Israel Bubarkan Salat, Bentrokan di Al-Aqsa Terjadi Jelang Idul Adha

Polisi membubarkan paksa jamaah Zuhur di Aqsa

Jakarta, IDN Times - Polisi Israel menyerang kompleks Masjid Al-Aqsa dengan gas air mata dan menembakkan peluru baja berlapis karet pada Minggu (18/7/2021). Warga Palestina ramai-ramai mengutuk kejadian yang berlangsung beberapa hari sebelum perayaan Idul Adha.

Berdasarkan keterangan pejabat Palestina, sebagaimana diberitakan Al Jazeera, kejadian bermula dari aparat Israel yang membubarkan muslim yang sedang salat Zuhur demi membuka jalan bagi pengunjung Yahudi.  

“Pemerintah Israel, yang melakukan pendudukan, bertanggung jawab atas eskalasi akibat serangan Israel di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerussalem yang diduduki,” kata Otoritas Palestina (PA) melalui pernyataannya.

Kendati tidak ada laporan korban, PA menyebut perbuatan orang-orang Yahudi sebagai tindakan provokatif yang berdampak serius terhadap keamanan dan stabilitas.

Baca Juga: MA Israel Tegakkan UU Israel Sebagai Negara Bangsa Yahudi

1. Israel sebut mereka diserang duluan

Israel Bubarkan Salat, Bentrokan di Al-Aqsa Terjadi Jelang Idul AdhaBentrokan di komplek Masjid Al Aqsa (Instagram/eye.on.palestine)

Di sisi lain, kepolisian Israel mengatakan bahwa kerusuhan bermula dari para pemuda yang melemparkan batu ke Temple Mount pada dini hari. “(Batu dilemparkan) kea rah pasukan polisi yang (berusaha) membubarkan mereka,” demikian keterangan pejabat Israel.

Sebagai informasi, polisi Israel memantau dan mengatur kunjungan Yahudi ke kompleks yang menjadi situs suci bagi tiga agama itu.

Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, meminta warga Palestina untuk pergi ke Yerusalem dan tetap berada di kompleks Masjid Al-Aqsa sampai salat Idul Adha

2. Ramai-ramai serangan Israel dikutuk oleh Palestina

Israel Bubarkan Salat, Bentrokan di Al-Aqsa Terjadi Jelang Idul AdhaIlustrasi Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur (ANTARA FOTO/HO/Nico Adam)

Lembaga Wakaf Islam Yordania, yang mengelola tempat-tempat suci di kompleks itu, mengutuk serangan yang dilakukan oleh sekelompok Yahudi, yang memperoleh dukungan politik dari pemerintahan Israel.

"Tindakan Israel menentang masjid harus ditolak dan dikutuk, dan merupakan pelanggaran terhadap status quo sejarah dan hukum internasional, serta kewajiban Israel sebagai kekuatan pendudukan di Yerusalem Timur," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Daifallah Al-Fayez.

Kemudian, United Arab List (UAL), yang merupakan bagian dari koalisi pemerintahan, juga mengutuk kekerasan tersebut.

"Orang-orang UAL dan aktivis Gerakan Islam akan mempertahankan kesucian Masjid Al-Aqsa dengan tubuh mereka," katanya dalam sebuah pernyataan.

UAL menambahkan, mereka telah mencoba meyakinkan pemerintah untuk menghentikan masuknya para pemukim Yahudi ke situs tersebut.

Baca Juga: Masjid Al-Aqsa: Kiblat Salat Umat Muslim yang Pertama

3. PM Israel janjikan kebebasan beribadah umat Islam pada Idul Adha

Israel Bubarkan Salat, Bentrokan di Al-Aqsa Terjadi Jelang Idul AdhaPerdana Menteri Israel Naftali Bennett (Twitter.com/Naftali Bennett)

Menanggapi kejadian tersebut, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett meminta agar kunjungan Yahudi terus berlanjut namun tetap menjaga ketertiban di lokasi.

Bennett juga memastikan bahwa kebebasan beribadah di Temple Mount, istilah yang digunakan orang Yahudi untuk menyebut kompleks Al-Aqsa, sepenuhnya juga dimiliki oleh umat Islam. Keterangan itu merujuk pada warga muslim Palestina yang hendak merayakan Idul Adha.

Minggu lalu merupakan momen bagi warga Yahudi untuk merayakan festival Tisha B’Av. Media Israel melaporkan lebih dari 1.000 orang Israel berjalan menuju alun-alun Yerussalem. Sementara, AFP melaporkan bahwa peziarah Yahudi sepanjang Minggu mencapai 1.679 orang. 

Baca Juga: Mengenal Yerusalem, Kota Suci yang Diperebutkan Israel dan Palestina

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya