Ketimbang Sibuk Urusi Jatah Menteri, PDIP Pilih Penguatan Pancasila

PDIP tak ajukan nama bakal calon menteri ke presiden

Jakarta, IDN Times - Partai politik sudah mulai menyodorkan nama-nama kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo terkait kursi menteri dalam Kabinet Kerja jilid II. Anggota Partai Demokrasi Persatuan Indonesia (PDIP) Zuhairi Misrawi mengatakan pihaknya tidak memiliki urgensi terkait jumlah menteri yang akan duduk di kursi Kabinet Kerja Jilid II.

Zuhairi menegaskan, PDIP lebih memfokuskan kepada proses mempersatukan Indonesia usai Pemilu 2019, saat ditemui di wilayah Wahid Hasyim, Jakarta Pusat hari ini (6/7).

Baca Juga: PKB dan NasDem Disebut Mintah Jatah Menteri, Begini Respons PDIP

1. PDIP tak fokuskan kursi menteri

Ketimbang Sibuk Urusi Jatah Menteri, PDIP Pilih Penguatan PancasilaIDN Times/Marisa Safitri

Zuhairi mengatakan fokus utama PDIP saat ini adalah memperjuangan ideologi Pancasila. Menurutnya, hal tersebut lebih penting dibanding angka-angka jumlah menteri di kabinet.

"Kami sebagai partai yang kokoh berdiri pada Pancasila kami lebih tertarik membahas itu sehingga apapun dan bagaimana pun kabinet harus membumikan Pancasila. Kalau Pancasila ini kokoh maka indonesia aka

2. Figur yang diajukan PDIP

Ketimbang Sibuk Urusi Jatah Menteri, PDIP Pilih Penguatan PancasilaIDN Times/Istimewa

Zuhairi menilai saat ini Indonesia memiliki banyak sekali figur-figur yang dapat membantu Presiden Jokowi di kabinet. Sehingga menurut Zuhairi, hal yang harus dilakukan Presiden Jokowi hanya tinggal memilih yang terbaik dari yang baik

"Kita sudah ada dalam masa indonesia emas. Ada mbak Meutya, ada bang Daniel yang cocok jadi menteri. Jadi tak ada masalah. Kita punya banyak kader baik dari partai politik maupun diluar partai politik," kata Zuhairi.

3. Pembangunan SDM menjadi poin utama pembangunan Indonesia

Ketimbang Sibuk Urusi Jatah Menteri, PDIP Pilih Penguatan PancasilaIDN Times/Daruwaskita

Zuhairi menjelaskan concern PDIP saat ini adalah bagaimana Pancasila dibumikan, kemandirian dalam ekonomi, dan memperkuat akar budaya agar kokoh dan sebagai jalan hidup bangsa.

"Cara pikirnya harus bersifat komprehensif. Bagaimana kedaulatan politik kita dan kepribadian bangsa betul- betul kokoh. Ini menjadi tantangan yang harus kita jawab bersama-sama," ujar Zuhairi.

Solusinya, kata dia, adalah pembangunan sumber daya manusia. "Ini yang menjadi concern Presiden Jokowi adalah siap membangun manusia Indonesia yang mampu menjawab tantangan zaman baik itu ekonomi ataupun kebudayaan," sambungnya.

Baca Juga: Menanti Rekonsiliasi, Jokowi Harus Menyambangi Prabowo?

4. Rekonsiliasi juga menjadi perhatian khusus

Ketimbang Sibuk Urusi Jatah Menteri, PDIP Pilih Penguatan PancasilaIDN Times/Margith Juita Damanik

Rekonsiliasi menjadi perhatian khusus PDIP usai Pemilu 2019. Zuhairi mengatakan rekonsiliasi harus digaungkan. Menurut Zuhairi, Indonesia dikatakan gagal jika gagal rekonsiliasi, apapun posisi dalam partai politik dan sehebat apapun partai politiknya.

"Jangan kita mewarisi pada generasi muda dengan konflik-konflik. Kita harus warisi harapan, mimpi, persatuan. Dan ini yang menjadi kekhasan Presiden Jokowi adalah kerja dan ini adalah inspirasi dari Bung Karno. Setelah rekonsiliasi maka ini kita bekerja," tutur Zuhairi.

Baca Juga: Hasto PDIP: Koalisi yang Sehat Dibangun Sebelum Pilpres

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya