosoknya bus. Amar, saksi mata yang juga orang pertama di tempat kejadian, mengtakan jika bus sudah oleng sebelum melewati tanjakan. Ia menjelaskan jika peristiwa ini terjadi pada pukul 18:05 WIB.

"Sebelum jatuh saya sudah lihat posisi bus sudah seperti oleng, karena suaranya kencang kan. Teman juga bilang sebelum melewati tanjakan bus sudah tidak normal," ujar Amar saat ditemui di lokasi, Kamis kemarin.

Setelah ia masuk ke rumah, tiba-tiba suara kencang terdengar dari tanjakan Cae. Ketika keluar rumah, Amar bilang, korban sudah terpental di sekitar jurang. Adapun rumah Amar berada di sekitar 25 meter dari jurang.

"Suara kencang pisan. Mayat sudah berserakan. Itu ada tiga orang terlempar, ada juga yang kegencet pintu bus," ungkapnya.

Saat itu warga lainnya yang ada di sekitar lokasi kejadian turut membantu menyelamatkan sejumlah korban yang masih menunjukkan gerak. Tim SAR datang sekitar pada pukul 20:30 WIB, dan Evakuasi berakhir pada pukul 03:00 WIB.

4.Bus terguling karena rem blong

4 Fakta di Lapangan Penyebab Bus Maut Sumedang Terperosok ke JurangPetugas mengevakuasi korban kecelakaan bus PO Sri Padma Kencana di Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021). Hingga Rabu (10/3) malam, petugas kepolisian mencatat sebanyak 22 orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut dan 28 korban selamat dilarikan ke RSUD Kabupaten Sumedang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Sejumlah pernyataan lainnya mengarah pada dugaan rem blong. Seorang korban selamat, Imam mengatakan bahwa sebelum bus melewati tanjakan Cae sempat tercium bau rem terbakar. Namun, bau tersebut ditepis oleh sopir bukan dari rem.

"Mencium rem blong saat itu kondisi bus sudah dalam Tanjakan Cae, dan kondisi penumpang sempat panik. Nah, pas tau blong kita semua gak bisa apa-apa karena kan tahu jalur itu sudah menurun," tuturnya.

Meski demikian, Imam menuturkan, penumpang tidak ada yang keluar dari bus untuk menyelamatkan diri. Kemudian, bus tetap melaju dan langsung masuk jurang dengan kedalaman kurang lebih 20 meter.

"Pada saat di jalan saya sudah mencium bau kampas rem. Tetapi jawaban sopir katanya rem baru saja diganti," ucapnya.

Pernyataan Imam dikuatkan juga oleh Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Kushariyanto. Ia mengatakan, sebelum melewati tanjakan Cae bus sudah hilang keseimbangan.

Setelah itu, bus langsung bergeser ke arah kanan dengan kondisi ban sudah sempat masuk ke parit di sekitar tanjakan Cae. Kemudian, bus terguling dengan perkiraan sudah dalam posisi menabrak tiang listrik yang ada di lokasi. Setelah menabrak tiang, sopir kemudian membanting setir dengan kecepatan tinggi.

"Ini langsung balik dan bergeser, guard rail gak kuat, posisi kepala bus miring, bannya masih di bawah, mungkin saking hempasannya kenceng hingga bisa tumpah," katanya.

Jika dilihat langsung di lapangan, bus masuk jurang dengan kondisi seperti terpental. Hal ini diketahui karena guard rail ringsek total. Artinya, saat itu bus juga dalam keadaan kecepatan tinggi.

Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan mengatakan, peristiwa ini besar kemungkinan terjadi karena rem blong bukan karena malfungsi kendaraan bus. Hal ini berdasarkan sejumlah fakta yang ditemukan di lapangan. Menurutnya, bus tidak menggunakan
Exhaust brake rem, melainkan hanya memakai gir netral dengan kecepatan tinggi.
 
Ketika kampas dengan tromol bekerja dengan maksimal, Wildan menjelaskan, permukaan gesek di antara kedua komponen tersebut akan mendekati nol, dan membuat breakfeeding atau kapas permukaan licin seperti kaca.

Sopir juga menggunakan gigi tinggi di turunan, kemudian kampas overheat, dan pada saat itu sopir merasakan rem blong. Wildan bilang, ketika rem blong pengemudi mengocok rem hingga tekanan angin habis.

"Kopling dan pedal mencapai 6 bar. Artinya sudah tidak bisa diinjak lagi. Pengemudi panik memindahkan gigi tanpa menginjak kopling, dan itu laju kendaraan bus meningkat lebih tinggi," tuturnya.

Meski demikian, penyebab dari kasus ini masih belum diputuskan secara pasti. Saat ini Korlantas Polri, Polda Jabar, Kemenhub, KNKT, Dishub Jabar, dan Pemda Sumedang, tengah menggelar rapat terbatas untuk memastikan segala kemungkinan.

Baca Juga: Polisi: Sopir Bus yang Masuk Jurang di Sumedang Diduga Tak Hafal Jalan

Baca Juga: Dishub: Bus dalam Kecelakaan Maut di Sumedang Langgar Aturan

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya