Menag Akui Masjid Kementerian Jadi Tempat Masuknya Radikalisme

Warga yang mendukung khilafah baiknya tidak menjadi ASN

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Fachrul Razi, mengakui masjid di lingkungan kementerian atau lembaga negara merupakan salah satu pintu masuk radikalisme yang menular kepada aparatur sipil negara (ASN).
 
“Kemungkinan (masuknya paham radikal) dari rumah ibadah, baik di institusi pemerintahan, BUMN, atau tempat tinggal kita. Di institusi pemerintahan sangat banyak peluangnya untuk masuk pemikiran-pemikiran radikal,” kata Fachrul saat menghadiri peluncuran platform ASN No Radikal, Rabu (2/9/2020).

1. Begini pola masuknya tokoh radikal ke masjid-masjid

Menag Akui Masjid Kementerian Jadi Tempat Masuknya RadikalismeIlustrasi Stop Radikalisme (IDN Times/Mardya Shakti)

Kemudian, Fachrul menceritakan bagaimana tokoh-tokoh radikal bisa masuk ke masjid-masjid. Awalnya, dikirim seseorang dengan penampilan bagus serta kemampuan Bahasa Arab yang mumpuni. Biasanya mereka juga memiliki hafalan Al-Qur'an.
 
Karena memiliki paham keagamaan yang baik, maka orang tersebut akan diangkat menjadi imam kemudian diberikan kepercayaan untuk menjadi pengurus masjid.
 
“Diangkat jadi pengurus masjid, kemudian masuk teman-temannya dan masuk ide-ide yang kita takutkan,” jelas Fachrul.

Baca Juga: Dibina hingga Dipecat, Ini Sanksi bagi ASN yang Terpapar Radikalisme

2. Pengurus masjid di lingkungan kementerian harus pegawai

Menag Akui Masjid Kementerian Jadi Tempat Masuknya RadikalismeFachrul Razi, Menteri Agama dalam Ngobrol Seru by IDN Times pada Kamis (23/7/2020) dengan Tema "Adaptasi Kebiasaan Baru di Lembaga Pendidikan Islam" (IDN Times/Besse Fadhilah)

Untuk menghindari kejadian tersebut, purnawirawan jenderal TNI itu meminta supaya pengurus masjid di lingkungan kementerian/lembaga haruslah pegawai yang sudah jelas latar belakangnya.
 
Adapun penceramah yang mengisi kegiatan keagamaan di masjid haruslah mereka yang telah mendapatkan sertifikasi dari Kemenag. Sebagai informasi, bulan ini Kemenag akan menerbitkan 8.200 penceramah bersertifikat yang memiliki wawasan kebangsaan yang mumpuni.

3. Paham radikal masuk melalui seleksi yang tidak ketat dan kursus ASN

Menag Akui Masjid Kementerian Jadi Tempat Masuknya RadikalismeSuasana pelaksanaan tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019 seleksi kompetensi dasar (SKD) di Kampus Institut Teknologi Sumatera 2 Februari 2020 lalu. (IDN Times/Istimewa)

Selain masjid, Fachrul juga menyebutkan bahwa paham radikal yang menjangkit ASN disebabkan oleh seleksi masuk yang tidak ketat. Dia menekankan supaya warga Indonesia yang mendukung khilafah untuk tidak bergabung menjadi ASN.
 
“Saran saya, meskipun tidak lagi ditetapkan sebagai organisasi terlarang (semacam HTI atau ISIS yang mendukung khilafah), tapi kalau sudah diwaspadai organisasinya, sebaiknya tidak masuk ASN,” katanya.
 
Selain itu, paham radikal juga masuk melalui pelatihan-pelatihan singkat yang diikuti oleh ASN. “Makanya harus betul-betul kita waspadai, pembimbing-pembimbingnya, dosen-dosennya, mereka harus yang bersih,” kata Fachrul.
 

Baca Juga: ASN Dilarang Komentari Akun Radikal di Media Sosial, Begini Alasannya

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya