Apa Faktor Pemicu Ani Yudhoyono Bisa Menderita Kanker Darah

Jakarta, IDN Times - Mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono menderita blood cancer atau kanker darah. Hal itu disampaikan oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam video berdurasi hampir lima menit itu, SBY mengungkapkan bahwa Ani adalah sosok wanita yang kuat.
"Saya amat mengetahui Ibu Ani adalah sosok yang kuat, tabah dan tegar dalam menghadapi tantangan kehidupan, termasuk ketika kami bersatu dalam suka dan duka selama 10 tahun. Saya mengemban tugas memimpin Indonesia dulu," kata SBY di dalam rekaman video yang diterima IDN Times, Rabu (13/2).
Kini, Ibu Ani menjalani perawatan intensif di National University Hospital, Singapura. Kabar tersebut menyita perhatian publik dalam beberapa hari terakhir. Lantas, apa penyebab kanker darah? Apa saja yang memicu penyakit tersebut? Berikut penjelasan dr Ronald A. Hukom, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Kanker Dharmais.
1. Kanker darah dipicu oleh bermacam faktor

Ronald menjelaskan, faktor risiko kanker darah antara lain usia yang semakin tua, radiasi, bahan kimia (pestisida, benzen), paparan elektromagnetik, dan obat, misalnya terapi kanker lainnya (sitostatik, radiasi).
"Tak ada hubungan jelas kanker darah dengan stress," ujar Ronald kepada IDN Times, Rabu (13/2).
2. Kanker darah ditandai oleh anemia hingga infeksi

Dia melanjutkan, tanda-tanda atau gejala kanker darah adalah kulit pucat (anemia), kulit lebam dan perdarahan, demam atau tanda infeksi. Hal itu bisa terlihat dari hasil laboratorium dan dipastikan dengan pemeriksaan sumsum tulang. Menurut Ronald, tak ada perbedaan cara mendeteksi kanker pada orang dewasa dan anak-anak.
"Tidak ada perbedaan, kecuali pada anak ada beberapa kelainan congenital (jarang) bisa berhubungan dengan leukimia akut, seperti sindroma down, anemia fanconi," tuturnya.
3. Deteksi dini kanker dapat dilakukan setahun sekali

Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin) cabang DKI Jakarta tersebut, kanker dapat dicegah sejak dini. Hal itu dilakukan melalui screening rutin setahun sekali.
"Fasyankes primer bisa melakukan pemeriksaan awal untuk kanker, terutama kanker yang sering dijumpai, misalnya kanker leher rahim, kanker payudara, kanker usus besar," ujarnya.
4. Sebanyak 348 orang menderita kanker setiap tahun

Ronald menyebut, tahun 2018 ada sekitar 348 ribu penderita kanker baru setiap tahun di Indonesia, 58 ribu di antaranya penderita kanker payudara, 30 ribu kanker paru, dan 30 ribu kanker usus besar.
"Sementara kanker darah (limfoma, leukemia, mieloma) hanya beberapa ribu orang," kata Ronald.