Jepang Jual Alat Tes PCR COVID-19 Lewat Vending Machine

Jepang akan distribusikan 4,1 juta mesin otomatis

Jakarta, IDN Times - Jepang menawarkan pendekatan baru dalam pengujian COVID-19, yaitu tes polymerase chain reaction (PCR) melalui alat penjualan otomatis (vending machine). Jepang telah memiliki 4,1 juta mesin untuk didistribusikan ke berbagai daerah.
 
Mesin penjualan ini memberi alternatif kepada masyarakat yang ingin menjalani tes corona, agar menghindari kerumunan di klinik atau rumah sakit. Paling tidak tujuh mesin sudah tersedia di sekitar Tokyo.

Baca Juga: Jepang Gunakan Tes Acak Demi Kendalikan Mutasi COVID-19

1. Berapa biaya dan bagaimana cara kerjanya?

Jepang Jual Alat Tes PCR COVID-19 Lewat Vending MachineSoranews24.com

Dilansir Sora News 24, cara kerja mesin tersebut sama seperti vending machine pada umumnya. Namun, benda yang mereka beli adalah PCR test kit. Dalam satu paket, pelanggan akan memperolah alat yang digunakan untuk mengambil sampel air liur beserta instruksi penggunaannya. Waktu prosesnya hanya lima menit.
 
Setelah selesai, sampel tersebut dikemas dengan pelindung berlapis kemudian dimasukan ke dalam amplop dan dikirim melalui kotak pos. Dalam kurun waktu 24 jam, pelanggan dijanjikan akan memperoleh hasil tes melalui email yang telah dituliskan.
 
Jika hasilnya positif, Takenoko, sebagai salah satu penyedia vending machine, akan segera menghubungi dinas kesehatan setempat, sehingga mereka dapat berkoordinasi terkait prosedur perawatan dan karantina.

Setiap mesinnya memiliki 60 alat uji, dengan harga jual 4.500 Yen atau sekitar Rp592 ribu per satu test kit.  

2. Jepang membatasi tes COVID-19

Jepang Jual Alat Tes PCR COVID-19 Lewat Vending MachineIlustrasi petugas uji swab. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Sebagai informasi, kebijakan testing corona Jepang membatasi hanya 40 ribu tes PCR setiap hari, angka itu hanya seperempat dari kapasitas optimalnya. Pemerintah memutuskan hanya akan menguji orang dengan gejala atau mereka yang memiliki kemungkinan tinggi terpapar SARS-CoV-2.
 
Hal itu menyebabkan masyarakat menggandrungi opsi lain untuk melakukan pengujian, termasuk tes mandiri dengan mengandalkan klinik dan rumah sakit swasta.
 
"Jepang melakukan tes PCR dalam jumlah yang sangat rendah dan akibatnya semakin banyak orang tidak tahu apakah mereka terserang flu atau virus corona. Tanpa tes PCR, tidak ada diagnosis. Kami harus berbuat lebih banyak agar orang-orang dapat didiagnosis lebih awal sehingga mengisolasi lebih awal,” kata Hideki Takemura, seorang direktur klinik telinga, hidung, dan tenggorokan di Laketown Takenoko, dilansir The Straits Times.

3. Vending machine menjadi alternatif yang baik

Jepang Jual Alat Tes PCR COVID-19 Lewat Vending MachineSoranews24.com

Menurut Takemura, antusiasme masyarakat dengan mesin otomatis tersebut sangat luar biasa. Ketika pertama kali diluncurkan, penyedia harus mengosongkan uang dan mengisi kembali test kit dua kali sehari. Namun, permintaan mulai menurun sejak gelombang ketiga di Negeri Sakura mulai mereda.
 
Angka temuan baru di Tokyo rata-rata sekitar 250 kasus selama tujuh hari terakhir. dibandingkan dengan beberapa hari lebih dari 2.000 pada awal Januari. Adapun akumulasi corona dilansir dari Worldometer hingga Selasa (9/3/2021) mencapai 439.992 kasus, dengan 8.253 kematian.
 
"Sebagai pekerja medis, saya akan sangat senang jika jumlah tes menurun seiring dengan kasusnya," ujar Takemura.

Baca Juga: COVID-19 Harian Tokyo Tembus Seribu, Jepang Catat Rekor Baru

Topik:

  • Sunariyah
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya