Gubernur Jatim Khofifah Diperiksa KPK Hari Ini di Polda Jatim

Khofifah akan dimintai keterangan soal kasus Rommy

Jakarta, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengusut kasus dugaan jual beli jabatan di Kementerian Agama. Rencananya pada Jumat (26/4), penyidik lembaga antirasuah akan memintai keterangan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. 

Konfirmasi soal rencana pemeriksaan Khofifah disampaikan langsung oleh juru bicara KPK, Febri Diansyah pada Kamis malam (25/4) di gedung komisi antirasuah. 

"Informasi yang saya dapatkan begitu (Khofifah diperiksa hari Jumat). Tapi kami akan pastikan lagi jadwalnya, karena memang tim sedang berada di Surabaya sejak hari Kamis . Tim kan jumlahnya juga terbatas ya," ujar Febri. 

Lalu, mengapa pemeriksaan Khofifah harus dilakukan di Surabaya dan tidak diperiksa di Jakarta? 

1. Tim KPK sudah berada di Surabaya sejak beberapa hari sebelumnya

Gubernur Jatim Khofifah Diperiksa KPK Hari Ini di Polda Jatim(Penyidik KPK ketika tengah menggeledah kantor pusat PLN pada 2018) ANTARA FOTO/Aprilio Akbar

Menurut Febri, salah satu alasan mengapa pemeriksaan Khofifah dilakukan di Surabaya demi alasan kepraktisan. Sejak beberapa hari sebelumnya, kata mantan aktivis antikorupsi itu, tim KPK sudah berada di ibukota Jawa Timur tersebut. 

"Jumlah tim penyidik kan juga terbatas, sehingga beberapa kegiatan yang ada di sana dilakukan saja secara bersamaan," kata Febri semalam. 

Nama Khofifah ikut terseret dalam kasus dugaan jual beli jabatan di Kemenag, karena "nyanyian" mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy pada akhir Maret lalu di gedung KPK. 

Menurut Rommy, soal pemilihan Haris Hasanuddin sebagai Kepala Kanwil Provinsi Jawa Timur berkat rekomendasi dan dorongan dari dua orang yakni Kiai Asep Saifuddin Halim dan Khofifah Indar Parawansa. 

"Ibu Khofifah Indar Parawansa, Beliau gubernur terpilih jelas-jelas mengatakan, 'Mas Rommy, percayalah dengan Haris karena Haris ini orang yang pekerjaannya bagus.' Sebagai gubernur terpilih pada waktu itu beliau mengatakan 'kalau Mas Haris saya sudah kenal kinerjanya, sehingga ke depan sinergi dengan pemprov itu lebih baik," ujar Rommy menirukan kalimat Khofifah ketika itu. 

Baca Juga: 23 Hari Dirawat di RS Polri, Rommy Sakit Apa? 

2. Khofifah membantah pernah merekomendasikan Haris untuk jadi Kepala Kanwil Jatim

Gubernur Jatim Khofifah Diperiksa KPK Hari Ini di Polda Jatim(Dua pejabat Kementerian Agama ditahan oleh penyidik KPK) ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Terpilihnya Haris sebagai Kepala Kanwil Provinsi Jawa Timur memang tidak sesuai prosedur. Sebelumnya, nama Haris tidak masuk ke dalam daftar tiga nama yang telah lolos seleksi dan akan dilantik oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Entah bagaimana caranya, diduga dengan bantuan dari Rommy, nama Haris masuk ke dalam daftar. 

Menurut catatan KPK, Haris sebelumnya pernah mendapat sanksi disiplin. Sehingga tidak memungkinkan untuk menduduki jabatan tinggi di Kementerian Agama. 

Khofifah pun membantah pernyataan Rommy yang menyebut ia pernah merekomendasikan Haris agar duduk menjadi Kepala Kanwil Provinsi Jatim. 

"Saya kaget dibilang memberi rekom (rekomendasi), rekom dalam bentuk apa?," tanya Khofifah di gedung Grahadi Surabaya pada (23/3) lalu. 

Ia mengingat terakhir kali bertemu Rommy pada (12/2) lalu di Istana Negara. Ketika itu, ia diberi ucapan selamat usai dilantik menjadi Gubernur Jatim oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo. 

"Saya jawab maturnuwun [terimakasih], nyuwun pangestu (minta doanya)," kata Khofifah lagi. 

3. Khofifah mengaku tidak mengenal Haris secara personal

Gubernur Jatim Khofifah Diperiksa KPK Hari Ini di Polda JatimHumas Pemprov Jatim

Dalam kesempatan itu, Khofifah mengakui Haris memang menantu M. Roziki, mantan  koordinator tim sukses Khofifah - Emil Dardak pada pemilihan gubernur tahun lalu. Tetapi, dalam proses pemilihan Kepala Kanwil Jatim, tidak ada faktor balas budi. 

Proses seleksi di Kementerian Agama dilakukan melalui open bidding. Maka apabila dinyatakan tidak lulus maka tidak akan bisa menduduki jabatan tersebut. 

"Kalau golongannya tidak nutut [sesuai] ya gak bisa [jadi kakanwil]," kata Khofifah. 

Kepada media, Khofifah mengaku tidak mengenal Haris secara pribadi. Ia mengatakan pernah bertemu Haris sekali di sesi pengajian raker pimpinan lembaga, dan diskusi data yang dilansir UIN Syarif Hadayatullah.

"Pak Haris datang bersama tim, saya minta sama-sama melakukan pemetaan," tutur dia lagi. 

4. Khofifah siap untuk diklarifikasi oleh penyidik KPK

Gubernur Jatim Khofifah Diperiksa KPK Hari Ini di Polda JatimIlustrasi Gedung KPK (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Pada kesempatan itu, Khofifah sempat mengatakan ia siap apabila keterangannya dibutuhkan oleh penyidik KPK. Ia justru ingin membuktikan tidak ada praktik jual beli jabatan seperti yang disangka oleh publik.

"Mungkin ada yang membawa nama saya [pada Romy]," kata Khofifah. 

Bantahan juga disampaikan oleh Asep Saifudin Chalim, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Ia menjelaskan rekomendasi itu sifatnya tertulis. 

"Saya tak pernah memberi rekom tertulis, cari kalau ada," ujar Asep kepada media. 

Namun, Asep tidak membantah Haris sempat mengaji di pondok pesantrennya selama tiga tahun. Ia pun tak menampik memang mengenal Haris cukup lama. 

Makin seru ya, guys. Ikuti terus pemberitaannya di IDN Times

Baca Juga: Walau Jadi Tersangka KPK, Rommy Masih Terima Gaji Pokok Anggota DPR

Topik:

Berita Terkini Lainnya