Banyak Pasien COVID-19 Sulit Dapat Faskes, Kemenkes Bilang Ini

Kemenkes bantah faskes untuk pasien COVID-19 alami kolaps

Jakarta, IDN Times - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengatakan penyebab pasien COVID-19 sulit mendapatkan fasilitas kesehatan (faskes) karena terjadinya lonjakan kasus yang hampir 4 kali lipat dibandingkan Desember 2020.

"Nah tentunya dengan peningkatan yang hampir 4 kali lipat ini sangat sulit untuk kita menyesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada," kata Nadia dalam webinar Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Jumat (16/7/2021).

Dalam hal ini, Nadia menanggapi pertanyaan mengapa pasien COVID-19 masih sulit mendapatkan faskes.

Di sisi lain, LaporCovid19 menemukan 451 kasus pasien COVID-19 yang meninggal ketika isolasi mandiri atau saat mencari rumah sakit (RS).

Baca Juga: COVID-19 Melonjak, Keluarga Pasien Sulit Cari Ruang Perawatan di RS

1. Bantah faskes kolaps

Banyak Pasien COVID-19 Sulit Dapat Faskes, Kemenkes Bilang IniPetugas mengantar pasien ke ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat) tambahan di RSUD Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/6/2021). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah

Nadia mengakui, faskes untuk pasien COVID-19 memang terbatas. Namun, dirinya kembali membantah bahwa faskes kolaps.

"Pernyataan-pernyataan tentang bahwa fasilitas pelayanan kolaps itu sebenarnya menurut kami tidak tepat. Itu artinya kita memiliki keterbatasan karena overcapacity dari layanan. Tetapi bukan berarti ini menjadi kolaps," ujar Nadia.

Baca Juga: 265 Pasien COVID-19 Meninggal karena Tak Dapat Pelayanan Faskes

2. Pemerintah terus menambah faskes

Banyak Pasien COVID-19 Sulit Dapat Faskes, Kemenkes Bilang IniPresiden Jokowi meresmikan pengoperasian Asrama Haji sebagai Rumah Sakit Darurat COVID-19 Asrama Haji pada Jumat (9/7/2021). (youtube.com/SekretariatPresiden)

Selain itu, menurut Nadia saat ini pemerintah terus menambah faskes untuk pasien COVID-19. Baru-baru ini pemerintah membuka Asrama Haji di Pondok Gede, Jakarta Timur untuk menampung pasien COVID-19.

"Selain itu kita menambah, untuk di Jakarta ada Asrama Haji, selain tentunya yang di Ragunan yang bisa dilakukan Pemda. Kemudian peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan TNI/Polri untuk menambah lebih dari 2.000 tempat tidur," ujar Nadia. 

Tak hanya itu, menurutnya sejumlah Kementerian/Lembaga juga mengkonversi wisma-wisma yang dimiliki untuk menjadi tempat perawatan pasien COVID-19.

"Kemudian pemanfaatan wisma di berbagai daerah yang dimiliki Kementerian/Lembaga maupun pemerintah daerah di berbagai daerah, dan pemanfaatan RS atau fasilitas, termasuk membangun tenda-tenda darurat," kata dia.

3. Deteksi dini pasien COVID-19

Banyak Pasien COVID-19 Sulit Dapat Faskes, Kemenkes Bilang IniIlustrasi Lonjakan Kasus Virus COVID-19. (IDN Times/Aditya Pratama)

Nadia juga mengatakan, saat ini pemerintah berupaya melakukan deteksi dini agar pasien COVID-19 dapat terdiagnosa ketika masih bergejala ringan. Dengan demikian, pasien tidak perlu ke faskes, dan bisa melakukan isolasi mandiri.

"Kalau lebih dini ditemukan kasus, dia tidak akan jadi berat, akhirnya dia tidak perlu ke fasyankes. Jadi akhirnya memberikan ruang kepada fasyankes untuk memberikan penanganan yang lebih baik khusus untuk kasus-kasus yang berat," tutur dia.

Baca Juga: Kemenkes Bantah Faskes Kolaps, LaporCovid19: Jangan Disangkal Pak Budi

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya