Sapa Pelajar SMP-SMA yang Ikut Vaksinasi, Jokowi: Jangan Takut

Jokowi berpesan agar anak-anak tetap disiplin protokol

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyapa secara virtual para pelajar SMA dan SMP yang melakukan vaksinasi COVID-19 hari ini, Rabu (14/7/2021). Dalam pelaksanaan vaksinasi hari ini, terdapat 49 ribu orang yang divaksinasi, yaitu terdiri dari 15 ribu pelajar SMP, 15 ribu pelajar SMA, dan 19 ribu masyarakat yang divaksinasi melalui door to door.

Jokowi mengingatkan, setelah para pelajar divaksinasi, semua guru dan petugas sekolah juga harus mendapatkan vaksin virus corona semua.

“Jangan sampai ada yang terlewat vaksinasinya. Kita ingin mendorong agar vaksinasi ini semua bisa dipercepat, sehingga bisa tercapai kekebalan komunal dan kita terhindar dengan COVID-19,” ujar Jokowi seperti yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

1. Jokowi ajak anak-anak tidak takut divaksin

Sapa Pelajar SMP-SMA yang Ikut Vaksinasi, Jokowi: Jangan TakutPresiden Jokowi menyapa peserta vaksinasi COVID-19 untuk pelajar SMP dan SMA. (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Baca Juga: Soal Vaksinasi Berbayar, Presiden Jokowi: Vaksin Gratis Tetap Ada

Kemudian, Jokowi bertanya kepada para pelajar apakah sakit saat disuntik vaksin COVID-19, kebanyakan dari mereka pun menjawab tidak. Oleh karena itu, Jokowi menyampaikan kepada anak-anak agar jangan takut untuk divaksinasi.

“Jadi, anak-anak yang belum disuntik jangan takut, gak sakit kok,” kata Jokowi.

2. Jokowi ingatkan anak-anak untuk tetap disiplin protokol kesehatan

Sapa Pelajar SMP-SMA yang Ikut Vaksinasi, Jokowi: Jangan Takut(Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga bertanya kepada pelajar apakah mereka lebih senang belajar tatap muka atau daring. Kebanyakan dari mereka menjawab lebih senang belajar tatap muka.

Sayangnya kondisi pandemik yang mengkhawatirkan saat ini tidak bisa membuat proses belajar tatap muka untuk dilakukan. Namun, Jokowi berpesan apabila proses belajar tatap muka sudah dibuka, para pelajar harus tetap disiplin protokol kesehatan.

“Hati-hati kalau nanti sudah diperbolehkan belajar tatap muka tetap pakai masker, gak boleh dilepas, jaga jarak kalau mau bicara dengan teman, juga jangan berkerumun, harus disiplin semua karena pandemik COVID belum berakhir,” ucap Jokowi.

3. Jokowi bersyukur vaksinasi untuk anak dimulai

Sapa Pelajar SMP-SMA yang Ikut Vaksinasi, Jokowi: Jangan TakutSuasana vaksinasi COVID-19 massal di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/6/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya.

Sebelumnya, Jokowi mengaku bersyukur karena Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin darurat penggunaan vaksin Sinovac untuk anak usia 12 hingga 17 tahun. Dengan adanya izin tersebut, Jokowi berharap vaksinasi terhadap anak-anak bisa segera dilakukan.

"Kita juga bersyukur BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization untuk vaksin Sinovac yang dinyatakan aman untuk usia 12 hingga 17 tahun, sehingga vaksinasi untuk anak-anak usia tersebut bisa dimulai," kata Jokowi dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (28/6/2021).

BPOM mengizinkan penggunaan vaksin COVID-19 pada anak usia 12-17 tahun. Izin itu tertuang dalam Surat Pengajuan Nomor RG.01.02.322.06.21.00169/T mengenai Hasil Evaluasi Khasiat dan Keamanan Komite Nasional Penilai Obat yang mereka kirim ke Bio Farma tertanggal 27 Juni.

Dalam surat yang ditandatangani Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM Dra Togi Junice Hutadjulu Apt MHA tersebut, dibeberkan pertimbangan hasil penilaian dan pembahasan pada Rapat Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin COVID-19 pada 26 Juni 2021, untuk pengajuan penggunaan vaksin COVID-19 pada anak usia tiga sampai 17 tahun.

Hasilnya, BPOM merekomendasikan untuk menerima penggunaan vaksin COVID-19 pada anak usia 12 hingga 17 tahun, dengan dosis 600 SU/0,5 mL (medium dose). Rekomendasi tersebut berdasarkan pertimbangan, profil umogenisitas dan keamanan pada dosis medium (600 SU/05 mL) lebih baik dibanding dosis rendah (300 SU/0,5 mL).

Kemudian, dari data keamanan uji klinik fase I dan II, profil AE sistemik berupa fever pada populasi 12-17 tahun tidak dilaporkan dibandingkan dengan usia 3 hingga 5 tahun dan 6 hingga 11 tahun.

"Imunogenisitas dan keamanan pada populasi remaja 12-17 tahun diperkuat dengan data hasil uji klinik pada populasi dewasa, karena maturasi sistem imun pada remaja seusai dengan dewasa. Dan data epidemiologi COVID-19 di Indonesia menunjukkan mortalitas tinggi pada usia 10 hingga 18 tahun sebesar 30 persen," demikian bunyi surat tersebut.

Baca Juga: Diizinkan BPOM, Jokowi Minta Vaksinasi Anak 12-17 Tahun Segera Dimulai

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya