Kolega di Demokrat Sebut Jane Shalimar Sulit Dapat ICU saat COVID-19

Jane meninggal pada Minggu usai berjuang melawan COVID-19

Jakarta, IDN Times - Kolega Jane Shalimar di Partai Demokrat, Syahrial Nasution mengeluhkan penanganan medis yang lambat sehingga menyebabkan banyak pasien COVID-19 tidak tertolong. Ia menyebut itu pula salah satu faktor yang menyebabkan aktris yang juga kader Demokrat, Jane Shalimar meninggal dunia pada Minggu (4/7/2021) subuh tadi. 

"Hari ini, dua orang sahabat dikabarkan meninggal setelah berjuang melawan keganasan COVID-19. Terlambat penanganan medis akibat keterbatasan (ruang) ICU. Mereka adalah Rahmat Hidayat dan Jane Shalimar, pengurus DPP Partai Demokrat/selebriti. Kami sangat berduka," demikian cuit Syahrial di akun media sosialnya @syahrial_nst pada pagi ini. 

IDN Times telah meminta izin kepada Syahrial untuk mengutip cuitan tersebut. Lonjakan kasus COVID-19 selama dua bulan terakhir menyebabkan banyak pasien yang tak mendapatkan ruang perawatan di rumah sakit, termasuk Jane. Ia dinyatakan positif COVID-19 pada 24 Juni 2021 lalu dan menjalani isolasi mandiri.

Tetapi, empat hari kemudian kondisinya memburuk. Jane sempat dilarikan ke rumah sakit menggunakan mobil ambulans. Namun, meski sudah dibawa menuju ke tujuh rumah sakit, Jane tak bisa dirawat di sana lantaran semua ruangan perawatan sudah penuh. 

Jane akhirnya mengembuskan napas terakhir di RS JMC Buncit. Di sana, Jane sempat ditangani oleh tim dokter di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan dirawat di lorong. Tetapi, kondisi paru-parunya mengalami pneumonia berat. 

Di mana Jane Shalimar akan dimakamkan pada hari ini?

1. Jane Shalimar akan dimakamkan di TPU Jeruk Purut

Kolega di Demokrat Sebut Jane Shalimar  Sulit Dapat ICU saat COVID-19instagram.com/svarga_photography

Menurut keterangan dari koleganya di Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, jenazah Jane akan dimakamkan pada hari ini di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan. "Pemakaman akan menggunakan protokol COVID-19," kata Jansen. 

Sementara, rumah duka, ujarnya lagi berada di daerah Jati Padang, Pasar Minggu. Ucapan duka cita pun mengalir bagi keluarga Jane. Partai Demokrat, tempat Jane selama ini beraktivitas politik juga menyampaikan rasa sedih dan dukanya. 

"Mohon doanya dan dibukakan pintu maaf apabila almarhumah punya salah selama hidupnya. Kamu selalu senyum kalau jumpa kami. Semoga jalanmu dilapangkan, Jane," ungkap Jansen lagi. 

Politikus Partai Demokrat lainnya, Imelda Sari, juga mengucapkan hal serupa di akun Twitternya. 

Baca Juga: [BREAKING] Jane Shalimar Meninggal usai Berjuang Lawan COVID-19

2. Jane Shalimar juga kesulitan memperoleh tabung oksigen

Kolega di Demokrat Sebut Jane Shalimar  Sulit Dapat ICU saat COVID-19instagram.com/janeshalimar_1

Kondisi Jane yang kritis selama berjuang di ICU diperburuk dengan kenyataan sulit memperoleh tabung oksigen. Sahabat Jane, Olive, sempat mengatakan saturasi Jane sempat drop dan mencapai 90-91. 

"Dia juga punya sakit asma dan gejala berat (COVID-19)," ujar Olive kepada media. 

3. Fasilitas kesehatan sudah kolaps karena lonjakan kasus COVID-19

Kolega di Demokrat Sebut Jane Shalimar  Sulit Dapat ICU saat COVID-19Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 memakamkan jenazah pasien positif COVID-19 (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Sementara, kondisi fasilitas kesehatan yang kolaps sempat disampaikan oleh komunitas publik, LaporCovid19. Dalam keterangan tertulisnya, mereka mengatakan pada periode 14-30 Juni 2021 telah menerima 101 laporan dari warga bahwa mereka kesulitan mencari ruang perawatan di rumah sakit. Laporan itu paling banyak datang dari wilayah Jabodetabek.

 “Fasilitas dan layanan kesehatan kolaps,” kata perwakilan Lapor Covid-19 Amanda Tan dalam keterangan tertulis, 1 Juli 2021.

Karena frustasi dan tak lagi memberi bantuan, maka LaporCovid19 per 1 Juli lalu mengatakan sudah tak bisa mencarikan rumah sakit rujukan bagi pasien COVID-19.

Dalam pernyataannya, relawan Lapor Covid19 menyebutkan, mereka sudah sangat kesulitan mencarikan fasilitas kesehatan. Inisiator Lapor Covid-19 Irma Hidayana juga mengungkapkan, para relawan mengalami lelah secara emosional.

Ia mengatakan, relawan diminta untuk membantu mencari RS rujukan. Mereka mengetahui bahwa mayoritas pasien yang minta tolong itu bergejala sedang-berat, dan upaya mereka tidak berhasil usai mencari kemungkinan dari puluhan RS yang memang nyaris kolaps semua.

Baca Juga: Rekam Jejak Jane Shalimar: Dari Panggung Hiburan ke Dunia Politik 

Topik:

  • Sunariyah
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya