Tarik Pasukannya, Joe Biden: Afghanistan Tentukan Masa Depan Sendiri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joe Biden bersikeras bahwa keputusan menarik pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan merupakan kalkulasi politik yang tepat. Menurut Biden, sudah sepatutnya Afghanistan menentukan masa depannya sendiri, tanpa harus melibatkan pasukan AS dalam perang tak berujung.
Berbicara di Ruang Timur, Gedung Putih, Biden menyampaikan bila militer Afghanistan memiliki kapasitas yang mumpuni untuk memerangi Taliban. Pada saat yang sama, Biden juga menetapkan 31 Agustus 2021 sebagai tenggat waktu penarikan militer, dengan catatan menyisakan 650 tentara untuk mengamankan kedutaan AS di Kabul.
"Kami mencapai tujuan itu, itu sebabnya kami pergi,” kata Biden, merujuk pada keberhasilan membunuh Osama bin Laden sebagai dalang serangan 9/11.
“Kami tidak pergi ke Afghanistan untuk membangun suatu bangsa. Itu adalah hak dan tanggung jawab rakyat Afganistan sendiri untuk memutuskan masa depan mereka serta bagaimana mereka ingin menjalankan negara mereka," ujar Biden, sebagaimana diberitakan Reuters.
Baca Juga: Rakyat Afghanistan Mulai Senjatai Diri ketika Pasukan Asing Pergi
1. AS berharap kesepakatan damai antara pemerintah dan Taliban dapat tercapai
Presiden AS ke-46 itu meminta negara-negara di kawasan terlibat aktif mewujudkan perdamaian Afghanistan. Biden menuturkan, satu-satunya cara agar warga Afghanistan bisa hidup dengan tenang adalah mencapai kesepakatan damai dengan Taliban.
“Modus vivendi (kesepakatan antara pihak yang bersengketa) dengan Taliban adalah satu-satunya cara damai. Tanpa itu sangat tidak mungkin ada satu pemerintahan di Afghanistan yang mengendalikan seluruh negeri,” ujarnya.
Pidato Biden menandakan Washington mempercepat rencana penarikan seluruh pasukannya, yang semula tenggat waktunya adalah 11 September 2021, tepat 20 tahun setelah Al-Qaida meneror WTC dan Gedung Pentagon.
2. Taliban sebelumnya mewanti-wanti AS untuk tidak menyisakan pasukan
Editor’s picks
Taliban belum memberi tanggapan terkait pidato Biden. Beberapa hari lalu, Juru Bicara Taliban Suheil Shaheen memperingatkan agar seluruh pasukan Barat angkat kaki dari Afghanistan. Jika masih ada dari mereka yang tersisa, maka Taliban akan menyikapinya sebagai penjajah.
Dikutip dari BBC, pernyataan itu disampaikan oleh Shaheen setelah Taliban mendapati laporan, AS berencana untuk menyisakan pasukannya di Afghanistan untuk melindungi bandara Kabul dan misi diplomatik AS.
Shaheen membantah Taliban memiliki agenda untuk menguasai Kabul. Dia juga memastikan bila Taliban tidak akan menyerang warga asing, sehingga tidak ada alasan bagi AS untuk menyisakan pasukannya di Afghanistan.
"Kami menentang kekuatan militer asing, bukan diplomat, LSM dan pekerja kedutaan, dan lembaga swadaya masyarakat. Itu adalah sesuatu yang dibutuhkan rakyat kami. Kami tidak akan menimbulkan ancaman bagi mereka,” papar Shaheen.
3. Pasukan AS yang tersisa di Afghanistan tinggal 10 persen
Keputusan AS dan NATO menarik pasukan dari Afghanistan diwarnai kontroversi. Beberapa politisi Partai Republik menilai keamanan di Afghanistan masih sangat rentan, sehingga belum saatnya koalisi Barat hengkang. Di sisi lain, Biden mengatakan bila kekuatan terorisme di Afghanistan telah lumpuh dan berencana mengalihkan pasukan AS menghadapi ancaman lain.
Semula, berdasarkan kesepakatan antara mantan Presiden Donald Trump dan pemerintah Afghanistan, Negeri Paman Sam seharusnya menarik mundur seluruh pasukan pada Mei 2021. Biden kemudian merevisi rencana itu atas beberapa pertimbangan, seraya meyakinkan AS tidak akan meninggalkan pasukannya sekalipun Taliban bangkit kembali.
Pasukan Amerika Serikat akhir pekan lalu meninggalkan pangkalan udara Bagram, basis militer AS di Afghanistan. Pentagon mengatakan, penarikan pasukan AS sudah 90 persen selesai.
Baca Juga: Biden: Penarikan Penuh Prajurit AS dari Afghanistan 'Sulit'