Warga Purwakarta Adukan Bau Limbah Pabrik, KLHK Uji Kualitas Air-Udara

Dedi Mulyadi dorong perusahaan sediakan alat ukur limbah

Purwakarta, IDN Times - Warga Desa Kembangkuning, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, mengeluhkan bau yang diduga berasal dari limbah pabrik. Laporan tersebut sampai ke Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dedi Mulyadi, yang langsung menindaklanjutinya.

Dedi bersama tim Pengendali Dampak Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendatangi lokasi sesuai dengan laporan, pada Selasa (13/9/2022). Kedatangan mereka tak lain guna melakukan pengujian kualitas air dan udara di sekitar pabrik yang diduga melakukan pencemaran.

“Kita tidak bisa simpulkan sekarang bagaimana hasilnya, tapi harus tunggu hasil laboratorium. Nanti, akan terjawab teka-teki mengapa terjadi bau yang selama ini tak pernah terjadi dan juga menjawab apakah (limbah) ini berbahaya atau tidak,” tutur Dedi seusai mengambil sampel.

1. Keluhan limbah diklaim tidak pernah dikeluhkan warga

Warga Purwakarta Adukan Bau Limbah Pabrik, KLHK Uji Kualitas Air-Udarailustrasi pencemaran air (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Mantan Bupati Purwakarta itu mengklaim tidak pernah ada keluhan dari warga sekitar pabrik tersebut selama dua periode ia menjabat. Karena itu, Dedi mengaku heran hingga akhirnya bersedia membantu memediasi perwakilan warga dengan pihak perusahaan yang mengelola pabrik tersebut.

Sehari setelah mediasi, Dedi membawa perwakilan warga untuk melihat secara langsung proses pengambilan sampel dari kawasan pabrik.

“Nantinya, sampel tersebut akan diteliti di lab dan hasilnya keluar maksimal 14 hari kerja,” katanya, meminta warga untuk bersabar.

2. Lebih banyak sampah rumah tangga cemari sungai

Warga Purwakarta Adukan Bau Limbah Pabrik, KLHK Uji Kualitas Air-UdaraIIustrasi sampah (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Selain di kawasan sekitar pabrik, sampel juga diambil dari aliran Sungai Cikembang. Di sana Dedi justru tidak menyangka akan mendapati lebih banyak limbah dan sampah rumah tangga dibanding limbah pabrik dengan bau menyengat seperti laporan warga.

Karena itu, Dedi meminta perusahaan yang ada di Indonesia untuk menempatkan alat ukur kadar udara dan air di dekat pabriknya. “Hal tersebut sebagai langkah transparansi sehingga masyarakat bisa mengakses informasi (tingkat pencemaran) secara digital,” ujarnya beralasan.

3. Perusahaan sepakat bangun kawasan pariwisata edukasi

Warga Purwakarta Adukan Bau Limbah Pabrik, KLHK Uji Kualitas Air-UdaraIlustrasi obyek wisata. ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Menurutnya, pencemaran lingkungan oleh limbah tidak bisa berdasarkan penafsiran seseorang yang awam.

“Limbah itu sifatnya kimiawi tidak bisa asal ditafsirkan. Maka harus dijawab dengan hal ilmiah juga dengan membuat alat ukur yang bisa memberikan informasi terkini soal kualitas udara dan air di sekitar perusahaan,” kata Dedi.

Khusus di pabrik dekat aliran Sungai Cikembang, perusahaan sekitar dikabarkan telah sepakat untuk membangun kawasan pariwisata edukasi. Tempat tersebut nantinya bisa berfungsi sebagai tempat rekreasi warga.

Untuk itu, diperlukan alat pemurnian air yang ditempatkan di sana agar aliran sungai tersebut bisa ditinggali ikan-ikan. Selain tentu memperindah tempat, keberadaan ikan di sana menjadi tolok ukur ada-tidaknya pencemaran limbah.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Minta Kenaikan Tarif Wisata Pulau Komodo Dievaluasi

Baca Juga: 5 Fakta Lalat Limbah, Sering Ditemukan di Kamar Mandi

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya