Sambut Ramadan, Warga Purwakarta Bebersih Lingkungan dan Ngaliwet

Bupati mengintruksikan 17 kecamatan gelar munggahan serentak

Purwakarta, IDN Times - Masyarakat Kabupaten Purwakarta memiliki tradisi khusus dalam menyambut kedatangan Ramadan. Acara yang biasa disebut munggahan itu diisi kegiatan bersih-bersih lingkungan kemudian makan bersama.

Namun, ada perbedaan dalam munggahan kali ini karena seluruh daerah di Indonesia termasuk Purwakarta tengah dilanda pandemik COVID-19. Situasi saat ini ikut mengubah tradisi yang dilakukan secara turun-temurun itu.

1. Gotong royong membersihkan lingkungan

Sambut Ramadan, Warga Purwakarta Bebersih Lingkungan dan NgaliwetAbdul Halim/IDN Times

Pada momentum munggahan tahun ini, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menginstruksikan seluruh masyarakat untuk melakukan bersih-bersih lingkungan masing-masing. Kegiatan tersebut digelar serentak di 17 kecamatan yang ada, Jumat (9/4/2021).

Kegiatan tersebut juga diikuti bupati di Desa Citalang Kecamatan Tegalwaru. "Menyambut bulan puasa, sudah saatnya kita membersihkan diri, lingkungan dan hati," kata Anne saat ditemui seusai kegiatan tersebut.

2. Makan nasi liwet bersama

Sambut Ramadan, Warga Purwakarta Bebersih Lingkungan dan NgaliwetAbdul Halim/IDN Times

Tradisi berkumpul dan makan bersama menjelang bulan Ramadan sebenarnya bukan hal baru di wilayah Jawa Barat. Namun, yang membedakan dari munggahannya warga Purwakarta ialah membersihkan lingkungan secara gotong royong.

Menurut Anne, tradisi itu bernilai positif. Karena itu, kegiatan munggahan yang biasanya dilakukan masing-masing, tahun ini sengaja dilakukan secara serentak di seluruh kecamatan di Kabupaten Purwakarta.

"Munggahan bersama seperti ini merupakan yang pertama kali. Saya harap cara ini bisa lebih meningkatkan lagi (persaudaraan di tengah) masyarakat. Selain itu, masyarakat juga bisa menikmati makanan yang sehat, dengan menu andalan adalah nasi liwet," tutur Anne.

3. Menjaga protokol kesehatan

Sambut Ramadan, Warga Purwakarta Bebersih Lingkungan dan Ngaliwetradioidola.com

Instruksi bupati yang memperbolehkan masyarakat mengadakan acara kumpul-kumpul itu tetap dibatasi. Masyarakat yang akan munggahan diimbau untuk tetap menaati protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.

"Kumpul-kumpul munggahan boleh tapi tetap jaga jarak, pakai maskernya dan tidak perlu banyak-banyak pesertanya. Cukup dengan anggota keluarga dan tetangga di rumah," kata Anne.

4. Olah raga bersama dan penanaman pohon

Sambut Ramadan, Warga Purwakarta Bebersih Lingkungan dan NgaliwetAbdul Halim/IDN Times

Pada kesempatan itu, Anne bersama sejumlah pejabat pemerintah daerah juga melakukan olah raga bersama, yakni, bersepeda santai. Rombongan bupati menempuh jarak sejauh 10 kilometer dimulai dari kantor utama PJB Cirata sampai halaman Kantor Desa Citalang, Kecamatan Tegalwaru.

Setelah bersepeda, Anne dan seluruh peserta melakukan penanaman pohon di wilayah kritis. Pohon yang ditanam termasuk jenis tanaman berkayu keras seperti trembesi. Pepohonan tersebut disumbangkan oleh PJB Cirata.

Selain itu, Anne juga membagikan membagikan paket sembako kepada sejumlah keluarga pra sejahtera di sekitar lokasi. Salah satunya berisi 200 paket telur untuk memenuhi gizi keluarga mereka.

"Kegiatan ini sangat positif. Kami berharap masyarakat dapat mendapatkan manfaatnya," kata General Manager Pembangkit Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkit Cirata, Muhamad Munir mengapresiasi langkah bupati.

Baca Juga: Warga Dilarang Mudik, Pemkab Purwakarta Buka Tempat Wisata

Baca Juga: Nasib Gedung Bioskop Legendaris di Purwakarta yang Terbengkalai

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya