Pangkalan Militer Dirudal Iran, Ini Pidato Resmi Presiden Donald Trump
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya mengeluarkan pidato resminya terkait serangan rudal yang diarahkan Iran ke markas militer Amerika Serikat di Irak. Secara mengejutkan, Trump menegaskan tidak akan membalas serangan terkait konflik yang disebut-sebut berpotensi menjadi perang ketiga tersebut.
Dilansir dari New York Time, Trump menegaskan tidak ada warga negara Amerika yang menjadi korban dalam serangan ke pangkalan militer di Irak. Tak hanya itu, Trump juga menyerukan diplomasi baru.
1. Trump sebut Iran tampak akan mundur
"Iran tampak akan mundur, dan itu hal yang baik untuk seluruh pihak yang berkepentingan dan sangat baik untuk dunia," kata Trump. "Amerika Serikat bersedia merangkul perdamaian dengan siapa pun," tambah dia.
Trump memberikan kecaman terhadap kampanye teror, pembunuhan dan kekacauan Iran. Alih-alih memberi perintah untuk menyerang, Trump memilih "mengancam" dengan peningkatan kekuatan ekonomi dan menyerukan negosiasi baru.
Baca Juga: Konflik Iran VS AS Memanas, RI Siapkan Rencana Kontingensi Bagi WNI
2. Ekonomi jadi jalur perlawanan yang dipilih Trump
Editor’s picks
Dalam pidatonya, Trump menegaskan akan memberikan sanksi tambahan di sektor ekonomi dan finansial. Serangan secara militer dipastikan tidak akan dilakukan oleh Amerika.
"Fakta bahwa kita memiliki militer dan peralatan yang terbaik, tidak berarti kita harus menggunakannya," kata Trump. Kekuatan ekonomi dan militer Amerika dipercaya Trump menjadi pencegahan terbaik.
3. Pandangan analisis terkait keputusan ini
Pernyataan Trump dikeluarkan beberapa jam setelah pemerintah Iran disebut-sebut telah mempersiapkan langkah-langkah profesional untuk membalas pembunuhan terhadap Mayor Jenderal mereka, Qassim Suleimani.
Rudal diluncurkan di dua pangkalan militer Irak yang menampung pasukan Amerika. Tidak ada warga Amerika yang terluka akibat kejadian tersebut.
Peneliti menilai, meski Iran dan Amerika menjauh dari bentrokan militer ini, bukan berarti konflik antar keduanya berakhir. Konflik bisa saja berjalan dengan cara yang lain.
Iran disebut beberapa ahli memiliki banyak kelompok proksi yang berpotensi menimbulkan masalah baik bagi pasukan Amerika dan pasukan sekutu. Kemungkinan cyberstrike Iran pada fasilitas domestik juga dicatat para ahli menjadi salah satu hal yang perlu diwaspadai.
Baca Juga: Konflik AS-Iran Pengaruhi Harga Minyak, Saham pun Melemah