1.748 Kasus hingga Mei, Penyakit DBD Kota Bandung Tertinggi di Jabar 

Bandung disebut menjadi Endemis DBD

Bandung, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyebutkan, kasus demam berdarah dengue (DBD) Kota Bandung tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Sejak Januari hingga Mei sudah ada 1.748 kasus dan sembilan diantaranya dinyatakan meninggal dunia.

Kabid pencegahan dan pengendalian penyakit Dinkes Kota Bandung, Rosye Arosdiani mengatakan, Kota Bandung masuk dalam kategori endemis DBD. Ia juga menyebut bahwa angka kasus DBD di Kota Bandung cenderung meninggi.

"Kalau Kota Bandung kan memang endemis, jadi sepanjang tahun memang tinggi," ujar Rosye, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (18/6).

1. Letak geografis diklaim sebagai penyebab tingginya angka DBD di Bandung

1.748 Kasus hingga Mei, Penyakit DBD Kota Bandung Tertinggi di Jabar ft.com

Rosye menjelaskan, kasus DBD yang terjadi tahun ini sebenarnya masih jauh lebih sedikit jika dibandingkan pada tahun lalu di periode yang sama. Berdasarkan data Januari-Mei 2019 kasus DBD mencapai 3.201 orang dengan jumlah pasien meninggal dunia ada 11 orang.

"Setiap tahun, angka kasus DBD di Kota Bandung memang tinggi, penyebabnya, bisa saja karena letak geografis Kota Bandung yang memiliki banyak cekungan," ungkapnya.

2. Dinkes akui belum optimal sosialisasi pemberantasan jentik nyamuk

1.748 Kasus hingga Mei, Penyakit DBD Kota Bandung Tertinggi di Jabar Virus demam berdarah. unair.ac.id

Selain banyak cekungan, Rosye menyebutkan, genangan air yang tidak dikuras oleh masyarakat juga menjadi tempat tumbuhnya nyamuk yang menyebarkan virus DBD tersebut.

Menurutnya, langkah tersebut harus dievaluasi secara bersama dan masyarakat harus sadar akan keadaan tersebut.

"Ada tempat yang memungkinkan menjadi perindukan dari nyamuk, yang pasti itu belum bisa optimal dan itu jadi bahan evaluasi semuanya," Jelasnya.

3. DBD menjadi fokus selain COVID-19

1.748 Kasus hingga Mei, Penyakit DBD Kota Bandung Tertinggi di Jabar Ilustrasi fogging DBD (IDN Times/Muchammad Haikal)

Rosye menambahkan, Dinkes Kota Bandung sejauh ini telah melakukan berbagai cara pencegahan dan penanganan. Ia mengatakan, pencegahan yang dilakukan seperti melakukan penyemprotan atau foging di sejumlah wilayah, serta beberapa cara khusus lainnya.

"Dinkes Bandung ada strategi utama untuk DBD. Memberantas sarang nyamuknya. Saat ini Dinkes tidak hanya fokus pada COVID-19 tetapi juga DBD," katanya.

4. Tenaga kesehatan menjadi garda terdepan saat ini

1.748 Kasus hingga Mei, Penyakit DBD Kota Bandung Tertinggi di Jabar Ilustrasi abate. IDN Times/Ayu Afria

Lebih lanjut, Rosye menambahkan, saat ini garda terdepan yang dimiliki adalah tenaga kesehatan. Ia menegaskan, tenaga kesehatan di Kota Bandung dalam hal ini fokus pada penanganan COVID-19 juga masalah DBD.

"Saat ini, teman-teman puskesmas tetap memberikan pelayanan terhadap semua kasus, termasuk di dalamnya DBD," kata dia.

Baca Juga: Faktor Ekonomi Paksa Pemkot Bandung Buka Mal Meski Masih Zona Kuning

Baca Juga: Bandel! Pemkot Bandung Segel Cafe Gedogan Kopi dan Warung Aceh Kemang

Baca Juga: Waspada! Pemkot Umumkan Tiga Klaster Baru Virus Corona di Kota Bandung

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya