Kasus di Purwakarta Rusak Status Bebas Polio Indonesia Sejak 2014

Imunisasi serentak digelar dua putaran pada April-Mei 2023

Purwakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengklaim Indonesia sudah terbebas dari penyakit polio sejak 2014. Karena itu, kemunculan kasus baru di Kabupaten Purwakarta dinilai sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Hal itu disampaikan oleh konsultan dan perwakilan WHO Indonesia dalam kunjungannya ke Purwakarta. Pada kesempatan itu, Pemerintah Kabupaten Purwakarta sekaligus melakukan Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio tingkat kabupaten di Bale Sawala Yudhistira, Senin (27/3/2023).

“Indonesia diharapkan dapat mempertahankan status bebas polio dalam rangka mewujudkan dunia bebas polio pada 2026,” kata Sekretaris Daerah Purwakarta Norman Nugraha, mengutip harapan perwakilan WHO pada kegiatan tersebut.

1. Dampak penyakit polio mengancam bangsa dan negara

Kasus di Purwakarta Rusak Status Bebas Polio Indonesia Sejak 2014ilustrasi polio (Kemenkes RI)

Norman menjelaskan polio termasuk kategori Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Salah satu gejala penyakit polio menurutnya adalah tungkai kaki yang lemah hingga menyebabkan kelumpuhan.

Kondisi itu pun dinilai akan mengancam kondisi anak-anak pada masa depan. “Dampak penyakit PD3I tidak hanya bagi kehidupan pasien yang bersangkutan tapi juga bagi keluarga bahkan kehidupan masyarakat dan masa depan negara,” kata Norman dalam keterangan persnya.

2. Peran WHO dalam pencegahan PD3I di Purwakarta

Kasus di Purwakarta Rusak Status Bebas Polio Indonesia Sejak 2014ilustrasi imunisasi pada bayi (cdc.gov)

Menindaklanjuti penemuan kasus polio baru, Pemerintah Kabupaten Purwakarta diakui tengah berupaya mencegah penularan PD3I. Salah satunya, dengan meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap bagi bayi dan anak, serta pelaksanaan surveilans PD3I.

"Untuk mengantisipasi dan pencegahan PD3I di Kabupaten Purwakarta, secara teknis, kami konsultasikan dengan perwakilan WHO Indonesia dan Kementerian Kesehatan," ujar Norman yang mewakili Bupati Purwakarta dalam acara tersebut.

3. Varian PD3I lain bisa ikut dicegah imunisasi kali ini

Kasus di Purwakarta Rusak Status Bebas Polio Indonesia Sejak 2014ilustrasi tanda campak akan sembuh (freepik.com)

Norman pun menyambut baik keterlibatan Kementerian Kesehatan hingga WHO dalam upaya pencegahan tersebut. "Kedatangan WHO diharapkan dapat meningkatkan capaian imunisasi di Kabupaten Purwakarta serta pelaksanaan Sub-PIN Polio di Kabupaten Purwakarta dapat sukses dengan cakupan lebih dari 95 persen," katanya.

Lebih lanjut, Norman menjelaskan imunisasi yang dilakukan serentak kali ini tak hanya untuk mencegah polio tapi juga penyakit PD3I lainya. Seperti difteri, hepatitis, pertusis, tetanus dan campak rubella bahkan termasuk program pencegahan stunting.

4. Imunisasi bersama di Purwakarta digelar dua putaran

Kasus di Purwakarta Rusak Status Bebas Polio Indonesia Sejak 2014Ilustrasi Imunisasi (Dok. Kemenkes)

Secara teknis, pelaksanaan Sub-PIN di Kabupaten Purwakarta akan dilaksanakan dalam dua putaran dengan target sasarannya anak usia 0-59 bulan sebanyak 78.670 orang. Program itu dijadwalkan mulai 3 April 2023 untuk putaran pertama, dilanjutkan pada Mei untuk putaran keduanya.

Keberhasilan imunisasi bersama kali ini tergantung kontribusi seluruh pihak di Purwakarta. “Untuk itu diperlukan kerja sama dan menyeluruh dengan berbagai lintas sektor untuk memotivasi masyarakat serta agar informasi mengenai imunisasi dapat tersampaikan dan diterima dengan baik di masyarakat,” ujar Norman.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Polio, 30 Anak di Purwakarta Diambil Sampel

Baca Juga: Balita di Purwakarta Positif Polio Akibat Tak Ikut Imunisasi

Baca Juga: Seluruh Anak di Purwakarta Mendadak Akan Diimunisasi Polio

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya