Indonesia Menanti Kiriman Vaksin COVID-19 Gratis dari COVAX

Jumlahnya antara 3-20 persen total penduduk

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi kembali menegaskan bahwa Indonesia akan mendapatkan vaksin gratis karena telah bergabung dengan Program COVAX. Sementara itu, negara-negara maju akan mendapat vaksin dengan harga subsidi jika bergabung dengan lembaga tersebut.

“Gratis (untuk Indonesia dan negara miskin). Subsidi, dalam konteks negara maju yang disubsidi,” ujar Retno melalui pesan singkat kepada IDN Times, Senin (18/1/2021).

Bergabung dengan COVAX merupakan salah satu dari lima jalan yang telah ditempuh pemerintah RI untuk mendapatkan vaksin virus corona. Pada akhir Desember lalu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Indonesia telah menempuh lima jalur untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Lima jalur tersebut terdiri dari empat kerja sama bilateral dan satu kerja sama multilateral, yaitu COVAX.

Lantas, kapan dan berapa banyak Indonesia bisa menerima vaksin dari jalur COVAX tersebut? Berikut fakta-fakta seputar pengadaan vaksin COVID-19 Indonesia melalui program yang dikelola Global Alliance for Vaccines and Immunisation (Gavi) tersebut.

Baca Juga: Dirut Bio Farma Akui Indonesia Susah Cari Pasokan Vaksin COVID-19

1. Indonesia bisa mendapatkan vaksin untuk kebutuhan 3-20 persen penduduk

Indonesia Menanti Kiriman Vaksin COVID-19 Gratis dari COVAXCOVAX/Gavi.org

Retno mengatakan Indonesia akan menerima vaksin untuk kebutuhan antara 3-20 persen jumlah penduduk negara sekitar kuartal II tahun ini. Ia juga memperingatkan soal sejumlah faktor yang mungkin akan mempengaruhi keputusan pemberian vaksin tersebut.

“Mudah-mudahan dengan terpilihnya saya sebagai Co-Chair COVAX-AMC Engagement Group, semua isu policy kita bisa paham lebih banyak. GAVI beri ancer-ancer Q2, semula Q3-Q4. Tapi sekali lagi banyak sekali faktor yang tentukan,” kata menteri yang terpilih menjadi Co-Chair COVAX-AMC Engagement Group pada 13 Januari 2021 tersebut.

Senada, Menkes Budi Gunadi sebelumnya mengatakan dari hasil menjalin kerja sama multilateral dengan institusi GAVI (COVAX Facility), Indonesia akan memperoleh 16-100 juta dosis vaksin atau 3-20 persen dari jumlah populasi Indonesia.

“Mereka memberikan vaksin yang sifatnya gratis, angkanya masih bergerak berapa dosis yang bisa diberikan ke Indonesia,” ujarnya.

2. COVAX bertujuan keadilan akses vaksin COVID-19 bagi negara-negara di dunia

Indonesia Menanti Kiriman Vaksin COVID-19 Gratis dari COVAX(Menteri Luar Negeri Retno Marsudi) www.twitter.com/@setkabgoid

COVAX merupakan sebuah inisiatif yang dipimpin oleh aliansi vaksin GAVI, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI). Tujuan utama dari dibentuknya aliansi ini adalah untuk memastikan akses yang adil ke vaksin COVID-19 untuk negara-negara miskin.

Aliansi ini diluncurkan pada bulan April oleh WHO, Komisi Eropa, dan Prancis sebagai tanggapan atas pandemik COVID-19. “Menyatukan pemerintah, organisasi kesehatan global, produsen, ilmuwan, sektor swasta, masyarakat sipil, dan filantropi, dengan tujuan menyediakan akses inovatif dan setara ke diagnostik, perawatan, dan vaksin COVID-19,” jelas GAVI di situs resminya.

Inisiatif ini lahir di tengah perlombaan negara-negara di dunia dalam memesan vaksin COVID-19 bagi kebutuhan penduduk mereka. Amnesty International dan beberapa organisasi lainnya yang tergabung dalam Aliansi Vaksin Rakyat (PAV) melaporkan bahwa 53 persen dari vaksin-vaksin COVID-19 yang kemanjurannya menjanjikan sudah diborong dan bahkan ditumpuk oleh negara-negara kaya, sebagaimana dilaporkan BBC, Rabu, 9 Desember 2020.

Analisis aliansi tersebut menunjukkan negara-negara kaya sudah membeli lebih dari cukup stok vaksin COVID-19 bahkan bisa melakukan tiga kali vaksinasi ke seluruh penduduknya. Kanada contohnya, memesan stok vaksin untuk semua warganya hingga bisa melakukan lima kali vaksinasi. Israel diberitakan bahkan bisa melakukan 10 kali vaksinasi untuk setiap warganya dengan jumlah stok vaksin yang mereka pesan. 

Fakta ini mengkhawatirkan karena negara-negara dengan berpendapatan rendah tidak akan mampu memberikan vaksin bagi semua warganya. Menurut penghitungan Aliansi Vaksin Rakyat, negara berpendapatan rendah hanya mampu melakukan vaksinasi terhadap 1 dari 10 warga mereka. 

Baca Juga: Daftar 5 Pesanan Vaksin COVID-19 Indonesia dan Jumlahnya

3. Salah satu jalur Indonesia memperoleh vaksin di samping pemesanan via bilateral

Indonesia Menanti Kiriman Vaksin COVID-19 Gratis dari COVAXInfografis Rencana Pengadaan Vaksin pada 2021 (IDN Times/Arief Rahmat)

Menkes Budi menjelaskan, jalur multilateral melalui COVAX adalah salah satu upaya pemerintah dalam pengadaan vaksin COVID-19 di samping kerja sama bilateral. Dari jalur bilateral, Indonesia sudah membidik sejumlah sumber vaksin. Dari jalur ini, Indonesia akan mendapat sekitar 400 juta dosis vaksin COVID-19. 

Ada vaksin CoronaVac buatan perusahaan bioteknologi Tiongkok Sinovac yang sudah digunakan dalam vaksinasi perdana dan kini dikenal luas masyarakat Indonesia. Selain itu, masih ada merek-merek lainnya yang akan dipesan Indonesia.

Ada vaksin dari perusahaan bioteknologi AS Novavax, vaksin perusahaan multinasional berbasis Inggris-Swedia AstraZeneca yang bekerja sama dengan Oxford University, serta farmasi AS Pfizer yang bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech.

Budi berharap vaksin-vaksin tersebut bisa segera tiba di Indonesia secara bertahap, sehingga, penyuntikkan vaksin ke seluruh masyarakat Indonesia bisa segera terlaksana. “Jadi untuk menjamin keterjaminan datangnya vaksin, sumbernya kita lakukan dari empat sumber yang berbeda,” kata Budi dalam siaran virtual pada 29 Desember.

4. Vaksin gratis akan bantu Indonesia menghemat anggaran

Indonesia Menanti Kiriman Vaksin COVID-19 Gratis dari COVAXInstagram.com/@smindrawati

Menanggapi kabar vaksin gratis dari COVAX, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan hal tersebut dapat menghemat anggaran vaksin dan vaksinasi tahun ini yang diproyeksi mencapai Rp73 triliun.

“Estimasi biaya pengadaan vaksin dan program vaksinasi, lebih dari Rp 73 triliun, sehingga vaksin dari GAVI COVAX membantu kebutuhan program vaksinasi. Ini prioritas tertinggi bagi anggaran dalam menyediakan vaksin dan vaksinasi,” kata Sri Mulyani dalam acara Penandatangan Formulir Vaksin Gavi Covas Facility, Kamis (7/1/2021).

Sri Mulyani juga mengatakan bahwa pihaknya memastikan seluruh anggaran vaksin dan vaksinasi pada 2021, yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021, akan terpenuhi.

“Vaksinasi langkah yang penting, akses vaksin berbagai produk yang dikembangkan akan sangat penting, ada kepastian bagi Indonesia dengan adanya vaksin  GAVI COVAX. Sekaligus tambahan pilihan dan ketenangan bagi masyarakat,” kata dia.

Baca Juga: [LINIMASA] Kemajuan Vaksin COVID-19 Terkini di Dunia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya