Menhub Sebut COVID-19 Hanya Satu Gelombang dan Akan Selesai September
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pandemik virus corona atau COVID-19 di Indonesia kemungkinan hanya akan berlangsung satu gelombang. Dia juga meyakinkan, pandemik virus corona akan disesaikan dan berakhir September mendatang.
“Kami dari sektor perhubungan selalu menjadikan kesehatan itu panglima, tidak dibayangkan seperti yang terjadi sekarang. Di Beijing ada second wave (gelombang kedua), kita tak ingin itu terjadi. Bapak Presiden bilang kalau kita bisa ini cuma sekali gelombang dan kita selesaikan bulan September, Insyaallah,” kata Budi Karya, Selasa (16/6), seperti dikutip dari Antara.
Untuk diketahui, Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Virus Corona atau COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia saat ini mencapai 43.803. Dari jumlah itu, ada 1.041 kasus baru yang berhasil dihimpun pemerintah.
"Protokol kesehatan adalah kunci untuk mengurangi jumlah infeksi di tengah masyarakat," ujar Yuri dalam keterangan pers yang disiarkan langsung dari channel YouTube BNPB Indonesia, Jumat (19/6).
Baca Juga: 2 Warga Banyuwangi Positif Virus Corona, Tertular dari Rekan Kerja
1. Masyarakat diminta bertahan dan tak boleh terkapar
Budi juga mengatakan bahwa Presiden Joko "Jokowi" Widodo berpesan supaya masyarakat dan seluruh elemen masyarakat lainnya tidak larut dalam pandemik COVID-19. Masyarakat diminta untuk bertahan dan tidak boleh jatuh terkapar.
“Di satu sisi kesehatan adalah panglima yang harus kita jaga, tetapi kita punya amanah lain, kita punya tugas-tugas lain, kita harus bertahan, kita tidak boleh terkapar,” katanya.
2. Indonesia sudah masuk adaptasi new normal
Budi mengingatkan, saat ini Indonesia sudah memasuki adaptasi normal baru atau new normal yang harus diawasi dan dipatuhi bersama-sama. Adaptasi terhadap new normal, kata dia, tak pernah terpikirkan sebelumnya dan datang secara tiba-tiba.
“Suatu adaptasi yang tidak pernah kita pikirkan, tidak pernah kita bikin feasibility study (studi kelaikan), tidak pernah ada justifikasinya apa yang harus kita lakukan, tapi harus kita lakukan. Oleh karena itu, adaptasi baru ini harus kita endorse dan awasi sama-sama,” katanya.
3. Kemenhub bahas permasalahan tarif dengan Gugus Tugas
Sedangkan di sektor perhubungan, kata Budi, menurunnya okupasi telah berpengaruh terhadap pendapatan yang merosot.
Karena itu, lanjut Budi, pihaknya kini sedang membahas permasalahan tarif dengan Gugus Tugas.
“Tidak mungkin Kemenkes sendiri, tidak mungkin kami Kemenhub sendiri, oleh karenanya hierarki ada Gugus Tugas, saya sedang bahas tarif dan data-data transportasi,” kata Budi Karya.
Baca Juga: Kemenhub Bolehkan Penumpang Pesawat 70 Persen dari Kapasitas