Tetangga Tak Menyangka, Terduga Teroris Sopan dan Ramah di Kampungnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kabupaten Bandung, IDN Times - Pada Rabu (31/4/2021) malam, polisi menggeledah sebuah rumah di Perumahan Sanggar Indah Banjaran, Blok C3 Rt.01 Rw.06 Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung. Penggeledahan itu merupakan buntut dari ditangkapnya seorang terduga teroris pada siang harinya.
Sehari setelah penggeledahan, atau pada Kamis (1/4/2021), aktivitas di sekitar rumah terduga teroris terlihat kembali normal seperti biasanya. Petang tadi, tepat di depan rumah tersebut, terpasang sebuah tenda berwarna pink corak putih untuk persiapan pesta penikahan anak pertama Ruhyat Yayat (48 tahun), tetangga terduga teroris.
Yayat mengaku merasa tidak terganggu sekali pun pesta pernikahan anaknya dihiasi oleh bentangan garis polisi.
1. Terduga teroris itu punya inisial HN
Menurut Yayat, jauh sebelum warga sekitar dihebohkan dengan penggeledahan itu, mereka lebih dulu tahu bahwa akan ada pesta pernikahan di akhir pekan ini. “Ah, sebelum kejadian pun warga kan sudah tahu kalau saya akan menggelar pernikahan. Jadi, meskipun ada garis polisi yang terpasang di sana, itu jelas tidak mengganggu acara," tuturnya, saat ditemui IDN Times di lokasi, Kamis (1/4/2021).
Di sisi lain, Yayat mengaku tak menduga jika salah satu tetangganya, dengan inisial HN merupakan sosok yang ditangkap oleh polisi karena terlibat aktivias terorisme. Menurut Yayat, sejauh ini HN berperilaku baik seperti warga lainnya.
Keterangan Yayat tentu bertolak belakang dengan kesaksian tetangga lainnya, yang bilang jika HN cenderung menutup diri.
“Sikap ke warga lain pun someah (ramah), suka menyapa, kalu punya makanan pasti berbagi, bahkan saya pribadi suka meminta untuk di doakan oleh beliau,” ujar yayat.
2. Hanya ratib, doa, dan makan bersama
Meski kesaksiannya bertolak belakang, Yayat mengaku sering mendengar tetangganya itu menggelar pengajian. Menurutnya, ia hanya sering mendengar adanya lantunan rotib secara bersamaan yaitu salah satu wirid yang biasa diamalkan oleh kaum muslim, serta ceramah keagamaan, ditutup dengan jamuan makan bersama.
“Dulu sempat juga ada warga ikut mengaji, pas begitu haul atau mauludan. Kalau hari biasa saya mendengar pembacaan rotib bersama, pembacaan doa, jamuan makan dan kemudian bubar. Enggak pernah dengar adanya ujaran kebencian ataupun doktrin,” kata dia.
3. Terduga teroris HN punya dua anak yang tak tinggal serumah
Selain itu Yayat juga menerangkan bahwa HN merupakan sosok bapak yang bertanggung jawab. Ia memiliki dua orang anak, meski diketahui tidak tinggal bersama melainkan memilih untuk memasantrenkan keduanya.
“Sudah punya anak kecil tapi katanya di Tasikmalaya, umur 5 tahun tapi sudah disekolahkan di pesantren. Ada juga yang sudah SMP, katanya pesantren juga," ujar Yayat.
4. Santrinya suka mengajar ngaji di Cimaung
Mengenai dua orang laki-laki yang diamankan petugas Kepolisan dari Polresta Bandung, Yayat pun mengenali keduanya. Bahkan suatu waktu Yayat pernah menyuguhi keduanya kopi.
Sebenarnya ia tidak tahu persis mengapa kedua santri tersebut rutin mengunjungi rumah HN. Yang terang, kata dia, keduanya seperti sedang berguru kepada HN dan mengajar pengajian kepada anak anak di Cimaung, Banjaran, Kabupaten Bandung.
“Malahan dua orang yang dibawa polisi kemarin pun saya tahu orangnya, karena kalau lagi beres-beres lingkungan suka membantu. Mereka muridnya atau santrinya (HN). Gak ada hati saya curiga, gerak-geriknya pun tidak mencurigakan, bahkan suka ngopi sama saya," kata Yayat.