Viral Tagar #indonesiaterserah di Twitter, Ini Respons Pemerintah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Gugus Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo, menanggapi ramainya foto dan tanda pagar (tagar) #Indonesiaterserah di media sosial Twitter. Tagar yang banyak menyertakan video maupun foto keramaian masyarakat di tengah pandemik COVID-19 dianggap bentuk kekecewaan bagi masyarakat yang tak mau menjalankan protokol kesehatan.
Berkaitan dengan viralnya tagar tersebut, Doni pun mengingatkan agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan. Doni mengatakan, dengan masyarakat tak mematuhi protokol kesehatan, hal itu akan membuat tenaga medis kecewa.
"Kami sangat tidak berharap kalangan dokter menjadi kecewa. Sejak awal kami mengedepankan ujung tombak kita," tutur Doni dalam keterangan persnya usai rapat terbatas yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Senin (18/5).
1. Doni minta masyarakat tak buat tenaga medis kewalahan
Doni menuturkan, apabila masyarakat semakin banyak yang terpapar virus corona, maka yang kewalahan adalah tenaga medis. Terutama jika yang terpapar dalam jumlah banyak, hal itu akan membuat tenaga medis repot.
"Kalau seandainya masyarakat terpapar, lantas sakit, lantas dirawat di rumah sakit apalagi dengan jumlah banyak dan tempat perawatannya penuh, maka yang sangat repot tenaga dokter termasuk perawat," ujar Doni.
Baca Juga: Doni Monardo: Selama Belum Ada Vaksin, Jangan Kendur Lawan COVID-19!
2. Jika banyak pasien terinfeksi, tenaga medis akan kelelahan
Editor’s picks
Sejak awal, lanjut Doni, pemerintah selalu mengingatkan masyarakat untuk tetap ikuti protokol kesehatan agar tidak terinfeksi. Jika banyak yang terinfeksi, maka akan membuat tenaga medis kelelahan.
"Jangan biarkan dokter kita kelelahan, kehabisan waktu dan tenaga, mereka sudah menghabiskan waktu, tenaga, kemudian juga bahkan mempertaruhkan nyawanya untuk keselamatan bangsa Indonesia, maka wajib kita lindungi," ucapnya.
3. Doni sebut tenaga medis di Indonesia jumlahnya lebih sedikit dibanding negara lain
Apalagi, tambah Kepala BNPB itu, jumlah dokter di Indonesia lebih sedikit dibandingkan jumlah dokter di negara lain. Sehingga, sejak awal pemerintah selalu membahas perlindungan bagi tenaga medis di tengah pandemik COVID-19.
"Total dokter kita kurang dari 200 ribu orang. Dokter paru hanya 1.976 orang. Artinya satu dokter paru harus melayani sekitar 245 ribu warga Indonesia. Sehingga bila kita kehilangan dokter, maka ini kerugian yang besar buat negara kita," papar Doni.
Maka ke depannya, Doni meminta agar semua pihak bisa menjalankan protokol kesehatan dan aturan dalam UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kedaruratan Nasional.
"Sekali lagi mari kita bekerja sama saling mengingatkan mencegah dan menghindari jangan sampai kita menjadi sakit," ujarnya.
Baca Juga: Doni Monardo: Pemerintah Tidak Memaksa Daerah untuk Terapkan PSBB