Tiongkok Tangkap Aktivis yang Kritik Xi Jinping soal Virus Corona

Xu Zhiyong meminta Presiden Xi Jingping mundur

Beijing, IDN Times - Kepolisian Tiongkok menangkap seorang aktivis yang sudah jadi buron sejak Desember 2019. Informasi ini diungkap oleh Amnesty International pada Selasa (18/2). Melalui siaran pers, kelompok HAM yang berpusat di London, Inggris, tersebut mengabarkan bahwa Xu Zhiyong ditahan pada Sabtu (15/2).

Xu adalah salah satu aktivis anti-korupsi dan HAM ternama Tiongkok. Di tengah pelarian, ia sempat mengkritik cara Presiden Tiongkok Xi Jinping menangani wabah virus corona baru atau COVID-19. Menurut Xu, bukan hanya tidak siapnya ranah medis yang jadi masalah, tapi juga penyensoran publik terkait virus corona.

Baca Juga: Kisah Mahasiswi Kaltim Kelaparan di Tiongkok saat Virus Corona Muncul

1. Xu minta Presiden Xi Jinping mundur dari jabatannya

Tiongkok Tangkap Aktivis yang Kritik Xi Jinping soal Virus CoronaPekerja medis dengan baju pelindung merawat seorang pasien di ruang isolasi Rumah Sakit Palang Merah Wuhan di Wuhan, pusat terjadiinya penularan virus corona baru, di provinsi Hubei, Tiongkok, pada 16 Februari 2020. Foto diambil tanggal 16 Februari 2020. ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS

Amnesty International menyebut, pada awal Februari Xu meminta Presiden Tiongkok itu untuk mundur dari jabatannya karena kegagalan dalam menangani sejumlah persoalan, salah satunya krisis virus corona yang bermula di Wuhan, Provinsi Hubei.

Dalam artikel yang dirilisnya pada 4 Februari, Xu menulis, "suplai medis menipis, rumah sakit dipenuhi oleh para pasien, dan banyak sekali warga yang terinfeksi tidak bisa didiagnosis". Ia menambahkan, situasi di Tiongkok merupakan "sebuah kekacauan".

Gara-gara kritiknya ini, "Xu ditangkap pada Sabtu malam saat menginap di rumah rekan aktivisnya, Yang Bin, yang juga vokal terhadap penyensoran Pemerintah Tiongkok soal perdebatan tentang virus," tulis Amnesty International.

Sementara itu, peneliti Tiongkok dari Human Rights Watch Yaqiu Wang menilai, situasi saat ini menunjukkan bahwa kebebasan berbicara sangat penting.

2. Amnesty International melihat Tiongkok tetap menekan para pengkritik walau sedang menghadapi wabah mematikan

Tiongkok Tangkap Aktivis yang Kritik Xi Jinping soal Virus CoronaPasien virus corona di Wuhan, Tiongkok (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS/wsj)

Patrick Poon, peneliti Tiongkok dari Amnesty International, menyebut pemerintah Tiongkok tidak berubah dalam menyikapi kritik meski tengah dikepung wabah virus corona. Hingga hari ini, hampir 1.900 nyawa melayang di Tiongkok daratan. Lebih dari 78.000 kasus juga teridentifikasi.

"Penangkapan Xu Zhiyong menunjukkan bahwa pertempuran Pemerintah Tiongkok melawan virus corona tidak menghalanginya dari kampanye umum untuk menghancurkan semua suara-suara tidak setuju dan penyerangan bengisnya terhadap kebebasan berekspresi," kata Poon.

"Xu sudah diincar otoritas [Tiongkok] sejak dia menghadiri pertemuan para aktivis HAM di Xiamen pada Desember, dan sejak itu mengkritik penanganan krisis virus corona oleh Presiden Xi," tambahnya.

"Penangkapannya tampaknya berhubungan dengan kemunculannya di pertemuan Xiamen."

Dalam pertemuan itu, Xu dan para aktivis lainnya membicarakan tentang buruknya sikap pemerintah dalam berbagai isu, antara lain protes Hong Kong dan virus corona. Ia menuntut adanya reformasi politik di Tiongkok. Lebih dari 10 orang yang menghadiri pertemuan itu dipanggil atau ditahan polisi.

3. Kematian seorang dokter yang pertama mengungkap adanya virus corona sempat membuat publik geram

Tiongkok Tangkap Aktivis yang Kritik Xi Jinping soal Virus CoronaLi Wenliang (Weibo)

Sebelumnya, tak sedikit netizen Tiongkok yang menyoroti mahalnya harga yang harus dibayar warga ketika kebebasan berbicara dibungkam, terutama saat wabah mengintai nyawa mereka. Li Wenliang jadi orang pertama di dunia medis Tiongkok yang memperingatkan soal adanya virus corona baru pada 30 Desember.

Li menjelaskan, mereka terinfeksi virus yang mirip Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) dan meminta rekan-rekannya untuk berhati-hati. Ia justru dituduh menyebarkan hoaks. Setelah pesannya menyebar, ia sampai didatangi oleh polisi dan dipaksa mengaku telah menyampaikan pernyataan keliru.

Ironisnya, Li justru terinfeksi virus corona dan meninggal pada pada Jumat (7/2). Dilansir Reuters, kematiannya menjadi trending topic dalam semalam dan dilihat lebih dari 1,5 miliar kali. Netizen juga dengan intens membicarakan mengenai topik bahwa "pemerintah Wuhan berutang permintaan maaf kepada dokter Li Wenliang".

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya