Tak Bisa Berkegiatan, Seniman Luapkan Ekspresi di Jalanan Purwakarta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Purwakarta, IDN Times - Beberapa orang seniman melakukan pertunjukan seni (performance art) bersama di jalanan pusat kota Purwakarta. Mereka mengekspresikan kegelisahan masyarakat yang terdampak pandemik COVID-19 lewat gestur dan monolog.
Koordinator aksi, Ikhsan Kamil mengatakan konsep pertunjukan mereka dilakukan secara spontanitas dan masing-masing. "Kami hanya mengekspresikan keresahan sebagian banyak masyarakat yang bosan dengan situasi pandemik ini," katanya.
1. Aksi para seniman menarik perhatian warga yang melintas
Salah seorang peserta aksi memulai kegiatan tersebut dengan aksi menggulung tali berwarna jingga pada tabung elpiji ukuran tiga kilogram. Sambil bertelanjang dada dengan balutan kain motif papan catur, laki-laki tersebut juga menutupi wajahnya dengan kertas tisu.
Setelah menggulung dan mengikatkan talinya, ia perlahan berjalan kaki ke arah Situ Buleud sambil menarik tabung gas tersebut. Aksi para seniman sore itu menarik perhatian warga yang melintas di sekitar Gedung Kembar.
2. Semua seniman melakukan aksi dengan membawa tabung gas elpiji
Aksi monolog dilakukan seorang seniman lainnya dengan mengenakan jubah berwarna hitam. Sambil menenteng tabung gas elpiji berukuran sama, ia pun menyanyikan lagu-lagu kebangsaan secara lantang dan ekspresif.
Sedangkan, seorang seniman lainnya yang berambut gimbal, menutupi wajahnya dengan topeng berhiaskan mata-mataan. Sambil mengenakan kostum layaknya seorang montir, ia pun ikut berjalan di belakang sambil membawa tabung gas yang diborgolkan ke tangannya.
Performance art yang ditampilkan itu seakan menggambarkan perjuangan masyarakat menjalani kehidupan yang sulit akibat pandemik COVID-19. Tabung gas elpiji yang mereka bawa-bawa dianalogikan sebagai kebutuhan pokok yang justru membebani pergerakannya.
3. Pandemik COVID-19 menghambat program kegiatan komunitas
Pandemik COVID-19 diakui telah menghambat program kegiatan di komunitas-komunitas yang ada di Purwakarta saat ini. Tak terkecuali di Komunitas Pena dan Lensa (Kopel), Ikhsan mengakui banyak program kegiatan batal digelar tahun ini.
"Banyak kegiatan yang dibatalkan karena tak mendapatkan izin. Padahal, kegiatan-kegiatan itu bermanfaat dan kita juga bisa menerapkan protokol kesehatan," ujar Ikhsan. Salah satunya ialah Festival Film Purwakarta yang biasa digelar setiap tahunnya.
Sebelumnya, Kopel juga melakukan aksi sosial warga bantu warga untuk membantu masyarakat terdampak pandemik. Mereka menggalang donasi kemudian membeli makanan dari pedagang kaki lima untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
4. Para seniman berharap pemerintah daerah memberi izin kegiatan seni
Pelaksanaan kegiatan kali ini menurut Ikhsan, tidak secara langsung untuk memprotes kebijakan pemerintah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Para seniman diakui hanya ingin mengekspresikan kegelisahan yang selama ini tak tersalurkan.
"Seperti halnya orang yang sedang kesal, bosan karena tak tahu harus bagaimana, pasti ingin sekali meluapkan ekspresinya. Jadi beginilah cara kami mengekspresikan perasaan itu," tutur Ikhsan menjelaskan.
Ke depannya, para seniman berharap pemerintah daerah memberikan dispensasi untuk menggelar kegiatan seni. Mereka meyakinkan kegiatan tersebut bisa disiasati dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Baca Juga: Tolak Perpanjangan PPKM, Pengusaha Hotel di Purwakarta "Menyerah"
Baca Juga: Sebagian Besar Pekerja Formal di Purwakarta Tak Dapat Subsidi Upah