TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PKL Dalem Kaum Bandung Bentrok dengan Satpol PP

Mereka enggan direlokasi ke tempat parkiran

IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Bentrokan terjadi antara pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di kawasan Dalem Kaum dengan Satpol PP Kota Bandung. Akibat bentrokan tersebut terdapat tujuh pedagang dan beberapa anggota Satpol PP dilaporkan terluka.

Dari video yang diterima IDN Times, Satpol PP dan para pedagang sempat saling tarik dalam penertiban. Mereka juga cekcok mulut hingga membuat tensi memanas.

Perwakilan PKL Dalem Kaum, Barri Sobari mengatakan, tindakan represif Satpol PP dilakukan tanpa ada informasi lebih dulu kepada pedagang. Mereka memaksa pedagang yang ada di kawassan ini untuk berpindah tempat berjualan. Padahal selama ini pedagang melakukan penolakan karena pemindahan bisa berdampak pada penghasilan.

"Sebetulanya ini di luar kemauan PKL untuk direkolasi ke tempat yang tidak layak di basement, tempat parkir. PKL ini tidak cari kata cuman numpan untuk cari makan," kata Barri kepada wartawan, Jumat (22/12/2023).

1. Tempat relokasi tidak menampung seluruh pedagang

Tangkapan layar video bentrok PKL Dalem Kaum, Kota Bandung. Dokumen IDN Times

Barri menuturkan, selama ini mereka menolak relokasi karena tempat yang disediakan tidak cukup untuk 400 pedagang yang selama ini berada di kawasan Dalem Kaum. Jumlah pedagang yang bisa ditampung hanya 53 saja, sehingga pedagang lain tidak kebagian tempat.

Namun, dia juga menegaskan ketika jumlah area lebih luas dan bisa menampung seluruh PKL yang ada di jalan Dalem Kaum, mayoritas pedagang tetap menolak karena bisa menurunkan jumlah pembeli.

"Kami tetap menolak karena tidak ada yang beli di sana sarang tikus.

2. Sudah pasti pendapatan akan turun

ilustrasi uang rupiah dan paspor (unsplash.com/bady)

Berkaca dari kasus penertiban PKL yang ada di sekitar jalan Merdeka dan dipindahkan ke basement Mal Bandung Indah Plaza (BIP), mereka jadi kehilangan pembeli yang selama ini melakukan transaksi. Penjualan pedagang pun menurun sehingga pendapatannya tak menentu.

"Kalau BIP masih mending layak, kalau di sini tempatnya kurang layak. Makanya kami menolak," kata dia.

Berita Terkini Lainnya