Pandemik di Jepang Semakin Parah, Olimpiade Mungkin Dibatalkan Lagi

72 persen masyarakat Jepang ingin Olimpiade ditunda

 Jakarta, IDN Times - Seorang politikus senior Jepang mengatakan bahwa pembatalan Olimpiade Tokyo, yang sudah tertunda selama setahun, tetap menjadi opsi karena situasi pandemik COVID-19 di Jepang yang tak kunjung membaik.

Perhelatan olahraga empat tahunan itu rencananya digelar pada 23 Juli-8 Agustus 2021. Dalam kurun waktu kurang dari 100 hari, tren penambahan kasus harian masih tinggi, yaitu 3.952 kasus positif pada 15 April 2021. Grafiknya relatif naik sejak Maret 2021 yang berada pada kisaran 1.000 kasus per hari.

“Kami perlu membuat keputusan, tergantung pada situasi saat itu,” kata Toshihiro Nikai yang merupakan orang nomor dua di Partai Demokrat Liberal (LDP), partai penguasa saat ini, pada Kamis (15/4/2021) sebagaimana dilansir dari Al Jazeera.

Baca Juga: 100 Hari Jelang Olimpiade, KOI Targetkan Tambah Atlet Indonesia

1. Tidak menginginkan Olimpiade menjadi klaster penularan corona

Pandemik di Jepang Semakin Parah, Olimpiade Mungkin Dibatalkan LagiWarga dengan msaker pelindung menjaga dari penularan virus COVID-19, mengantre berjarak untuk menyaksikan api Olimpiade saat tur Reli Api Olimpiade Tokyo 2020 di Fukushima, Jepang, Selasa (24/3/2020). ANTARA FOTO/Kyodo via REUTERS

Ungkapan Nikai bertolak belakang dengan pernyataan penyelenggara serta pejabat Olimpiade, yang tetap optimistis jika festival tersebut akan berjalan aman. Di sisi lain, Nikai juga harus menghadapi fakta bahwa antusiasme masyarakat sangat rendah menyambut Olimpiade.

Estafet obor, salah satu rangkaian acara menyambut olimpiade, tidak mampu meningkatkan dukungan publik karena terpaksa digelar tertutup.  

Menanggapi situasi terkini, Nikai menegaskan bila semua opsi, termasuk pembatalan, akan menjadi pertimbangan. “Jika infeksi menyebar karena Olimpiade, saya tidak tahu untuk apa Olimpiade itu,” ungkapnya.

Dia menambahkan, “kami pasti ingin sukses. Untuk melakukannya ada berbagai masalah yang harus diselesaikan. Penting untuk menyelesaikannya satu per satu."

2. Pro-kontra pembatalan Olimpiade

Pandemik di Jepang Semakin Parah, Olimpiade Mungkin Dibatalkan LagiPejabat Komite Olimpiade Internasional IOC saat meninjau kesiapan Wisma Olimpiade Tokyo 2020. (Facebook.com/Tokyo 2020)

Komentar tersebut dengan cepat disambut oleh seorang pejabat LDP, yang tidak ingin disebutkan namanya. Dia mengatakan kepada kantor berita Jiji bahwa Olimpiade tidak akan dibatalkan.

Sementara, Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan, dia telah diberi tahu bahwa komentar itu berarti opsi bukan pilihan mutlak. "Saya menganggapnya sebagai pesan dorongan kuat bahwa kita akan mengendalikan virus corona dengan segala cara," ujarnya.

Menteri vaksin Jepang, Taro Kono, saat ini sedang mendiskusikan tentang larangan total penonton pada Olimpiade. "Kami akan menggelar Olimpiade dalam bentuk yang memungkinkan," kata Kono.

Sebuah survei yang dilakukan Kyodo News menunjukkan, awal pekan ini 72 persen orang di Jepang menginginkan Olimpiade dibatalkan atau dijadwalkan ulang karena pandemik yang sedang berlangsung. Hanya 24 persen yang mendukung Olimpiade dan Paralimpiade tahun ini.

3. Kampanye vaksinasi yang sangat lambat

Pandemik di Jepang Semakin Parah, Olimpiade Mungkin Dibatalkan LagiIlustrasi vaksinasi COVID-19. ANTARA FOTO/Jojon

Pandemik di Jepang, yang disebut oleh para ahli memasuki gelombang keempat, diperparah dengan peluncuran vaksin yang relatif lambat. Otoritas kesehatan sejauh ini hanya menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech.  

Sejauh ini, tercatat 1,1 juta orang di negara berpopulasi 126 juta penduduk itu telah menerima dosis pertama vaksin. Fokus vaksinasi pekan ini adalah untuk orang lanjut usia.

Terlepas dari masalah tersebut, penyelenggara bersikeras bahwa Olimpiade dapat diadakan dengan aman dan mereka telah merilis buku yang memuat operasional untuk menghalau ketakutan publik.

Dalam buku tersebut, dikatakan bahwa atlet tidak akan diminta untuk karantina atau divaksinasi, tetapi harus membatasi pergerakan dan diuji secara teratur. Penonton mungkin saja tidak hadir secara total atau hanya sebagian orang yang diizinkan menyaksikan langsung pertandingan.

Baca Juga: Korea Utara Mundur dari Ajang Olimpiade Tokyo 2020

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya