Gelar Turnamen, Rods Sosialisasikan Roundnet di Kabupaten Bandung

Komunitas olah raga ini baru terbentuk 2 bulan

Kabupaten Bandung, IDN Times - Meskipun baru berusia dua bulan, Komunitas Roundnet Soreang (Rods) sukses menggelar Soreang Roundnet Tournament 2021 di Dome Bale Rame, Kawasan Gedong Budaya Sabilulungan (GBS), Soreang, Sabtu (10/4/2021).

Pada kompetisi tersebut, pasangan cilik asal Kota Bandung Argya (9) dan King (11) menjadi juara pada level beginner. Sedangkan untuk kelas advance diraih pasangan RG Muse (Rudy Caffeine dan Gantra) asal Kota Bandung.

Ketua Rods A.I. Aji Sakti mengungkapkan, sebanyak 20 tim yang terdiri dari enam tim level beginner dan 14 tim level advance ikut berpartisipasi pada ajang tersebut.

“Ini adalah even pertama yang kami buat. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar. Meskipun Komunitas Rods ini baru terbentuk awal Februari kemarin, tapi dengan kerja sama seluruh anggota, tentunya bimbingan dari Rounin (Roundnet Indonesia) kami sangat bangga bisa menghelat turnamen roundnet se-Bandung Raya,” ungkap Aji.

1. Berharap adanya dukungan resmi Pemkab Bandung

Gelar Turnamen, Rods Sosialisasikan Roundnet di Kabupaten BandungIDN Times/Aris Darussalam

Selain sebagai ajang silaturahmi, kegiatan itu juga merupakan media sosialisasi sekaligus promosi olahraga roundnet di Indonesia, khususnya di Kabupaten Bandung.

“Dengan adanya peserta dari berbagai wilayah di Bandung Raya serta dibantu dengan media sosial. InsyaAllah, olahraga yang masuk ke Indonesia tahun lalu ini bisa semakin dikenal,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Aji Sakti juga berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung dapat mendukung keberadaan Komunitas Rods.

“Sebelumnya kami telah berkoordinasi dengan beberapa perangkat daerah di Pemkab Bandung. Alhamdulillah Disparbud (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) mendukung dan mengizinkan kami untuk menggunakan fasilitas di Dome Bale Rame sebagai tempat berlatih. Selain itu, kami juga telah melakukan koordinasi dengan Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga) terkait pembinaan juga hal-hal lainnya,” ucap Ketua Rods

2. Sosialisasikan roundnet hingga pelosok

Gelar Turnamen, Rods Sosialisasikan Roundnet di Kabupaten BandungIDN Times/Aris Darussalam

Sementara itu, Pendiri Roundnet Indonesia Genta Fajar mengapresiasi atas terselenggaranya Soreang Roundnet Tournament tahun 2021.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Karena selain menjadi pemantik gairah para pemain roundnet dalam berkompetitif, juga menjadi sarana informasi bagi masyarakat luas bahwa roundnet bukan hanya sebagai permainan biasa, tapi bisa juga menjadi olahraga prestasi di masa depan. Salah satunya dengan mengikuti banyak turnamen baik itu tingkat regional, nasional hingga mancanegara,” ujar Genta.

Dirinya juga berharap, Komunitas Rods dapat terus mensosialisasikan olahraga roundnet hingga ke wilayah-wilayah terpencil.

“Rods adalah salah satu komunitas paling aktif, tidak hanya di Jabar tapi di seluruh Indonesia. Kami sangat berharap, seluruh komunitas atau chapter daerah untuk terus mengajak orang-orang baru, memperkenalkan serta mempromosikan olahraga ini di daerahnya masing-masing,” harapnya.

3. Tidak hanya memiliki nilai edukasi

Gelar Turnamen, Rods Sosialisasikan Roundnet di Kabupaten BandungIDN Times/Aris Darussalam

Pada kesempatan yang sama, Pembina Rods Aten Sonadi menuturkan, pihaknya sangat mendukung keberadaan Komunitas Rods. Menurutnya, tidak hanya memiliki nilai edukasi, olahraga roundnet juga berpotensi sebagai media rekreasi bagi keluarga, maupun rekreasi di tempat wisata.

“Seperti kita tahu, saat ini banyak sekali generasi muda yang kecanduan gadget, hingga melupakan pentingnya interaksi dan sosialisasi dengan orang lain. Saya meyakini, kehadiran roundnet ini bisa menjadi alternatif permainan bagi anak anak. Tidak hanya itu, jika ditekuni dengan serius mereka juga dapat berprestasi,” pungkas Aten.

4. Selayang pandang perkembangan roundnet

Gelar Turnamen, Rods Sosialisasikan Roundnet di Kabupaten BandungIDN Times/Aris Darussalam

Genta Fajar menyebut, konsep permainan tersebut tidak jauh berbeda dengan bola voli. Olahraga yang diciptakan Jeff Krunek pada tahun 1989 ini dimainkan oleh empat orang yang dibagi dalam dua tim (2x2).

"Roundnet ini dasarnya adalah backyard game dan berkembang menjadi sebuah olahraga permainan setelah banyak negara di Amerika dan Eropa memainkannya serta menggelar turnamen. Sempat vakum di tahun 1995, olahraga ini kembali booming di tahun 2008 bahkan kompetisi di Eropa sudah disiarkan ESPN dalam 2-3 tahun terakhir ini," ujar Genta.

Seperti permainan bola voli, olahraga ini memperbolehkan pemain melakukan sentuhan maksimal tiga kali saat memainkannya. Masing-masing pemain hanya boleh melakukan sentuhan atau pukulan sebanyak satu kali secara bergantian.

"Untuk servis dan sentuhan terakhir, bola yang terbuat dari karet harus dipantulkan ke lingkaran pemantul yang disebut roundnet tersebut. Untuk ukuran lapangan tempat bermain, sebenarnya tidak terbatas tergantung seberapa jauh bola itu dipantulkan pemainnya sehingga idealnya memang dilakukan di outdoor meski di indoor pun tetap bisa dilakukan," jelas Genta.

Untuk ukuran lingkaran pemantul, lanjutnya, memiliki diameter 90 centimeter dengan tinggi 25 centimeter. Sedangkan jarak antara pemain ke lingkaran pemantul saat permainan akan dimulai sejauh 1,8 meter.

"Pada sebuah kejuaraan, hitungan poin hingga 21. Tapi untuk permainan have fun, semuanya bisa dimodifikasi. Baik dari jumlah poin maupun ukuran lapangan, hanya untuk lingkaran pemantul dan bola yang digunakan sudah baku," tuturnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya