Waspada Hadapi Musibah, BNPB Bentuk Tim Intelejen Kebencanaan

Gagasan diusulkan Kepala BPNB Doni Monardo

Jakarta, IDN Times- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membentuk tim intelejen kebencanaan sebagai langkah baru menghadapi musibah alam di Indonesia. Gagasan tersebut merupakan inisiasi Doni Monardo yang menjabat sebagai Kepala BNPB sejak Rabu 9 Januari 2018 lalu.

“Ini merupakan tim gabungan dari pakar untuk kebijakan penanggulangan bencana. Kita tahu, mereka sering kerja sendiri, pakai anggaran sendiri, tapi hasilnya belum masuk sampe kebijakan. Kita tahu bencana di Indonesia kompleks. Karenanya Pak Doni ingin pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan media bekerja bersama,” ujar Koordinator Tim Intelejen B Wisnu Widjaja di Gedung BNPB, Jakarta Kamis (31/1).

1. Persiapan menghadapi bencana dari segala aspek

Waspada Hadapi Musibah, BNPB Bentuk Tim Intelejen KebencanaanIDN Times/Vanny El Rahman

Dibentuknya Tim Intelejen Kebencanaan merupakan buntut dari gempa bumi Lombok dan tsunami di Palu 2018 kemarin. Seluruh pihak ambil bagian tapi tidak terkoordinasi.

“Lingkup pertama inventarisir peneliti dari penanggulangan bencana. Kemudian mengkaji hasil riset dan perencanaan. Ada juga kegiatan forensik. Kemudian koordinasi untuk kajian risiko bencana, objek vital pemerintah, kemudian kajian untuk kawasan yang ekonomi tinggi. Jadi setiap bulan kami akan berikan informasi publik,” tambahnya.

Baca Juga: Kepala BNPB Doni Monardo: Hutan Pantai Dapat Kurangi Risiko Tsunami

2. Memperhitungkan kerugian sosial dan industri

Waspada Hadapi Musibah, BNPB Bentuk Tim Intelejen KebencanaanIDN Times/Vanny El Rahman

Bukan hanya persiapan mitigasi bencana, Tim Intelejen Kebencanaan juga merangkul Deny Hidayati guna menangkal dampak sosial dan ekonomi di lokasi yang terdampak.

Harapannya supaya bencana sosial tidak menyasar para korban, seperti kemiskinan, kelaparan, hingga kehilangan harapan hidup.

3. Siap menghadapi lebih dari 2.500 bencana di 2019

Waspada Hadapi Musibah, BNPB Bentuk Tim Intelejen KebencanaanIDN Times/Isidorus Rio Turangga

Sebagaimana prediksi BNPB, tahun 2019 akan terjadi 2.500 bencana hidrometeorologi. Kemudian, akan terjadi bencana vulkanologi sebanyak 500 kali.

Besarnya angka bencana disebabkan kerusakan daerah aliran sungai yang semakin besar setiap hari. “Rata-rata laju perubahan lahan pertanian menjadi non-pertanian sekitar 110.000 hektar/tahun. Luas lahan kritis mencapai 14 juta hektar. Otomatis hujan yang turun akan menjadi aliran permukaan,” papar Sutopo.   

Baca Juga: BNPB Salurkan Rp250 Juta untuk Korban Banjir Bandang Sulawesi Selatan

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya