Dear Milenial, Ini 5 Saran Quraish Shihab Jika Ingin Jadi Ahli Tafsir

Jangan menafsirkan Alquran dengan kira-kira

Jakarta, IDN Times - Pengarang kitab Al-Misbah sekaligus pendiri Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ), Muhammad Quraish Shihab, memberikan sejumlah saran bagi kalian yang berminat menjadi mufassir atau ahli tafsir.

Ada lima saran yang ia sampaikan ketika menjadi pembicara kunci pada peluncuran laman tafsiralquran.id pada Rabu (29/7/2020). Apa saja sih itu? Yuk, simak saran dari beliau di bawah ini.

1. Hormatilah Al-Quran

Dear Milenial, Ini 5 Saran Quraish Shihab Jika Ingin Jadi Ahli TafsirIlustrasi Al Quran (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Lelaki yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama itu memaknai Alquran sebagai bacaan yang sempurna. Dikatakan sempurna karena mudah dipahami dan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa.

Oleh sebab itu, menghormati Al-Quran adalah keutamaan bagi mereka yang ingin menjadi mufassir. Menghormati berarti memperlakukannya dengan layak, semisal harus berwudhu sebelum menyentuh Al-Quran, selalu merawatnya, dan ditempatkan yang layak.  

“Hormatilah Al-Quran karena dia firman-firman Allah. Ketika kita membacanya, itu berarti kita memohon agar Tuhan berbicara kepada kita. Agungkan dia karena kalam Allah, anggaplah dia turun kepada Anda. Kalau ada kalimat-kalimat yang mengandung permohonan, ikutlah memohon,” kata dia.

2. Bersahabatlah dengan Alquran

Dear Milenial, Ini 5 Saran Quraish Shihab Jika Ingin Jadi Ahli TafsirTangkapan layar Quraish Shihab pada acara peluncuran tafsiralquran.id (YouTube/164 Channel-Nahdlatul Ulama)

Kemudian, Quraish juga menyarankan untuk tidak menggerutu ketika mempelajari Al-Quran. Jadikan Al-Quran sebagai sahabat yang selalu mendapat waktu dan ruang di diri kita.

“Baca dan tafsirkan, jangan menggerutu. Semakin bersahabat dengan Al-Quran, semakin banyak rahasia yang disampaikan kepada Anda, baik melalui pemikiran dan upaya Anda maupun melalui ilham Tuhan. Seorang yang bersahabat dengan orang lain tidak akan segan menyampaikan rahasianya,” sambungnya.

3. Jangan merasa tafsir kita yang paling benar

Dear Milenial, Ini 5 Saran Quraish Shihab Jika Ingin Jadi Ahli Tafsiryoutube.com/najwashihab

Guru besar bidang tafsir Alquran itu juga mengingatkan supaya seseorang tidak merasa sombong dengan ilmu yang sudah dimiliki. Sehingga, dia merasa seluruh tafsir adalah salah jika tidak sependapat dengan tafsir atau metode berpikirnya.

“Memang Al-Quran bisa melahirkan aneka pendapat yang kesemuanya bisa benar, karena itu jangan saling mempersalahkan kalaupun Anda menafsirkan yang berbeda, selama tafsir itu mengambil dari teks-teks Al-Quran. Hormati pendahulu. Boleh jadi Anda berpikir pendapat mereka salah, itu dari sisi tinjauan Anda masa kini. Boleh jadi tinjauan masa lalu ketika mereka hitup itulah yang benar,” papar lelaki kelahiran 1944 itu.

4. Jangan menafsirkan Al-Quran dengan kira-kira

Dear Milenial, Ini 5 Saran Quraish Shihab Jika Ingin Jadi Ahli Tafsirinstagram.com/najwashihab

Perihal yang tidak kalah penting adalah jangan sampai seseorang menafsirkan Alquran dengan kira-kira. Quraish hendak menyampaikan, jangan sampai seseorang menafsirkan Alquran tanpa memahami bahasa Al-Quran dan tidak memiliki landasan keilmuan yang memadai.

“Jangan menafsirkan Al-Quran dengan kira-kira. Jangan menafsirkan tanpa argumentasi-argumentasi yang demikian banyak didukung. Jangan malu untuk berkata tidak tahu, karena orang yang lebih pandai dari Imam Syafii dan Imam Malik tidak malu berkata tidak tahu. (Khalifah) Umar juga pernah berkata tidak tahu,” ungkap peraih penghargaan Bintang Kehormatan dari Pemerintah Mesir awal 2020 itu.

5. Jangan menjadikan Al-Quran sebagai justifikasi ide sendiri

Dear Milenial, Ini 5 Saran Quraish Shihab Jika Ingin Jadi Ahli TafsirInstagram.com/alquransurabaya

Terakhir, Quraish berharap bagi siapa saja untuk tidak menjadikan Alquran sebagai upaya pembenaran atas ide-ide yang ditemukan. Dia menganalogikan Alquran sebagai hidangan yang disajikan oleh Tuhan selaku tuan rumah. Maka, tuan rumah tentu tidak akan senang jika ada tamunya membawa hidangannya sendiri.

“Kalau Alquran adalah hidangan Allah, aneka makanan tersedia di sana, jangan bawa makanan pribadi anda ke hidangan. Maksud saya, jangan bawa ide Anda untuk dibenarkan oleh Alquran. Jangan mencari pembenaran dari Alquran terhadap ide Anda, tapi carilah kebenaran itu melalui Alquran walau mengorbankan pendapat Anda,” tutup dia.

Baca Juga: Meneladani Adab Quraish Shihab, Ulama Besar yang Terus Merasa Kecil

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya