Kab. Bandung Dilanda Puting Beliung, Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Bencana alam ini memukul kehidupan masyarakat

Kabupaten Bandung - IDN Times - Cuaca ekstrem berupa angin puting beliung terjang sejumlah pemukiman warga Desa Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Minggu (28/3) pukul 15.45 WIB. Bencana alam ini mengakibatkan kerusakan rumah warga setempat. 

Berdasarkan rilis Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Kabupaten Bandung, ada tiga desa yang terdampak hantaman angin puting beliung. Akibatnya kerugian yang dialami oleh warga yakni rusaknya 298 unit rumah, dua fasilitas rumah, satu kantor desa, dan satu masjid.

Di samping kerusakan, fenomena ini juga mengakibatkan dua orang luka berat dan tiga orang luka ringan, serta pohon tumbang yang menimpa dua unit mobil.

1. Adanya pembentukan awan Cumolonimbus.

Kab. Bandung Dilanda Puting Beliung, Ini Penjelasan Ilmiahnya!Ilustarsi Puting Beliung (IDN Times/Mardya Shakti)

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu mencatat adanya pembentukan awan Cumolonimbus sehingga membentuk angin puting beliung yang melanda kawasan Cimenyan.

Pembentukan itu berdasarkan data dari pantauan citra satelit di area bencana pada pukul 15.20 WIB. Sebelumnya hembusan angin juga terpantau sebesar 28 km/jam, pada pukul 15.00 WIB di hari kejadian.

"Seiring akan memasuki periode transisi atau pancaroba, ditandai dengan gejala cuaca yang tidak stabil dan adanya perubahan pola angin, sehingga potensi hujan yang terjadi bisa disertai kilat atau petir, hingga angin kencang atau angin puting beliung," kata Teguh, dalam rilis yang diterima IDN Times, Senin (29/3/2021).

2. Ada juga daerah belokan angin

Kab. Bandung Dilanda Puting Beliung, Ini Penjelasan Ilmiahnya!Ilustrasi Puting Beliung. IDN Times/Mardya Shakti

Teguh juga menambahkan, terdapat dua faktor lainnya yang menyebabkan angin tersebut muncul yakni regional dan global.

Untuk faktor regional, terbentuknya puting beliung dikarenakan adanya daerah belokan angin atau shearline di Jawa Barat bagian tengah, serta adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia.

Sedangkan untuk faktor global, Teguh menyebut bahwa terdapat anomali suhu di permukaan laut perairan Jawa Barat yang masih cenderung hangat, sehingga memicu terjadinya pembentukan awan konvektif potensial hujan. 

3. Perubahan fungsi lahan pertanian atau pemukiman

Kab. Bandung Dilanda Puting Beliung, Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Angin puting beliung bisa terjadi di mana saja termasuk di kawasan dataran tinggi seperti Cimenyan, selama ada proses pertumbuhan awan Cumulonimbus. Hal itu diperparah dengan adanya perubahan fungsi lahan pertanian atau pemukiman sehingga proses konveksi cukup kuat untuk pembentukan awan Cumulonimbus.

"Kondisi musim saat ini kita akan memasuki periode transisi atau pancaroba sehingga fenomena angin puting beliung dan cuaca ekstrem bisa kerap saja terjadi," ungkapnya.

4. Masyarakat bisa memprediksi awal terjadi puting beliung

Kab. Bandung Dilanda Puting Beliung, Ini Penjelasan Ilmiahnya!IDN Times/Galih Persiana

Memang salah satu potensi terjadinya angin puting beliung biasanya ditandai dengan awan cumulonimbus. Namun, kata BPBD, tidak selamany aawan cumulonimbus menjadi penyebab utama.

Masyarakat bisa memprediksi awal terjadi puting beliung dengan melihat keberadaan awan cumulonimbus yang mengalami perubahan secara drastis, yang tadinya putih berubah menjadi hitam pekat.

"Kejadian angin puting beliung sifatnya lokal sekali dan durasinya tidak lama. Terkadang prosesnya mulai dari tumbuh hingga proses disipasi atau peluruhan awan berupa hujan disertai angin puting beliung dalam hitungan menit. Kurang lebih selama 40 menit," tuturnya.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya