Bermodal Rp300 Ribuan, Siswa SMK Ini Bisa Buat Aplikasi Anti Maling

Kemoja Sakti bisa dikendalikan dari jarak jauh

Majalengka, IDN Times – Keterampilan tangan dari siswa Kelas XI TKR SMK Negeri 1 Kertajati, Kabupaten Majalengka ini patut diapresiasi. Keahliannya dalam merakit barang elektronik berhasil menciptakan aplikasi anti pencurian kendaraan bermotor. 

Bahkan, aplikasi buatannya ini mampu dikendalikan dalam jarak jauh hanya cukup mengirimkan sebuah pesan. Pesan yang dikirimkan ini bisa menghentikan laju kendaraan saat dibawa kabur pelaku pencurian.

Dia adalah Kartama Azi Sawaluddin(17). Berawal dari hobi merakit mobil Tamiya atau mobil remote control, kini ia mampu menciptakan sebuah aplikasi anti pencurian kendaraan bermotor.

1. Kemoja Sakti

Bermodal Rp300 Ribuan, Siswa SMK Ini Bisa Buat Aplikasi Anti Malingitunes.apple.com

Remaja asal Blok Panjalin, Desa Biyawak, Kecamatan Jatitujuh ini mampu merakit remot kendaraan bermotor sebagai pengaman dari aksi pencurian. Hasil kreativitasnya itu dinamai remote “Kemoja Sakti” kependekan dari Kendali Motor Jarak Jauh SMK 1 Kertajati.

Teknologi yang digunakan putra kedua dari pasangan Taruna dan Karsiti itu hanya memanfaatkan kecanggihan ponsel. Ia mengaku, dalam membuat aplikasi Kemoja Sakti hanya membutuhkan biaya sekitar Rp300 ribuan.

Biaya itu untuk kebutuhan membeli perangkat bernama arduino seharga Rp145 ribu, modul GSM seharga Rp100 ribu, dan membeli modul rellay seharga Rp50 ribu.

“Awal nyoba ke lampu dan kipas angin di rumah. Setelah bisa digunakan, saya coba dipasang di motor. Cara kerjanya cukup mudah, bisa dikirim dari manapun. Akses ke nomor bisa dibatasi,” kata Kartama, Jumat (22/2).

2. Ide muncul karana banyak kasus pencurian kendaraan bermotor

Bermodal Rp300 Ribuan, Siswa SMK Ini Bisa Buat Aplikasi Anti MalingIDN Times/Andra Adyatama

Kartama mengatakan, ide pembuatan aplikasi anti maling ini muncul saat kasus pencurian bermotor di Desa Biyawak, Kecamatan Jatitujuh marak terjadi. Sehingga, dirinya berpikir bagaimana caranya untuk mengurangi atau mencegah pencurian tersebut hingga munculah solusi membuat Kemoja Sakti.

Ia menjelaskan, perakitan Kemoja Sakti hanya membutuhkan kartu telepon seluler, modul rellay atau stop kontak digital, arduino, serta sejumlah kebutuhan lain yang mudah didapat. 

"Semuanya dirakit kemudian ditempel di sepeda motor disatukan dengan kabel yang tersambung di kontak motor," ujar dia.

3. Bisa dikendalikan dengan ponsel pintar

Bermodal Rp300 Ribuan, Siswa SMK Ini Bisa Buat Aplikasi Anti MalingIDN Times/Andra Adyatama

Kartama menjelaskan cara kerja aplikasi ciptaannya ini. Menurut dia, aplikasi anti maling itu bisa dikendalikan dengan menggunakan ponsel. Sehingga sepeda motor yang sudah disetting atau terpasang alat tersebut bisa dihidupkan atau dimatikan cukup melalui telpon seluler pemilik sepeda motor.

Dengan remote tersebut, menurut Kartama, sepeda motor bisa dihidupkan dan dimatikan dari jarak jauh sekalipun. Sepeda motor yang sudah terpasang alat ini bisa cukup aman dari tindak pencurian. Karena, ketika sepeda motor ada yang mencuri, pemilik sepeda motor cukup mengirim pesan singkat dengan perintah “tidak jalan” atau “off”. Sehingga laju sepeda motor bisa langsung berhenti atau tidak bisa dihidupkan sama sekali.

“Caranya ketik pesan Off ke nomor kartu telepon yang dipasang di sepeda motor. Sebaliknya untuk menghidupkan bisa ketik pesan On,” ucap Artama yang bercita-cita memproduksi peralatan elekto controller.

Bahkan, kata dia, dalam alat ini juga bisa dipasang alat pelacak dengan menggunakan sistem GPS. Sehingga, jika motor disembunyikan pelaku pencurian bisa diketahui lokasinya. 

“Meskipun orang lain mengetahui nomor telpon yang dipasang di sepeda motor. Tapi, tidak akan bisa melakukan perintah dengan mengirim pesan singkat untuk menghidupkan atau mematikan sepeda motor. Perintah itu hanya bisa dilakukan atau dikendalikan dari ponsel seluler pemilik kendaraan,“ kata dia.

4. Terampil di tengah keterbatasan

Bermodal Rp300 Ribuan, Siswa SMK Ini Bisa Buat Aplikasi Anti MalingIDN times/Andra Adyatama

Kartama bisa dibilang difable, karena keterbatasannya. Namun, dibalik keterbatasannya itu ia mampu menciptakan sebuah alat yang bisa bermanfaat bagi banyak orang.

Dengan cara merendah, Kartama mengaku, kesuksesannya dalam membuat aplikasi anti maling itu hanya coba-coba. Sebab, awalnya alat kendali tersebut diperuntukan dalam mengendalikan lampu serta kipas angin yang ada di rumahnya. Namun, setelah berhasil membuat remote kipas dan lampu, semua alat tersebut dibongkar dan mencoba membuat alat baru untuk kendaraan.

5. Akan didesain ulang dan diproduksi massal

Bermodal Rp300 Ribuan, Siswa SMK Ini Bisa Buat Aplikasi Anti MalingIDN Times/Andra Adyatama

Sementara itu, Kepala Program Teknik Kendaraan Ringan SMK Kertajati Bambang Nurdiansah mengungkapkan, akan terus berupaya mendorong kreativitas anak didiknya. aplikasi remote yang dibuat Kartama sudah diberi nama “Kemoja Sakti”. Nama tersebut berasal dari singkatan Kendali Motor Jarak Jauh SMK N 1 Kertajati.

“Produk kreatif dan kewirausahaan ini rencananya akan diproduksi awal April mendatang dan rencananya kami jual lewat on line. Jika ini benar-benar telah memenuhi kualifikasi,” kata Bambang.

6. Nama Kemoja Sakti akan dipatenkan

Bermodal Rp300 Ribuan, Siswa SMK Ini Bisa Buat Aplikasi Anti MalingIDN Times/Andra Adyatama

Kepala Sekolah SMK Kertajati Acep Saefudin mengaku bangga dengan anak didiknya yang memiliki kreativitas tinggi dan berhasil menciptakan Kemoja Sakti. Dia akan terus berupaya mendorong dan memfasilitasi para siswanya untuk berkreativitas dan menciptakan alat baru.

Menurutnya, pihak sekolah akan berunding untuk mengurus hak paten atas hasil karya siswa tersebut. 

“Semua anak didorong untuk bereksperimen, apapun yang dibuatnya akan kami fasilitasi. Mudah-mudahan apa yang sudan dilakukan anak didik kami bsia berkembang dan setelah lulus sekolah nanti bisa menjadi wirausahawan,” kata Acep.

Untuk remote Kemoja Sakti Acep akan memproduksinya setelah benar-benar memenuhi standar dan mendaftarkannya agar memiliki hak paten berstandar SNI, sehingga nanti bisa diperjualbelikan ke publik.  

“Kami akan buat packing yang baik dan yang pasti barang buatan anak-anak kami ini memeiliki standar SNI,” kata Acep.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya