Subang Endemis DBD, Warga Diminta Berantas Sarang Nyamuk dan Abatesasi

Anggaran daerah untuk pengasapan nyamuk sudah habis

Subang, IDN Times - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Subang mencapai 165 orang hingga Agustus 2021. Sebanyak dua orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Dinas Kesehatan setempat mencatat kasus penularan DBD paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Subang dengan kasus sebanyak 97 orang. Jumlah tersebut berbanding jauh dengan kecamatan lainnya.

Kasus DBD juga terpantau di Kecamatan Cibogo (19 orang), Dawuan (10), Pagaden (6), Cijambe (6) dan Kalijati. "Sedangkan untuk korban jiwa berasal dari Kecamatan Subang dan Serangpanjang," kata Kepala Dinkes Subang, Maxi beberapa waktu lalu.

1. Tidak setiap wilayah dilakukan pengasapan

Subang Endemis DBD, Warga Diminta Berantas Sarang Nyamuk dan Abatesasiilustrasi fogging untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Dinas terkait melakukan upaya pencegahan penularan penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti itu. Salah satunya dengan melakukan pengasapan di wilayah sekitar tempat tinggal penderita DBD.

Namun, kegiatan tersebut diakui tidak dilakukan di semua wilayah. "Dari 165 kasus ini, sudah dilakukan 29 kali pengasapan karena tidak semua kasus DBD dilakukan pengasapan," kata Maxi.

2. Anggaran untuk pengasapan nyamuk tahun ini sudah habis

Subang Endemis DBD, Warga Diminta Berantas Sarang Nyamuk dan AbatesasiFogging untuk mengantisipasi wabah DBD di Jakarta Selatan. (IDN Times/Dwi Agustiar)

Langkah tersebut tak bisa dilakukan secara maksimal karena terkendala faktor anggaran. "Karena pengaruh refocusing (pengalihan anggaran untuk menangani pandemik COVID-19), dana pengasapan kita sudah selesai (habis)," kata Maxi.

Pengasapan jadi salah satu upaya pencegahan penularan DBD di satu wilayah. Karena anggarannya sudah habis, sehingga pemerintah daerah tidak akan melakukan pengasapan lagi hingga akhir tahun ini.

3. Penyebaran DBD di Subang berpotensi terjadi sepanjang tahun

Subang Endemis DBD, Warga Diminta Berantas Sarang Nyamuk dan AbatesasiIlustrasi (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Maxi membandingkan angka kasus sepanjang tahun ini belum sebanyak kasus pada 2020 yang mencapai total 255 orang. Namun, ia pun tidak menutup kemungkinan akan terjadi penambahan kasus DBD hingga akhir tahun ini.

"Kita berdoa saja mudah-mudahan sampai akhir tahun tidak da lagi (penambahan) kasus DBD. Tapi, itu tidak mungkin karena DBD endemis di Subang yang artinya ada (potensi penularan) sepanjang tahun," tutur Maxi.

4. Pencegahan DBD lebih efektif dengan pemberantasan sarang nyamuk dan abatesasi.

Subang Endemis DBD, Warga Diminta Berantas Sarang Nyamuk dan AbatesasiIlustrasi abate. IDN Times/Ayu Afria

Lebih lanjut, Kadinkes menjelaskan upaya pencegahan DBD sebenarnya bukan hanya dengan pengasapan. Menurutnya, pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa sehingga masih ada peluang hidup bagi jentik nyamuknya.

Maxi lebih menyarankan masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan membunuh jentik lewat abatesasi. "Yang paling rawan itu tempat umum misalnya sekolah-sekolah, mushola, masjid. Apalagi saat pandemi ini bisa saja tidak dicek," ujarnya.

Program pemberantasan sarang nyamuk di Subang selama ini terbantu oleh juru pemantau jentik yang melibatkan tim relawan. Sedangkan terkait abatesasi, masyarakat bisa meminta bubuk abate ke kantor Dinkes secara langsung dan tidak dipungut biaya.

Baca Juga: Polisi Pilih Hati-hati Soal Kasus Pembunuhan Ibu-Anak di Subang

Baca Juga: Polisi Didesak Segera Ungkap Kasus Pembunuhan Ibu-Anak di Subang

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya