Ketua IDI Majalengka: APD Mulai Sulit Didapat dan Harganya Meroket

Habiskan anggaran Rp3 milyar lebih untuk APD

Majalengka, IDN Times - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Majalengka dr. Erni Harleni mengatakan, harga alat pelindung diri (APD) untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Kabupaten Majalengka semakin tidak terkendali dan pasokan barangnya tersendat.

"Saat ini situasi harga APD tak terkontrol dan harganya sangat mahal di pasaran," ujar Erni Selasa (7/4), ketika dihubungi, Selasa (7/4).

Menurut dia, selain harganya naik berkali-kali lipat di pasaran. Dia mencontohkan, harga masker bedah yang semula harga Rp25 ribu/boks dengan isi 50 pcs, tapi sekarang naiknya berkali-kali lipat hingga mencapai Rp300 ribu per/boks.

"Sudah barangnya mahal, barang itu susah didapatkan dan pasokannya saat ini tersendat,” ujarnya.  

Selain itu, lanjut dia, selain langka, APD hanya bisa dibeli dengan uang muka 100 persen di awal. "Bagaimana bisa seperti ini? bagaimana regulasinya kok sampai seperti ini ya," kata Erni heran.

1. IDI minta masyarakat untuk membantu dengan cara tetap dirumah

Ketua IDI Majalengka: APD Mulai Sulit Didapat dan Harganya MeroketIlustrasi tenaga medis dengan APD Lengkap (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Kendati mengeluhkan kelangkaan dan mahalnya APD saat ini, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik, tetap menjaga kebersihaan, dan kesehatan.

"Saran buat masyarakat yang sehat tetap menggunakan masker kain, dan yang terpenting cuci tangan dengan benar, jaga jarak aman hingga 1-2 meter," ungkapnya.

Di samping itu, pihaknya meminta masyarakat tetap di rumah dan jangan keluar jika tidak ada keperluan yang mendesak. "Jangan keluar rumah, kecuali untuk kegiatan yang sangat penting. Jangan lupa makan-makanan yang bergizi dan gemar berolah raga teratur minimal 30 menit sebanyak tiga kali dalam seminggu," ucapnya.

2. Selama empat hari habiskan Rp3 Miliar lebih untuk APD

Ketua IDI Majalengka: APD Mulai Sulit Didapat dan Harganya MeroketIlustrasi tenaga medis dengan APD Lengkap (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Kelangkaan dan mahalnya APD pernah diutarakan Bupati Majalengka, Karna Sobahi, belum lama ini. Menurut dia, salah satu kendala dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini kelangkaan alat tes kesehatan (alkes) dan APD bagi para tenaga medis dan pasien.

"Jujur saja kalau pun mahal, kita akan tetap beli, tapi masalahnya barangnya sangat sulit didapat," tegasnya.

Masih dijelaskan Karna, APD itu hanya digunakan satu kali saat bertugas dan setelah itu harus dihanguskan guna menghindari penyebaran virus yang lebih luas. "Perhitungannya kalau misal ada tiga pasen dirawat dan ada tiga petugas perhitungannya 3 x satu hari x 3 orang berarti ada 9 APD (yang diperlukan). Dibutuhkan 1 hari x 14 hari 126  APD x Rp 1,8 juta totalnya Rp 3,175 miliar," tuturnya

3. Sempat turun, ODP di Majalengka naik lagi

Ketua IDI Majalengka: APD Mulai Sulit Didapat dan Harganya MeroketIDN Times/Andra Adyatama

Pencegahan pandemi COVID-19 di Kabupaten Majalengka kian menghawatirkan. Selain kelangkaan dan mahalnya APD, jumlah ODP pun terus meningkat tiap harinya. Dari data Pusat Informasi dan Komunikasi Kabupaten Majalengka, Selasa (7/4), ODP yang semula 270 jiwa kini naik menjadi 285 jiwa. Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) tetap berjumlah dua jiwa. Termasuk pasien positif COVID-19 berjumlah satu jiwa.

"ODP hari ini naik, kemarin 270 orang, sekarang 285 orang. Ada kenaikan 15 orang," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kabupaten Majalengka, Alimudin.

Dia menjelaskan, ODP dengan jumlah hari ini, rinciannya 191 orang masih dalam pemantuan sisanya 94 orang selesai dipantau. "Kalau usia ODP itu beragam, mulai dari usia remaja hingga dewasa," tuturnya.

Sedangkan PDP maupun pasien positif tidak ada penambahan dengan jumlah yang sama. "PDP tetap 2 orang dan pasien aktif 1 orang," ujarnya.

4. Dinkes imbau Masyarakat untuk tetap tidak mudik

Ketua IDI Majalengka: APD Mulai Sulit Didapat dan Harganya MeroketIDN Times/Aji

Alimuddin mengimbau kepada masyarakat untuk mencegah perkembangan dan penyebaran COVID-19 di Kabupaten Majalengka. Bagi para perantau, kata dia, agar jangan dulu mudik. Jika terpaksa, pemudik diminta mengecek kesehatannya terlebih dahulu.

"Warga Majalengka juga tidak keluar rumah kecuali sangat penting. Serta hindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi wahana penularan virus,” ujarnya.

Tak hanya itu, dia pun mengimbau agar setiap masyarakat tetap menggunakan masker dan menyediakan fasilitas tempat cuci tangan dan sabun dengan air mengalir serta tisu kering. "Hindari jabat tangan, lakukan interaksi tanpa sentuhan," saranya.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya