Jepang Bantu Pemprov DKI Rp4,5 Triliun untuk Bangun MRT Fase 2a CP-201

Fase CP-201 meliputi kawasan Thamrin dan Monas

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendapat bantuan dari perusahaan Jepang, Shimitsu Kobayashi yang dikonsorsium dengan PT Adhi Karya JV, untuk membangun Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta fase 2a CP-201.

Pembangunan fase 2a paket CP-201 rencananya meliputi Stasiun MRT Thamrin dan Monas, yang dimulai pada Maret 2020.

"Fase 2 A CP-201 akan mengerjakan terowongan sepanjang 2,8 km dari Bundaran HI sampai ke Sarinah, ditambah dengan dua stasiun bawah tanah, yaitu stasiun Thamrin dan Monas," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Senin (17/2).

1. Paket fase CP-201 menghabiskan biaya Rp4,5 triliun

Jepang Bantu Pemprov DKI Rp4,5 Triliun untuk Bangun MRT Fase 2a CP-201Ilustrasi (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Selain CP-201, pembangunan MRT fase kedua juga akan dibagi lagi menjadi CP-202 dan CP-203. CP-202 meliputi Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar, sedangkan CP-203 meliputi Glodok dan Kota dengan target pengerjaan hingga Desember 2024.

"Nilai kontrak pekerjaan ini adalah sekitar Rp4,5 triliun rupiah," kata William.

Baca Juga: MRT Jakarta Pasang Flood Gate untuk Cegah Banjir Masuk Stasiun

2. Anies menyebut proyek MRT fase kedua cukup rumit

Jepang Bantu Pemprov DKI Rp4,5 Triliun untuk Bangun MRT Fase 2a CP-201Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang hadir menyaksikan penandatanganan kontrak kerja sama mengatakan, pembangunan proyek lanjutan ini cukup rumit dalam perencanaannya.

Sebab, kata Anies, moda transportasi ini akan dibangun melintasi kawasan strategis dengan konsekuensi lingkungan tersendiri.

"Karena menyangkut kawasan strategis dan tantangan alam yang tidak sederhana," kata dia.

3. Pembangunan stasiun MRT tak akan mengubah bentuk Monas

Jepang Bantu Pemprov DKI Rp4,5 Triliun untuk Bangun MRT Fase 2a CP-201Ilustrasi (IDN Times/ Dhiya Awlia Azzahra)

Sementara, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim memastikan pembangunan stasiun MRT di kawasan Monumen Nasional (Monas) tak akan mengubah bentuk cagar budaya itu. Sebab, ketika sudah jadi stasiun MRT akan berada di bawah tanah.

"Di atas permukaan itu akan kembali penghijauan kembali. Tidak akan seperti kelihatan ada stasiun, karena semuanya ada di bawah tanah," ujar dia.

Silvia menjelaskan di atas permukaan tanah kawasan Monas hanya akan terlihat pintu masuk ke stasiun bawah tanah yang letaknya berada di sisi tenggara. Pintu masuk ini juga didesain, agar tak mengganggu pandangan terhadap tugu Monas.

"Pintu masuk ini nanti memungkinkan adanya akses penumpang juga masuk ke dalam kawasan Monas," kata dia.

Baca Juga: Anies Tak Ingin Masalah Transportasi Era Ahok Terjadi pada MRT Fase 2

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya